Perjuangan Menapaki Tangga Menuju Blue Point Beach

[Masih] cerita solo-traveling di Bali beberapa waktu lalu. Selepas dari Pura Luhur Uluwatu, aku langsung menyetel GPS untuk menuju ke Pantai Pandawa yang katanya hanya sekitar 15 menit dari tempatku saat itu, katanya. Kenyataannya saat mulai berjalan sebuah papan petunjuk jalan membuat aku lagi lagi dibuat penasaran. 'Suluban Beach', tertulis. Saat hati dan pikiran nggak berjalan beriringan, jadilah tangan ini malah memacu kendaraan mengikuti arah jalanan itu. 

Hari itu jalanan cukup sepi. Aku bukan khawatir soal jalanan yang sepi, tapi lebih khawatir soal jalanan Bali yang sepi terus banyak anjing berkeliaran. Punya trauma tersendiri dengan hewan satu itu, jadi setiap kali lihat dijalanan bawaannya parno dan.. ngebut. Padahal sebetulnya kalau kitanya kalem sih nggak akan dikejar, katanya, ah katanya katanya mah bohong, buktinya aku udah masang muka kalem tetep aja dikejer sampai jerit-jerit dan diketawain orang. Kan sedih :(


Awalnya jalan cukup meragukan juga sih, terpikir buat kembali ke jalan yang 'benar' tapi nanggung. Jadilah, laju terus. Sampai diujung jalan aku nggak lihat ada tanda-tanda pantai malahan. Karena selama disana punya motto sejuta umat, 'Malu bertanya, tersesat di Bali'. Akhirnya tanya ke orang yang ada dipinggiran jalan situ dan taunya memang disitulah tempat parkir kendaraan. Jadi, dia bilang harus jalan dulu untuk sampai ke pantainya. Aku juga sempat bertanya sih, bagus nggak pantainya, kan nggak lucu aja gitu udah jalan jauh tapi -glek- kecewa sama pantainya. Untuk masuk ke kawasan pantai juga nggak bayar, cuma bayar parkir kendaraan aja 2 ribu rupiah.

Dan ternyata oooh ternyata, pantai Suluban ini lebih terkenal dengan nama Blue Point Beach ituloh. Pantai yang hits banget karena keindahannya. Nama pantainya memang pantai Suluban, tapi karena hotel Blue Point berada disitu jadi lebih terkenal dengan pantai Blue Point.


Perjalanan menuju pantainya sendiri butuh perjuangan ekstra. Tangga turunan nggak seberapa beratnya dengan bayangan aku saat harus pulang nantinya naik tangga. Ketika kaki udah letih seharian jalan-jalan di pantai, nah pas pulang harus naik tangga. Kebayang, gak? Nggak, nggak usah dibayangin haha.



Eh tapi pas udah selesai lewat tangga ternyata di kawasan itu banyak penjual cinderamata dan penjaja makanan loh. Tempatnya juga terbilang unik karena di areal yang serba terbatas ternyata bisa dimanfaatkan untuk membuat tempat berjualan, walaupun memang terlihat begitu hectic berdesakkan.

Dari kawasan para penjual ternyata perjalanan turun-naik tangga masih berlanjut. Tapi kali ini ada pemandangan unik memang. Saat ditangga itu ada seekor kera yang dengan 'anteng-nya' duduk dipojokan sambil makan kacang. Beda sekali dengan para kera di Pura Luhur Uluwatu yang aku kunjungi sebelumnya yang lari kesana kemari blingsatan hiks. 

Tangga turun ini lumayan agak ngeri juga sih, selain berpasir juga bisa dibilang cukup curam. Karena takut kepeleset berhubung pakai sepatu, akhirnya lebih milih untuk bertelanjang kaki walaupun pasir pantai siang itu luar biasa panasnya.




Batu-batu karang besar menyambut para pengunjung saat kemari. Dan dibalik batu-batu karang ini berjejer bule menggunakan bikini two pieces. Whoaaaaa. Asli rasanya langsung ngerasa salah tempat karena begitu masuk kawasan pantai langsung diliatin dengan tatapan aneh. Sempat berbincang juga dengan seorang ibu penjual cinderamata, dia bilang ini terbilang masih sangat sepi dibandingkan biasanya. 

Akhirnya aku mencoba untuk mengitari pantai ini lagi. Melihat beberapa orang hilir mudik dibalik karang besar, akhirnya aku mencoba juga berjalan ke arah sana dan ternyata pemandangannya luar biasa indahnya. Karang dipinggir pantai bisa kami jajaki hingga beberapa puluh meter kedepan. Lucunya diantara karang-karang laut ini banyak ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari.

Saking asiknya 'menikmati' pantai Suluban ini aku bahkan nggak sempat memperhatikan keadaan sekitar. Nah, saat hendak pulang ada seorang ibu yang menghampiriku. Namanya Miss Anna, asal dari Vietnam. Kami terlibat perbincangan seru, ternyata dia sudah memperhatikan aku dari awal bertemu di Pura Luhur Uluwatu. Dia bertanya apa aku benar-benar sendirian dan berasal darimana, sudah kemana saja dan selanjutnya mau kemana. Whoaa, senang rasanya. Miss Anna sendiri sedang berlibur dengan suaminya. Kami sempat mengambil beberapa foto sampai akhirnya dia pamit duluan untuk pergi ke tempat selanjutnya. 





Pantai Blue Point ini memang lebih terkenal untuk tempat surfing melihat ombak yang cukup besar memang. Dan rata-rata pengunjung disini didominasi wisatawan mancanegara dibandingkan domestik. Seperti yang aku bilang, bule-bule berjejer pakai bikini. Perjuangan naik turun tangga untuk menuju kemari memang terbayar lunas dengan pemandangan yang disajikan. 

Di atas tebing juga terdapat beberapa matras bagi pengunjung yang cuma sekedar ingin menikmati pemandangan pantai ini dari atas. Puas menikmati segala pemandangan di pantai ini, aku hendak bergegas untuk pergi ke tempat lain lagi. 



Menapaki tangga ini memang membutuhkan perjuangan, tapi pada akhirnya perjuangan akan menghasilkan kepuasan tersendiri bagi pelakunya. Seperti yang mereka bilang sih, apapun keinginanmu, kemanapun impianmu, yang terpenting adalah luruskan niatmu dan ambil langkah pertamamu. Dream, believe and make it happen! Selalu menanamkan pikiran positif bahwa akan selalu ada jalan untuk setiap hal baik yang menjadi impian kita, asal untuk mewujudkannya kita selalu melantunkan doa dan melakukan sebaik-baiknya usaha. 



Uluwatu, Bali, Agustus 2015
Dream, Believe and Make It Happen!