Wonderful Indonesia! Terhipnotis Mantera di Bumi Tengger Bromo

Foto: dokumentasi pribadi
Saya setuju setiap ada yang mengatakan jika Gunung Bromo tercipta bersama seribu pesona yang tak pernah gagal menghipnotis siapa saja yang jadi tamunya. Cantiknya panorama alam, entah itu siang atau malam, memang tak bisa lagi dielakkan. Sulit rasanya untuk menolak jatuh cinta pada Bromo..

Terletak di antara Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo, menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam dari Kota Surabaya ke Malang yang kemudian dilanjutkan menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional yang kian meroket popularitasnya seiring suksesnya film 5 cm pada akhir tahun lalu.

Baru saja menginjakan di kaki ditempat ini, hawa dingin yang menusuk langsung terasa hingga tulang sendi. Walaupun habis melakukan perjalanan panjang, rasanya tak ada sedikitpun keinginan untuk mandi. Menjelang tengah malam rasa kantuk tak kunjung datang, secangkir kopi atau minuman panas sejenis lainnya, juga kawan menjadi perpaduan yang lebih dari sekedar menyenangkan. Selepas tengah malam jemari tangan mulai terasa kaku, membuat kami harus ekstra melawan hawa yang terasa kian membeku.

Jam 3 pagi kami segera bersiap menuju ke view point di Pananjakan. Disini para pengunjung dapat menyewa Jeep Hardtop dengan tarif berkisar Rp 300.000, dan kapasitas 5 orang, karena pengunjung yang membawa mobil tidak diperkenankan membawa kendaraan ke dalam kawasan taman nasional mengingat medan yang curam dan berpasir. Supir hanya akan mengantar sampai termpat parkir Bukit Pananjakan. Nah, dari sana barulah kita olah raga alias berjalan kaki. 

Tepat pukul 4 pagi, langit masih berwarna keunguan berselimut kabut. Tak lama, sang fajar seolah malu-malu mengintip dari balik gunung. Bias cahaya kuningnya membelah langit, menakjubkan sekali, seolah Bromo adalah gambaran Tuhan akan serpihan kecil keindahan surga-Nya. Tubuh hanya bisa mematung, mata seakan tak berkedip menyaksikan pemandangan yang menakjubkan. Bromo, salah satu maha karya tuhan yang luar biasa. Ya, harus kita sadari bawasannya alam paling pandai menyimpan amanat, menabur iman di setiap sudutnya, menyelipkan keyakinan akan kebesaran-Nya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Melihat ratusan anak tangga yang tinggi menjulang menuju puncak sedikit menambah rasa lelah. Tapi untuk menghibur diri, saya iseng menghitung jumlah anak tangga itu. Beberapa saat hitungan terhenti karena separuh tangga berselimut pasir membuyarkan konsentrasi. Saya tak bisa berhenti berdecak kagum mengagumi Bromo dan Gunung Semeru yang terlihat begitu gagah, dibumbui pemandangan alam pepohonan dan awan cantik yang mengelilinginya.

Selanjutnya kami ke arah kawah Bromo Sesampainya di bibir Kawah Bromo, jantung pun berdebar karena kawah berpasir ini tidak berpagar. Perpaduan rasa ngeri dan kagum beradu melihat lubang hitam Kawah Bromo yang seperti hendak menelan siapapun yang berani melongoknya. Tak berhenti sampai disitu saja ternyata, panorama savana di balik gunung sudah menanti menjadi salah satu bagian suguhan dari Bumi Tengger. 

Oya, jika punya banyak waktu, mendaki Gunung Semeru yang konon dikenal sebagai Gunung Agung, Gunung yang dianggap paling suci dari semua gunung oleh umat Hindu ini bisa jadi pilihan seru. Mungkin bagi yang sudah menonton film 5 cm, film yang berkisah tentang persahabatan 5 orang pemuda ibu kota yang bermimpi untuk dapat berdiri diatas puncak tertinggi di Pulau Jawa itu, sungguh terlihat sangat menyenangkan tetapi juga penuh dengan tantangan.  

Informasi menarik lainnya soal Bromo adalah soal penduduk dan budaya lokal masyarakat setempat. Penghuni Gunung Bromo atau yang kerap dikenal dengan masyarakat suku Tengger merupakan penganut agama yang memadukan unsur-unsur agama Hindu dan Buddha Mahayana. Biasanya dalam satu kali setahun atau pada hari ke-14 bulan Kasada, masyarakat bumi Tengger melakukan upacara Yandya Kasada dengan mempersembahkan sayuran, buah, hewan ternak dan uang yang dibuang ke dalam kawah gunung berapi untuk dipersembahkan kepada para dewa.

Dan berakhir sudah memanjakan mata dengan panorama alam di sini. Hari itu juga saya harus pulang dengan berat hati dan hanya membawa potret Maha Karya Tuhan dalam bentuk gambar. Selama masih bisa, saya akan terus merekam apa yang tersaji di hadapan mata walau hanya melalui lensa kamera. Memang, sebuah foto bisa sangat terasa hidup, membuat para penikmatnya berdecak kagum menikmati keindahan yang ditampilkannya ..tapi melihat seluruh pemandangan dan nuansa itu secara langsung, menghirup udaranya, merasakan dingin atau panas cuacanya, mendengar suara paduan alam didalamnya, akan terasa ratusan kali lebih terasa indahnya. 

Bromo, tidak hanya untuk dinikmati pemandangannya, tetapi juga suasananya apalagi dengan orang-orang tersayang. Termasuk teman salah satunya. Semoga kamu juga bisa merasakannya. (atau sudah merasakannya?)

Jika ingin pergi ke Bromo, sebelum berangkat naik kereta kuda api atau alternatif transportasi lainnya, website Indonesia.Travel bisa jadi rujukan yang paling lengkap berisi panduan tentang apa saja lokasi wisata yang ada disekitar kawasan Bromo, Malang & sekitarnya juga informasi lengkap mengenai kuliner, tempat berbelanja juga akomodasi serta transportasinya  Sedikit gambaran Bromo dalam bentuk video dari Indonesia.Travel



Tulisan ini diikutsertakan dalam Wonderful Indonesia Blogging Contest dari Indonesia.travel