Sahur on The Road; Ketika Semua Orang Menjadi Master Chef

Ini kali ketiga saya melakukan sahur on the road di bulan Ramadhan sama keluarga dan ngg..teman tersayang haha. Dari sekian banyak hal yang bikin kangen di bulan yang penuh berkah ini, kayak sahur, buka puasa bersama, sholat tarawih (walaupun bolong-bolong, hiiiii), jadi ajang reuni sama teman lama ....bagi saya sahur on the road ini juga sangat sangat berkesan dan ingin selalu diulang. Kenapa? Karena seisi rumah mendadak jadi Master Chef, hihi.

Jadi, sebagai salah satu ungkapan syukur, kami menyisihkan sekian persen pendapatan untuk berbagi dengan orang lain. Berhubung dana yang dikumpulkan terbatas, sedangkan jika kami memesan makanan ditempat-tempat makan jumlahnya akan sangat terbatas. Akhirnya saya dan mama menyiasatinya dengan memasak makanan sendiri, packing sendiri, dan lain sebagainya sendiri. Lalu, seisi rumah berubah menjadi Master Chef. Bahkan sampai adik saya paling kecil, Aurellia yang usianya belum genap 4 tahun, pun ikut ngerecokin masak-masak. Dia hobby bikin kue, di tab. Krik krik. Anak jaman sekarang..

Perjalanan dimulai dari berbelanja bahan-bahan apa yang akan kami masak nanti. Berbelanja di pasar dengan aneka jenis bau, mulai dari ikan, daging, sayur, belum lagi abang-abang jualan baju, kaos, semua campur aduk jadi satu. Berhubung si kecil paling anti sama pasar soalnya suka riweuh sendirian, akhirnya dia ditinggal dirumah aja biar nggak rewel (walaupun udahnya rewel juga telponin karena nggak diajak) Ish, uwen!


Sepulang dari pasar, seisi rumah langsung sibuk potong-potongin sayur, rebus telur, bumbuin ayam, goreng kerupuk dan bungkusin buat nanti subuhnya supaya nggak terlalu repot, soalnya memang pada ada acara pengajian juga di Miko Mall.



Setelah buka puasa bersama diluar sama keluarga, saya pergi jalan-jalan dan sesampainya dirumah hampir tengah malam orang-orang udah mulai sibuk didapur. Aduh, Ummu, Abah, maaf ya udah sebesar ini masih sering banget ngerepotin.

Jadi seharian itu total nggak tidur 24 jam deh, soalnya setelah selesai masak dan packing-packing makanan di dus, tugas selanjutnya bagiin makanan keliling jalan kota Bandung. Mulai dari sepanjang jalan Soekarno-Hatta, Mohammad Toha, terus berlanjut ke daerah Alun-alun, Asia-Afrika dan sekitarnya.

Mungkin nilainya nggak seberapa, tapi yang penting niatnya.. biarpun terkantuk-kantuk tapi tetap aja menyenangkan! Horaaaaaaaaaay!


Makasih ya ummu, abah, iyang, uwen dan temanku tersayang ;)


Semoga tahun depan ada rezeki lebih dan terus melakukan hal ini berulang-ulang. Syukron.