Menikmati Suasana Car Free Night di Kota Bandar Lampung

Menyambung tulisan dalam rangka jalan-jalan Menginjakkan Kaki Tanah Sumatera via Selat Sunda beberapa waktu lalu. Setelah sampai di Pelabuhan Bakauheni, perjalanan kami lanjutkan untuk menuju daerah kota. Kondisi jalanan dari arah Pelabuhan Bakauheni ini sangat buruk menurut saya. Bisa jadi karena jalan akses tersebut kerap dilewati berbagai angkutan besar yang memuat banyak barang bawaan seperti bis, truk, kontainer, dan kendaraan sejenisnya.

Sejujurnya sepanjang jalan saya merasa sangat ketakutan, bukan apa, dari awal beberapa puluh meter dari pintu keluar pelabuhan ada sebuah bangkai truk yang hangus terbakar habis kecelakaan. Hih, jadi sepanjang jalan mulut saya komat kamit baca doa, semoga diselamatkan, semoga diberi kelancaran. Atau sebetulnya memang sayanya aja yang takut berlebihan.

Setelah sekian lama kendaraan kami melaju, saya awalnya masih terheran ketika mendapati sebuah tulisan 'Selamat Datang di Kota Kalianda'. Loh? Lampungnya mana? pikir saya. Dan ternyata dari kawasan ini menuju kota Bandar Lampung masih memerlukan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan lagi.... *sigh*


Penderitaan belum berakhir sampai disitu ternyata, selama perjalanan menuju Lampung juga kanan-kiri ditemani hutan-hutan sebelum memasuki kawasan sedikit 'kota'. Penerangan yang minim dan kendaraan yang kebut-kebutan lagi membuat pikiran saya melayang entah kemana. Takut! Itu aja sih. Tapi begitu memasuki kawasan industri, kami juga melewati sebuah kawasan Pantai Pasir Putih, yang sayangnya saat itu malam hari. Saya hanya baru tau kalau di Lampung ini juga ada banyak perusahaan besar.

Sekitar 30 menit kemudian akhirnya kegelapan hutan dan suara klakson yang bersautan berganti dengan kerlip lampu ala perkotaan, tidak terlalu ramai sebetulnya, hanya saja saya rasa ini lebih baik daripada gelap-gelapan. Mengelilingi kota Bandar Lampung ternyata cukup mengasyikkan. Volume kendaraan yang biasa saya temui di Bandung ataupun Jakarta tidak ada disini. Bahkan diantara sekian banyak kendaraan bermotor, begitu banyak diantaranya bebas tanpa menggunakan helm padahal dalam kawasan kota.




Nah, nggak lama berselang kami melewati salah satu jalanan di kota ini. Tiba-tiba jalanan yang tadinya ramai lancar mendadak macet dan beberapa kali berdiam. Ternyata dilokasi ini dijadikan kawasan Car Free Night. Jadi didekat kawasan tugu inilah banyak berkumpur masyarakat Lampung yang ingin menikmati malam tanpa kemacetan *padahal justru ini yang bikin macet* hehe.

Di tugu ini banyak patung Gajah yang merupakan simbol kota Lampung, dimana ia terkenal akan tempat Gajah Sumatera. Ada banyak penjual makanan sampai dengan pakaian yang menjajakan barang jualannya disini. Juga nggak ketinggalan para anak-anak skateboard dan sepeda yang turut meramaikan car free night malam hari itu.


Ada satu hal unik yang saya perhatikan dari kota Bandar Lampung ini, dimana hampir 80% pusat pertokoan, Bank, Kantor Instansi Pemerintah, sampai gerobak dorong yang menggunakan logo Lampung diatasnya. Ini keren menurut saya. Belum saya cari tahu lebih banyak sih alasan yang mendasari hal ini, apakah itu karena adanya kebijakan pemerintah atau sejenisnya, tapi menurut saya ini sangat bagus untuk ditiru oleh berbagai kota lainnya di Indonesia.

Setelah berwisata kuliner seadanya di Car Free Night itu, kami bergegas pulang mengingat waktu yang kian malam. Alhamdulillah walaupun beberapa kali tertidur dan baru tersadar saat mau sampai di Pelabuhan Bakauheni untuk menyebrang, kami selamat sampai tujuan. Jadi, liburan dadakan kali ini sangat sangat lebih dari sekedar menyenangkan!

Ciao! ;)