Mengunjungi Gedung Indonesia Menggugat

Dalam rangka bingung-nggak-ada-tujuan-mau-kemana di weekend lalu, saya akhirnya mengunjungi Gedung Indonesia Menggugat yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan, dekat jembatan kereta api yang melintas di atas sungai cikapundung. Setelah sebelumnya sempat berputar-putar, dari arah Tubagus Ismail rencananya iseng mau jalan-jalan ke Museum Geologi, tapi berhubung hari itu hari minggu dan museum tutup tepat jam 2 siang, akhirnya kami berputar arah. Begitu juga dengan Museum Pos yang terletak tidak jauh dari sana, di Gedung Sate.

Bandung memang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak sekali jejak peninggalan sejarah ya. Mulai dari Gedung Asia-Afrika di Jalan Braga, Penjara Banceuy dan berbagai gedung lain dengan beragam latar belakang sejarahnya..


Bangunan Gedung Indonesia Menggugat ini sendiri bergaya ala rumah-rumah jaman dulu, kalau sering dibilang sih 'rumah peninggalan belanda' gitu. Di satu sisi, saya sendiri suka sekali dengan jenis-jenis rumah atau bangunan seperti ini, mempunyai jendela kayu dan langit-langit yang tinggi.. tapi di sisi lain juga bangunan jenis ini sangat erat kaitannya dengan hal mistis ya hihi.

Teman saya bercerita kalau tempat ini dulunya merupakan tempat dimana Presiden Soekarno melakukan pembelaan yang dinamakan Indonesia Menggugat. Dulu gedung ini bernama gedung Landraad.  Dan dari informasi yang saya dapatkan setelah googling pembacaan pledoi atau pidato pembelaan 'Indonesia Menggugat ini' terjadi pada tanggal 18 Agustus 1930. "Bahwasannya, matahari bukan terbit karena ayam jantan berkokok, tetapi ayam jantan berkokok karena matahari terbit!", kutipan kata-kata Presiden Soekarno yang sangat terkenal dalam pledoi tersebut.


Di dalam bangunan Gedung Indonesia Menggugat ini sendiri tidak banyak peninggalan sejarah yang bisa kita nikmati. Begitu masuk kita akan disuguhi dengan cerita dan foto yang berisi biografi dari Presiden Soekarno beserta serangkaian sejarah yang berkaitan dengan peristiwa 'Indonesia Menggugat'.

 

Dari situ disebelah kanan terdapat sebuah ruangan yang ukurannya kalau saya perkirakan sekitar 4 x 6 meter, dimana tempat itu adalah tempat pengadilan di mana Presiden Soekarno dan teman-temannya dari PNI diadili. Di dalam ruangan terdapat sebuah meja pengadilan dan 3 kursi hakim dengan sebuah bendera Indonesia. Oya, disana juga ada sebuah pajangan semacam koran, berita "Persatoean Indonesia".



Dibagian ruangan lain terdapat beberapa lukisan juga, tapi ruangan itu sendiri kosong. Dari ruangan itu juga terdapat sebuah ruangan yang kalau nggak salah sih namanya perpustakaan film, entah saya pun lupa, tapi isinya juga sama kosong.


Nah sekarang ini Gedung Indonesia Menggugat banyak dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan umum karena fungsinya yang kini menjadi ruang publik. Seperti saat saya kemari terdapat sebuah komunitas bernama Bipolar Disorder yang sedang mengadakan acara bertema 'I Live With #BipolarDisorder and I Survive'.

Menurut seorang panitia saat kami berbincang disana, bipolar disorder ini merupakan jenis penyakit psikologi dimana adanya perubahan mood yang sangat ekstrim pada penderitanya. Pada umumnya setiap orang pernah mengalami suasana hati yang baik dan sebaliknya, buruk. Tetapi penderita bipolar disorder ini memiliki mood swings yang eksrim, dimana pola perasaan mereka akan begitu mudah berubah secara drastis.

Komunitas ini merupakan komunitas yang concern terhadap orang-orang yang menderita bipolar disorder. Katanya orang-orang yang menderita bipolar disorder ini bisa jadi pada satu waktu merasa sangat antusias dan bersemangat sekali, lalu ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa jadi merasa sangat depresi, putus asa, pesimis dan bahkan lebih parahnya lagi mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Kabar baiknya adalah bahwa jika ditangani dengan baik, penderita bipolar ini mempunyai kreatifitas yang cukup tinggi. Saya sendiri tidak begitu paham, tapi dari pembicaraan singkat kami siang itu saya sih menyimpulkan bahwa acara 'Bipolar Disorder' ini mencoba membantu menginformasikan secara mendalam tentang hal ini kepada masyarakat umum dan membantu para penderita bipolar disorder.

Pada acara itu juga terdapat pameran hasil karya seorang penderita bipolar disorder bernama Michael. Mungkin bisa dikatakan bahwa hasil karyanya ini adalah media dia untuk mengekspresikan diri. Dari info yang saya dapatkan setelah mencari tahu lebih jauh mengenai bipolar disorder ini adalah bahwa pengobatan terbaik untuk bipolar adalah pemberian antidepresan yang dikombinasikan dengan chat therapy, hypnotherapi atau Ego State Theraphy.

Kunjungan kali ini selain menambah ilmu sejarah juga menambah pengetahuan saya tentang bipolar disorder yang sebelumnya bahkan belum pernah saya dengar. Hey, thank you!


xx,
agistianggi