Perubahan Hanya Milik Para Pemberani

Terinspirasi dari sebuah tulisan di sebuah harian Ibu Kota, 'Perubahan Hanya Milik Para Pemberani', begitu katanya. Perubahan-Hanya-Milik-Para-Pemberani. Sengaja saya ulang untuk mencari filosofi makna pemilihan kata-kata ini..

Di umur saya yang ke 21 sekarang ini, nyatanya banyak sekali tantangan yang saya rasa sangat sulit untuk ditaklukan. Beberapa diantaranya soal kebiasaan buruk dan menghilangkan rasa malas. Mereka bilang semua tantangan itu harus dihadapi, atau tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Menurut saya, beberapa tantangan bisa ditempuh dengan sebuah tekad dan keberanian, tapi beberapa sisanya tidak cukup hanya bermodalkan tekad saja ternyata.

Seringkali saya berpikir dan merenung sampai akhirnya berani memberikan suatu kesimpulan bahwa untuk perubahan, sebuah keberanian itu harga mati. Keberanian merupakan modal awal, yang tidak bisa ditawar menawar, hal ini berlaku jiga kita ingin berubah, ingin menaklukan suatu tantangan atau bahkan ingin menjadikan suatu halangan menjadi hal yang justru menantang. Niat, keinginan dan kesempatan hanya sebagian kecil dari satu hal: keberanian.

Sadar ataupun tidak, rasa takut ternyata adalah salah satu jebakan dari keinginan akan perubahan itu sendiri. Rasa takut menjadi suatu gejala umum yang menjerat kita dari keinginan untuk berubah. Maka dari itu saya pun berani mengklaim kalau perubahan hanya milik para pemberani, atau paling tidak bagi mereka yang bisa mengubah apapun dalam diri maupun lingkungannya dari hal buruk ke arah yang lebih baik, ia pantas diberi predikat pemberani.

Di dunia ini, konon segala hal telah pasti akan berubah.. Ilmu pengetahuan, teknologi, musim, semua berubah dan berkembang seiring perkembangan jaman. Tidak ada yang pasti, karena yang pasti hanya ketidakpastian itu sendiri. Ya, bahkan satu detik ini dan satu detik sebelumnya pun berubah. Tak ada yang sama. Bahkan, dalam setiap helaan nafas kita menghisap udara yang berbeda. Bagaimanapun, waktu terus berjalan maju, bukan?

Lagi, bagi saya terkadang perubahan memang selalu bahkan terlalu menyakitkan, walaupun itu bergerak ke arah yang lebih baik. Kadang kita terkejut dan merasa tidak siap begitu suatu perubahan kecil terjadi. Kita yang sebelumnya telah terbiasa dibuai kenyamanan, akan merasa terkejut saat bertemu satu perubahan kecil saja. kebanyakan dari kita demikian, mungkin, saya rasa. Kenyamanan kerapkali membuai kita sehingga kita  tak juga bisa menyesuaikan diri begitu angin perubahan datang tanpa bisa dihadang. Masalahnya lagi, seringkali kita takut menempuh suatu tanjakan walaupun tahu di depan setelah itu akan ada turunan bahkan jalan mendatar.

Jadi, setiap perubahan harus dikumpulkan dari keping-keping keberanian agar tantangan-tantangan didepan kita bisa ditaklukan. Tanpa adanya keberanian tak mungkin ada perubahan. Lagi-lagi begitu katanya..

Kelak kemudian sering saya harap tangan saya lebih dari dua.. untuk membantu sesama, merekam jejak mimpi meraih asa dan cita, juga sambil bersujud serta berdoa selagi malam.. Atau melakukan semuanya dalam satu hitungan. Ah, khayal. Semoga doa dan harapan bisa menjadi penerang, juga semoga setiap untaian detik demi detik setahun ke depan penuh dengan kejutan dan pembelajaran diiringi keberanian untuk suatu perubahan. Semoga.



xx,
agistianggi