Passion [Not Fashion] Show

Berawal dari cerita seru sambil les bahasa inggris online dari cambridge-academy, saya dan seorang teman bercerita sedikit pengalaman temannya-teman yang pada akhirnya membuat saya lebih mengerti kenapa passion memang sudah seharusnya saya miliki. Saya cari, lalu saya kejar dengan pasti.

Jadi, dia cerita soal temannya yang mendapatkan beasiswa short-course selama 2 minggu di Belanda dari sebuah organisasi. Dia juga menunjukkan cerita-ceritanya dalam blognya, tapi nggak berani saya publish karena harus dapet perijinan dulu dari yang punya. Dari situ berlanjut deh malem ini saya tadi baca, ubek-ubek ceritanya satu per satu. Panggil saja dia teteh 'S'.

.....ceritanya, udah beberapa tahun terakhir S ngejar banyak beasiswa untuk bisa kuliah di Belanda, tapi semua applynya selalu berakhir dengan penolakan. Puluhan kali nerima email dari universitas yang menolak permohonan beasiswanya. Sedih? Dia bilang 'ya!'. Buat S, kuliah di luar negeri udah jadi mimpinya dari dulu. Berhubung satu dan lain hal yang nggak memungkin dia menggunakan uang pribadi, beasiswa jadi satu-satunya harapan untuk mewujudkan mimpinya yang satu ini.

Dalam ceritanya lagi, S yang berkali-kali kecewa tetap nggak mau putus asa. Dia cari tahu apa sih yang jadi kekurangannya; memperbaiki CV, personal statement, dan sampai ikut tes TOEFL lagi untuk terus bisa mencari peluang kesempatan merealisasikan mimpinya belajar di Belanda. Daaaaaaaan, hasil usahanya nggak sia-sia. Mungkin kesempatan untuk melanjutkan S2-nya di Belanda belum diizinkan sama yang Maha Punya, tapi dia mendapat kesempatan short-courses di kota yang sama dengan mimpinya. 'Mungkin belum waktunya, mungkin belum saatnya atau mungkin belum rezekinya. Tapi suatu saat pasti tercapai!', ujarnya.

But, I always believe that Allah is kind, and this, for whatever reason, was for the best.


Dreams are meant to be difficult, so bear with it and never stop believing; gitu kali ya peribahasanya mah. Dan saya cuma bisa bilang ..wah, keren! Mungkin ada sedikit perbedaan persepsi antara passion dan mimpi. Tapi buat saya punya hubungan sebab-akibat yang kuat. Ada benang merahnya, berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Life has its own paths, and these paths bring us to our destiny. But first of all, all we have to do is searching for what exactly needed to fulfill our life, with passion. Then, ensure ourself that all of the things are what we really want, we really need and really suitable with our life-values. Yes!


Ketika pada satu waktu kita dihadapkan pada hal-hal yang jauh dari passion kita, ketertarikan kita, akan ada satu hal yang terasa berbeda; antusiasme. Iya, ketertarikan, passion, ketika saya menyukai apa yang saya kerjakan, suasana nyaman yang saya butuhkan, value dan nilai yang dimiliki kami sejalan; setidaknya secara nggak sadar dari awal saya bisa membayangkan bagaimana kapabilitas yang saya miliki bisa memberikan kontribusi secara maksimal nantinya dan antusiasme akan muncul dengan sendirinya.

Sedikit menambah semangat untuk nggak pernah berhenti bermimpi. Bercerita atau bertukar pendapat dengan teman soal mimpi-mimpi kita juga memperkuat afimasi, itu yang saya yakini. Semakin sering orang-orang mendengar atau meng-amin-i mimpi-mimpi kita, semakin cepat juga semesta untuk berkonspirasi merealisasikan semua apply proposal mimpi tersebut.

Dan tiba-tiba saya punya satu mimpi baru yang langsung saya tulis di wishlist ..3 atau 4 tahun lagi saya ingin mulai meraih Master Business Administration, ingin mencoba mencari beasiswa untuk melanjutkan S2 juga! Aamiin.

Dunia sudah terlalu banyak disesaki oleh hal-hal negatif, semoga kita semua nggak terbebani dengan hal yang sama ya.

Thank you for great story, Teteh :')




Hope, Effort and Pray a Lot! xx