Jogja, aku jatuh cinta.. #3rdDay

Sabtu, 17 November 2012

Hari terakhir liburan di Jogja.. Ah, betapa waktu terasa berputar begitu cepat ya kalau kita sedang menikmati sesuatu terutama liburan. Di hari ketiga itu, berhubung kami diburu waktu dengan jadwal pulang, jadilah rencana hari itu kami hanya akan ke beberapa lokasi ..Malioboro (lagi), Pasar Beringharjo dan kawasan sekitarnya..

Entah kenapa, hari itu mood saya roller-coaster sekali, super moody. Jadilah hari itu saya pergi dibalut rasa malas luar biasa. Perjalanan pagi itu dimulai pukul 9 pagi, destinasi pertama yang hendak kami kunjungi kawasan Malioboro, hendak berbelanja untuk membawakan oleh-oleh ceritanya.. Tapi sayangnya, arus kendaraan yang ramai luar biasa membuat kami harus berputar-putar hanya untuk sekedar mencari tempat parkir. Setelah merasa putus asa, kami akhirnya memutuskan untuk pergi mencari tempat makan dulu.

Warung SS alias Warung Serba Sambal menjadi pilihan kuliner kami pagi itu. Jadi, konsep utama yang ditawarkan di tempat makan ini adalah aneka macam sambal yang akan disajikan bersama dengan pilihan lauk yang kita pilih. Mulai dari sambal bajak, sambal tempe, sambal terong dan berbagai macam jenis sambal lain yang tidak saya hapal semua.

Nah setelah selesai makan, perjalanan pagi itu kami lanjutkan kembali, kali ini menuju ke terimal Lempuyangan untuk menukarkan tiket online dan ke Kotagede, pusat kerajinan perak di Jogja. Lokasi perajin perak ada di hampir setiap sudut Kotagede ini. Menurut penglihatan saya, hampir sepanjang jalan Kotagede terdapat puluhan toko yang berjejeran untuk menjual aneka aksesoris yang terbuat dari perak. Saya sendiri karena berhubung sedang moody dan cuaca panas terik akhirnya memilih untuk menunggu di mobil, ngobrol. Setelah sekitar 30 menit, teman-teman lain yang hendak membeli kerajinan akhirnya kembali dan lagi kami pergi ke Malioboro.

Stasiun Lempuyangan

Tiket Kereta
 Lagi, sesampainya disana kami dipusingkan dengan sulitnya mencari tempat parkir, tapi untungnya setelah berkeliling kami pun mendapat tempat. Saya dan teman-teman lain berpisah disana dan berjanji untuk bertemu lagi ditempat ini sekitar pukul 4 sore harinya. Dan disinilah petualangan dimulai...

Saya berpisah dengan teman-teman lain. Sendirian. Setelah selesai solat dzuhur, saya masuk ke kawasan Pasar Beringharjo. Lucunya, pagi hari sebelum kami berangkat, saya dan masden sempat menonton salah satu acara tv yang kebetulan sedang meliput tentang wisata kuliner Jogja ..ituloh si bapak maknyus! Ha. Pasar Beringharjo siang itu sungguh ramai luar biasa dan ditengah keramaian itu saya celingak celinguk sendirian kayak anak ilang, duh. Disini saya mulai melihat-lihat barang yang sekiranya bisa saya bawa sebagai oleh-oleh, ya nggak jauh dari batik, aksesoris dan benda sejenisnya.

Oya, saat menonton liputan TV sebelumnya, saya melihat Pak Bondan membeli makanan di depan Pasar Beringharjo, Nasi Pecel! Berhubung lapar, saya juga nekat cari ke tempat Pak Bondan itu dan makan lah saya dengan lahap ..sendirian di tengah keramaian. Seru sih sebenarnya, saya suka seperti ini. Get lost, ditempat asing, dan sendiri.. Sensasinya beda. Setelah makan, saya kembali cari-cari oleh-oleh. Harga batik disini juga ternyata pas saya tanya penjualnya nawar dengan harga tinggi, duh. Berhubung bisa sedikit bahasa Jawa, sedikit banget malah, saya nekat coba nawar pake bahasa Jawa tapi si Mas-nya malah ketawa terus nanya 'Asli sunda ya, mba?'. Oke, saya nggak bakat nyamar. Hahahaaa.

Di Pasar Beringharjo saya cuma dapat satu baju buat adik perempuan saya, batik untuk seorang teman dan beli beberapa phasmina buat saya sendiri. Krikk. Dari situ saya sempat ke salah satu toko batik di Jalan Malioboro dan beli satu buah batik couple, ceritanya sih buat saya sama papah. Romantis banget kan ya :\ Tapi saya bertekad, kalau lain kali saya kemari lagi harus latihan dulu bahasa Jawa supaya bisa nawar. Titik!

Setelah hampir 2 jam berjibaku dengan padatnya arus lalu lalang orang di Pasar Beringharjo dan Malioboro, teman saya mengabari kalau mereka udah selesai dan menunggu di mobil, yang artinya saya harus cepat kembali untuk bersiap pulang. Masih ada beberapa item sih sebenarnya yang ingin saya beli, tapi karena berhubung waktu yang terbatas, juga uangnya, ehm. Lalu, ditengah jalan saya bertemu masden yang kebetulan juga sedang berusaha menghubungi saya. Hmm, sempat mengitari beberapa toko sih buat cari barang yang ingin saya beli, tapi hasilnya nihil. Akhirnya saya menyerah. Dari situ dia mengajak saya untuk pergi ke pabrik bakpia, Bakpia 25 katanya yang terkenal, naik becak! Waw. Dengan tarif 5000 satu kali perjalanan, si tukang becak ini mengantar kami ke tempat tujuan, tapi kemudian satu fakta baru terungkap ..cie bahasanya. Sebelum kemari saya sempat baca sebuah thread di kaskus soal wisata jogja, nah salah satunya ada yang menginformasikan kalau kita mau pakai becak disini harus hati-hati, biasanya tukang becaknya udah punya koneksi dengan tempat-tempat tertentu untuk nawarin barang, ceritanya sih jadi marketing gitu deh. Dan benar ternyata, oknum tukang becak satu ini juga, dia kekeuh menawarkan salah satu pabrik bakpia 9X, dan menjelek-jelekan toko lain. Ih..

Toko Bakpia XX

Akhirnya, semua selesai. Kami bergegas untuk pulang ke rumah kiky, untuk berkemas dan bersiap pulang karena kereta yang kami tumpangi nantinya berangkat pukul 19.34 dari Stasiun Kereta Lempuyangan. Saat hendak pulang ini juga ada insiden lucu.. berhubung jarak dari rumah kiky ke stasiun katanya dekat dan bisa naik motor kesananya, jadi pada leha-leha buat ke stasiun, saya sendiri dari awal udah sewot supaya kami berangkat sehabis magrib. Etapi ya dasar, masuk kuping kiri keluar kuping kanan, gak didenger. Nah, pas menit-menit menjelang waktunya, semua was-was takut ketinggalan kereta, sampai ngerepotin 2 orang teman kiky lain buat anter ke stasiun ..dan setelah verifikasi identitas diri, mencocokan data diri dengan nama ditiket ....jrengjreng~ ada sebuah pengumuman bahwa kereta Gaya Baru Malam jurusan Surabaya - Jakarta baru akan datang jam 20.10. Hahaha, sial.




Ini kali pertama saya naik kereta api, haha cupu ya? Biar. Dari dulu saya memang ingin coba naik kereta, tapi belum pernah kesampaian. Nah, kali ini akhirnya kesampaian juga, walaupun naik kereta Ekonomi AC yang ternyata tempat duduknya luar biasa nggak nyaman. Tegap. Hampir 90 derajat. Can you imagine? But, I really enjoy this trip. Entah saya yang berlebihan apa gimana, tapi rasanya super excited aja naik kereta dari Jogja ke Jakarta. Sepanjang perjalanan, sampai kira-kira jam 2 subuh, saya tetap terjaga ..menikmati perjalanan, mencoba melihat jalanan ditengah gelapnya malam. Sambil sesekali bersenda gurau sama masden juga mas awal, karena mba sinta sama mas ilmi udah tepar duluan. Sampai akhirnya saya tertidur dan terbangun tepat pukul 5 pagi. Coba tebak apa, cuaca diluar sungguh sangat cerah dan saya bisa melihat hamparan sawah yang mulai menguning saat kami baru sampai di sekitar daerah cikampek pagi itu. 1 jam berselang, akhirnya kami sampai di Stasiun Pasar Senen..

Liburan telah usai. Sekarang waktunya kembali melihat fakta dan realita kalau besok nyatanya kami harus bekerja lagi, ha!

Jogja menjadi kota penuh nostalgia bagi siapa saja yang berkunjung kesana. Bukan hanya karena pilihan tempat wisata yang beragam, mulai dari barisan pantai mengagumkan di Gunung Kidul, Pantai legendaris Parang Tritis, wisata religi yang beragam seperti candi dan makam, Malioboro yang menjadi denyut nadi perekonomian dan pusat budaya Jogja, aneka jenis kuliner, semua bisa kita temukan di Yogyakarta. Oya, ada satu lagi yang akan selalu saya rindukan dari kota satu ini, penduduknya yang ramah.

Ya ....Jogja, sebuah kota yang tidak akan pernah habis dibahas dalam sebuah tulisan, walaupun dengan puluhan halaman. Jogja dengan sejuta pesona-nya, dengan segala sejarah yang terkandung didalamnya, dengan keindahan yang bahkan terkadang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tawa, canda, senyum, sapa.. Iya, Jogja, kota yang membuat saya jatuh cinta..

Masih banyak tempat yang ingin saya kunjungi, terutama kawasan Gunung kidul yang terkenal dengan  deretan pantai dan gua. Ah, rasanya tak ingin berakhir menikmati setiap jengkal keindahan kota ini. Tidak melulu soal wisata, pantai, dan deretan alternatif wisata lainnya. pokoknya seluruh daerah di provinsi ini memiliki paras elok yang sayang bila dilewatkan begitu saja. Di lain kesempatan, saya janji saya akan kemari lagi, membawa suatu cerita lain.

Jogja, aku jatuh cinta...


xx,
agistianggi