tag:blogger.com,1999:blog-17665288350743403822024-03-14T00:17:13.149+07:00Capture Life's MomentsAnggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comBlogger570125tag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-62318557444439513212024-02-21T21:00:00.005+07:002024-02-21T21:25:44.341+07:00BELAJAR<div style="text-align: justify;">Akhirnya baru menyadari bahwa sepertinya saya memang harus mulai menulis lagi, mungkin nggak akan lagi sama seperti dulu, tapi setidaknya dengan menulis bisa mengungkapkan pikiran ataupun perasaan yang sedang dirasakan saat ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi orang tua itu proses pembelajaran yang sungguh amat panjang ternyata, belajarnya seumur hidup, tanggungjawabnya bahkan bisa dibawa sampai kita nggak ada lagi di dunia ini. Berat ya, ternyata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi orang tua itu sungguh nggak mudah, terlebih jika dipercayakan Allah anak dengan berkebutuhan khusus. Menjadi orangtua yang terus belajar dan berproses dalam mendampingi tumbuh kembangnya, belajar sabar ketika menghadapi anak yang sedang belajar untuk sabar, belajar untuk mengelola emosi ketika menghadapi anak yang sedang belajar mengelola emosinya, belajar untuk tenang sehingga anak pun bisa lebih tenang. Sulit? Iyaa..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mendidik dan membesarkan anak jadi kewajiban saya karena sudah melahirkan dia. Anak saya tidak punya utang apa-apa pada saya, malah sebaliknya saya yang berhutang besar kalau nggak bisa membesarkan sebaik-baiknya. Kalau menurut saya jadi orang tua itu <strike>gampang gampang</strike> susah.. there's no such a perfect mother we all learn, meraba-raba sampai bisa dan terbiasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi orang tua itu membuat saya sadar bahwa ada mimpi yang kelak masih bisa dikejar. Ada mimpi yang harus ditunda. Ada mimpi yang harus ikhlas untuk direlakan karena ada hal lain yang lebih jadi prioritas. Iya manusia bisa berencana, hanya semua kembali lagi kepadaNya. Dan saat ada hal-hal yang terjadi diluar rencana, berarti sudah takdirnya mimpi itu untuk diperbaharui atau mungkin dibangun kembali. Mungkin saja, mungkin, bisa jadi lika liku yang terjadi pada perjalanan ini berujung pada terwujudnya mimpi kita dulu tapi dalam versi yang berbeda. Bisa jadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga kedepannya bisa lebih sadar dan bertanggungjawab dalam melangkah, tanpa banyak terbebani oleh standar hidup orang lain yang mungkin terlihat lebih mudah dan menyenangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cerita hidup setiap orang belum tentu bisa sama, atau mungkin tidak akan pernah bisa sama jalannya. Apapun peran yang dipercayakan oleh Allah kepada setiap kita, semoga kita diberi sadar dan sabar dalam menjalaninya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga diberikan jalan keluar terbaik atas apa-apa yang dirasa sulit untuk dihadapi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga dikuatkan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">...dan bisa saling menguatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bismillah.</div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-61161721999808466682024-02-18T23:28:00.000+07:002024-02-18T23:28:01.231+07:00EVERYONE HAS THEIR OWN STRUGGLES<p style="text-align: justify;">Hallo, 2024!</p><p style="text-align: justify;">Sudah lama sekali ternyata.. </p><p style="text-align: justify;">Bingung mulai darimana..</p><p style="text-align: justify;">Rasanya hidup lagi tidak baik-baik saja. Everyone has their own struggles, for sure. Kadang sering sampai berpikiran kok hidup saya gini amat ya, kok Allah tega sekali sama saya, kok harus saya yang dikasih cobaan seberat ini?! Katanya, Allah tidak membebani suatu masalah diluar kemampuan hamba-Nya. <i>Tapi apa iya?</i> Seringnya bergumam dalam hati.</p><p style="text-align: justify;">Sampai saat ini kok kayanya masih sering denial ya, padahal denial itu nggak bikin sembuh, justru sebaliknya bisa semakin memperparah perasaan. Semoga dibalik ujian ini, Allah kuatkan hati untuk bisa menerima semua ketetapanNya, Allah kuatkan pundak ini untuk bisa kuat menopang semua beban, dan semoga hatinya Allah lapangkan untuk ikhlas menjalani semuanya. Terlebih, semoga segera Allah beri jalan keluar dan kabulkan setiap harap dalam doa yang kami pinta kepadaNya. </p><p style="text-align: justify;">Semoga Allah mudahkan kami orangtuanya untuk senantiasa diberi kemampuan, kesabaran, keikhlasan untuk membersamainya untuk bertumbuh kembang dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah angkat sakitnya dan digantikan kesembuhan seutuhnya. </p><p style="text-align: justify;">Aamiin. </p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-3697420901257844512024-02-15T13:16:00.002+07:002024-02-18T23:35:23.101+07:00PERASAAN<div style="text-align: justify;">Komunikasi masih jadi peer terbesar dalam menjalani hidup rasanya. Kenapa kok rasanya sulit banget untuk ngungkapin apa yang dirasa, apa yang dipikir, terlalu banyak nanti gimana kalau begini, nanti gimana kalau begitu.. capek gasih bergumul sama perasaan sendiri. Marah masih menjadi struggle tersendiri buat saya, sampai saat ini. Ketika marah saya lebih suka diam, terkadang takut salah ucap jika diungkapkan dan akhirnya berujung nyesel, terkadang diam juga dianggap biar nggak memperbesar masalah tapi jadi penyakit buat badan sendiri tanpa disadari dan akhirnya duaaar meledak karena terlalu lama dipendam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengen deh belajar sederhana.. jika ada sesuatu atau seseorang yang membuat saya marah dan kecewa, entah dia meminta maaf ataupun tidak, hati saya ikhlas untuk menerima.. ikhlas untuk memaafkan. Yang sudah ya sudah biar aja berlalu. Kalau Allah masih memberi kesempatan untuk melihat hari esok, Alhamdulillah. Belajar untuk living life to the fullest. Urusan besoknya seperti apa, Allah sebaik-baiknya tempat bergantung. Itu aja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Marah dan benci itu perasaan yang amat berat dan rumit ternyata. Hati saya terlalu kecil untuk perasaan yang sebesar dan seberat itu..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Belajar untuk release emosi yang ada dengan cara yang baik. Lepaskan yang mesti dilepaskan. Ikhlaskan yang mesti di ikhlaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga Allah mudahkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aamiin.</div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-65824347055079555002023-09-26T23:55:00.000+07:002023-09-26T23:55:25.569+07:002023 IS REALLY SOMETHING!<p style="text-align: justify;">2023 is really somethingggg!</p><p style="text-align: justify;">Akhirnya ngerasain juga roller coaster dari awal tahun 2023 ini. Dari awal tahun sudah mulai melakukan banyak sekali kegiatan-kegiatan baru yang menyenangkan, mulai rutin workout ke gym maupun cukup dari youtube di rumah, mulai mantap buat lanjut kuliah lagi, dan banyak rencana-rencana lainnya hingga akhirnya... hamil lagi 😂 Sesuatu yang sungguh sangat diluar prediksi dan rencana, sebetulnya. Ya, aku banyak banget belajar di tahun ini. Aku belajar untuk menjalani. Aku belajar tentang menerima ketetapan Allah, qadarullah, meyakini bahawa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak Allah semata. </p><p style="text-align: justify;">2018 ghya lahir. 2020 dyani lahir. Dan sebentar lagi, yang ketiga. Banyak banget perubahan yang aku rasakan. Perubahan bentuk tubuh, emosi, pola pikir dan masih banyak lagi hal lainnya. Kadang aku mulai nggak tau mana itu yang benar, mana itu yang salah. Semuanya beda. Semuanya baru. Kita belajar hal-hal baru. Bukan hafalan, kayak di sekolah dulu. </p><p style="text-align: justify;">Kadang ngerasa lucu sih ya. Dari dulu jaman sekolah, jalan kuliah, mungkin beberapa hal rutin kita lakukan dengan suka cita, beberapa tempat selalu kita datangi karena merasa nyaman, beberapa jenis makanan atau minuman kita anggap enak banget. Sampak pada akhirnya kita tumbuh, lebih eksploratif, cobain berbagai jenis kegiatan ini itu, jenis makanan atau minuman yang beraneka ragam dan booom! Yang dulu kita anggap kegiatan seru tiba-tiba kok ya membosankan, yang dulu kita anggap tempat yang nyaman jadi sebaliknya atau makanan yang kita anggap dulu enak banget jadi biasa aja. Mungkin bukan 'hal-hal' itu yang berubah, tapi preferensi kita yang udah nggak lagi sama.</p><p style="text-align: justify;">Saat ketemu dan ngobrol sama teman-teman juga gitu. Setiap orang punya jalan dan pilihan hidupnya masing-masing. Namanya pilihan hidup pasti ga one size fits all ya. Yang cocok dijalani sama A belum tentu bisa dilakukan sama B, begitu pun sebaliknya. Ada yang memilih jalan buat mulai jadi entrepreneur, ada yang tetap happy as working mom, ada yang memutuskan buat resign dari kerjaannya. Intinya semua balik lagi ke niat kita yang harus bulat dan kuat, karena once you step forward, theres no going back. </p><p style="text-align: justify;">Semua recap ini, cukup menghighlight hidupku di tahun 2023. </p><p style="text-align: justify;">Let's wrap it up. </p><p style="text-align: justify;">Going and getting stronger, bismillah.</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-16870882067567069962023-03-08T13:58:00.001+07:002023-03-08T13:58:06.853+07:00AKHIRNYA KULIAH LAGIIIII<div style="text-align: justify;">Sudah terhitung sepuluh tahun yang lalu ternyata saya terakhir mencoba untuk melanjutkan kuliah lagi di salah satu Universitas swasta di Jakarta Barat, tahun 2013 berarti yaa... Dengan posisi masih bekerja di Cilegon dan harus pulang pergi kuliah tiap hari Selasa, kamis jam 4 sore naik Bis di halte lalu turun di Kebun Jeruk dilanjut naik angkot dan ojekan, juga full day hari sabtu yang benar-benar menguras tenaga, pikiran dan perasaan. Ha!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cukup panjang perjalanan saya untuk mulai kuliah lagi ini. Sebagai seorang ibu dan juga seorang budak korporat, sangat nggak memungkinkan buat saya kalau harus mengorbankan waktu kuliah offline. Beberapa opsi ada yang kuliah weekday setiap hari mulai jam 5 sore sampai dengan jam 9 malam atau mau di hari sabtu tapi fullday. Lalau kapan waktu sama keluarganya? Akhirnya setelah browsing sana sini, cari info, tanya-tanya, dan aneka upaya lain yang saya coba, akhirnya menjatuhkan pilihan ke Binus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak sekali pertimbangan yang saya pikirkan matang-matang dalam mengambil langkah ini, mulai dari waktu, biaya, mental dan hal lain sebagainya. Karena sejujurnya mencoba melangkah keluar dari nyaman itu selalu tidak mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sistem perkuliahan yang full online dan benar-benar fleksibel sesuai kemampuan saya jadi salah satu alasan kuat akhirnya memantapkan hati bilang suami ingin kuliah lagi disaat-saat terakhir periode penerimaan mahasiswa baru. Dan ternyata dikasih ijin hehehe. Makasih suamikkk! </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk saya pribadi, ini akan menjadi sebuah permulaan adaptasi yang mungkin akan memakan waktu cukup panjang. Tapi serius sih, rasanya kalau tau ini dari lama mungkin nggak akan memulai se-terlambat ini. Buat saya yang dari dulu bingung ingin lanjut kuliah tapi selalu bentrok dengan pekerjaan, ditambah dulu saya seorang perantau yang terkendala penempatan lokasi kerja dimana belum ada Universitas yang bisa mengakomodir saya untuk melanjutkan kuliah sesuai dengan jurusan kuliah saya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai sekarang saya masih sering merasa bingung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenapa?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena ternyata banyak hal-hal baru yang perlu dipelajari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bismillah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semangat untuk terus menyelesaikan atas apa yang sudah saya pilih untuk saya mulai ini. Terus melangkah menuju titik akhir tujuan yang diharapkan. Semoga dalam perjalanannya nanti Allah iringi kemudahan dan kesabaran, aamiin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semangat!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-14488520209243358772023-02-17T15:39:00.005+07:002023-02-17T15:54:08.226+07:00BAHAS YANG SEDANG TRENDING TENTANG CHILDFREE<p style="text-align: justify;">Sepertinya timeline bulan ini penuh dengan issue soal Childfree yang dibicarakan oleh salah seorang influencer ya, nggak habis-habis rasanya orang-orang bahas soal pilihan beliau untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Mulai dari yang pro hingga yang kontra juga jumlahnya sepertinya lebih banyak juga.</p><p style="text-align: justify;">Sebagai orang yang menganut paham bahwa selflove isn't selfish, in my opinion ya pilihannya ini nggak ada salahnya ko. Dia memang mempunyai hak untuk memilih yang terbaik menurut dia pribadi, untuk kehidupannya dan mungkin untuk keluarganya..</p><p style="text-align: justify;">Yang jadi persoalan sebetulnya bukan soal childfree-nya sih saya rasa, kalau lihat dari jawabannya saat ada yang memuji dia sangat awet muda lalu -konon- dibalas jokes sarkasm dengan bilang 'bahwa punya akan itu anti aging alami, dimana dia bisa tidur 8 jam sehari dan setiap hari, tidak stress mendengar anak-anak berteriak, dan akhirnya ketika mulai keriput dia punya uang untuk bayar botox'. Itu. Dan itu menjadi banyak trigger orang-orang apalagi emak-emak beringas untuk nyerang statement dia yang ini. </p><p style="text-align: justify;">Padahal dia bisa aja bilang kalau iya mungkin dia awet muda karena tidur rutin 8 jam sehari, bisa manage stress dan afford for botox. Selesai. 😆</p><p style="text-align: justify;">Memang disayangkan sih kalau sampai harus berkata segitunya.. seakan-akan ibu yang punya anak itu pasti tua, gak punya waktu tidur cukup, dan semiskin itu sampai nggak punya uang buat suntik botox?hehehe. Dari pov emak-emak saya paham rasanya seolah dia menyakiti perasaan dan merendahkan pilihan ibu yang punya anak dengan pernyataan seperti itu.. Setiap orang punya pilihan dan Mbak Gita memilih untuk childfree, imani aja pilihan tersebut.. jangan memaksakan kehendak apalagi menganggap orang lain menderita karena pilihannya. </p><p style="text-align: justify;">Dari jaman dia mulai terkenal di dunia sosial media saya udah kagum, masih muda, cantik, pinter pula. Terakhir lihat rekaman beliau saat live sama suaminya, sebagai orang yang nggak pintar, penjelasan mbaknya soal emphaty gap, cognitive gap, whatsoever itu nggak ketangkep sama otak saya hehe. Tapi satu hal yang saya tangkap bahwa tidak semua orang yang open minded dibersamai dengan kerendahan hati, untuk menerima masukan atau nasehat dari orang lain atau sekedar menerima pendapat yang berbeda, termasuk pemilihan kata saat membalas pendapat orang yang tidak sesuai dengan diri kita. </p><p style="text-align: justify;">Semoga kita masuk ke golongan orang-orang yang hatinya lembut dan mudah untuk dinasehati ya, aamiin. </p><p style="text-align: justify;">Ini hanya dari sudut pandang saya.. Menikah dan mempunyai anak itu memang peristiwa besar dalam hidup. Sungguh. Sebagai wanita yang sudah menikah dan punya 2 orang anak, noted ya, ini bukan menyesal, cuma kalau lagi ngelamun memang rasanya dulu bebannya sebatas itu-itu aja. ada satu titik dimana saya rindu sama ke-freedom-an dan lebih ringannya beban pikiran pas sebelum menikah apalagi pas belum punya anak. Rasanya kalau ngobrol sama teman-teman yang sama sama sudah jadi ibu juga merasakan hal yang sama. Mungkin kalau disisi perempuan, kita udah hampir kehilangan diri kita sendiri.. apalagi ketika memutuskan punya anak, bertambah lagi aneka peran dan tanggungjawab yang sangat besar. </p><p style="text-align: justify;">Tapi memang perasaan-perasaan random yang kadang muncul ini nggak sebanding sama kebahagiaan lihat anak bertumbuh. Lihat senyumnya, lihat tertawanya, pun juga aneka teriakan ataupun tangisan apalagi saat tantrum 😂 Alhamdulillah, dinikmati aja prosesnya karena toh tidak selamanya mereka menjadi anak-anak, tidak selamanya mereka perlu pendampingan kita sebagai orang tuanya..</p><p style="text-align: justify;">Aneka tantangan atau cobaan pasti akan datang, ya namanya juga hidup kan? Mau seberat apapun kan masalahnya ini bukan mobil yang ada fitur untuk mundurnya, life must go on ceunah.. setiap cerita harus dilakui dan diselesaikan, bukan lari menghilang karena nggak akan menyelesaikan apa-apa.. </p><p style="text-align: justify;">Bismillah..</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-4096297871091681282022-12-19T14:33:00.002+07:002022-12-19T14:46:58.236+07:00VANIA FEBRIYANTIE, SOSOK DIBALIK TRANSFORMASI LAHAN PRODUKTIF DENGAN SENI TANI<p style="text-align: justify;">Sudah sejak lama terpukau dengan adanya program-program dari Astra yang peduli demi kebangkitan Indonesia. Dengan tema "Bangkit Bersama Untuk Indonesia" pada Anugrah Pewarta Astra Tahun 2022 ini mengajak setiap anak bangsa untuk menebar inspirasi kepada masyarakat dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif dari para penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards, penggerak Kampung Berseri Astra atau penggerak Desa Sejahtera Astra yang menggambarkan semangat untuk kebangkitan Indonesia.</p><p style="text-align: justify;">Lalu berkelanalah saya membuka e-Booklet (link <a href="https://online.fliphtml5.com/lsnfk/vpoe/#p=1" target="_blank">disini</a>) yang ternyata berisi 565 penerima SATU Indonesia Awards (87 penerima tingkat nasional dan 478 penerima tingkat provinsi) dan tokoh penggerak di 170 Kampung Berseri Astra atau 1060 Desa Sejahtera Astra yang tersebar di seluruh Indonesia dalam menghadapi tantangan disekitarnya. <i>Wow</i>, satu kata itu yang terbesit dibenak saya saat itu..</p><p style="text-align: justify;">Diantara sekain banyak cerita inspiratif yang saya baca, lalu sampailah saya di salah satu sosok yang berkecimpung di kota yang sama dengan yang saya tinggali, Bandung. Adalah Seni Tani, sebuah istilah urban farming sosial enterprises untuk usaha pertanian urban. Penggagasnya yakni sepasang anak muda, Vania dan Galih, yang memulai menggarap lahan kosong di daerah Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung menjadi sebuah lahan produktif yang bermanfaat. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs6Z7jG9omrhpJklNMYKby_YtXZyhcgIZbFpZ-7Rc0WFqM8BoAfaXJSlkNSVwkw8IG9vpRf9XFjZdxqiZZ-R15gGYBs_gbJGEllsQvmGBJYleoNbsBLkfqZWGUVGxujT_DlV4cI5tkzPLpzgVvRJ6IGRjZHhsPO3qy7asFQN5wDMk0Qc17i_Y0U5fl6g/s550/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2010.30.36.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="381" data-original-width="550" height="444" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs6Z7jG9omrhpJklNMYKby_YtXZyhcgIZbFpZ-7Rc0WFqM8BoAfaXJSlkNSVwkw8IG9vpRf9XFjZdxqiZZ-R15gGYBs_gbJGEllsQvmGBJYleoNbsBLkfqZWGUVGxujT_DlV4cI5tkzPLpzgVvRJ6IGRjZHhsPO3qy7asFQN5wDMk0Qc17i_Y0U5fl6g/w640-h444/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2010.30.36.jpeg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Adanya pandemi Covid-19 di awal Tahun 2020 lalu memang sedikit banyak membawa dampak, tidak hanya negatif akan tetapi juga dampak positif. Bermula dari inisiatif untuk memberi ide penciptaan lapangan kerja serta mewujudkan ketahanan pangan ditengah aneka kacaunya situasi saat pandemi, Seni Tani ini menjadi jawaban terhadap situasi ekonomi yang melambat. </p><span><a name='more'></a></span><p style="text-align: justify;">Berawal dari kejelian anak-anak muda melihat banyaknya lahan tidur milik Pemkot Bandung, dari November 2020 lahan tidur yang dimanfaatkan untuk menjadi kebun sayur agar menjadi lebih produktif sampai saat ini jumlahnya ada sekitar 680 m2. Berkolaborasi dengan komunitas Pupuk Kebun, dimana Vania juga tergabung didalamnya, mereka mengolah lahan tidru di area sekitarnya menjadi lahan yang produktif, yaitu kebun pangan. Konon dalam jangka waktu 1 tahun itu Seni Tani telah menghasilkan sayuran lebih dari 150 kg saat itu, jika diakumulasikan hingga saat ini pasti jumlahnya lebih banyak lagi. </p><p style="text-align: justify;">Nah ternyata, selain memanfaatkan lahan tidur pemerintah, mereka juga menyewa lahan milik pribadi yang belum dibangun. Sejak Januari sampai Juni 2021 lalu, Seni Tani sudah menghasilkan 200 kilogram sayuran dari berbagai macam jenis dari lahan ini. Sayuran yang dihasilkan pun beraneka ragam jenis yang ditanam secara alami, tanpa menggunakan pupuk dan pestisida sintetis.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUC1RaJ3AgSaEKdVN4QerjrczMJhwcUHGrlYojEf3IFj3HPgckKuZA1r0ZA-G_IHgTBRDEbqn2Wj5hGnBgeVVOpuHucKGUfe4WMMJJFCxSQF2z-D_h6K59-i1RHhpWOw3NSZVnIy5aeDg-lUK4VobBnz6s_B8A-1g22jTpQv0w3KjKXFlUXHW_Ib3AZw/s1170/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2013.48.00.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1159" data-original-width="1170" height="634" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUC1RaJ3AgSaEKdVN4QerjrczMJhwcUHGrlYojEf3IFj3HPgckKuZA1r0ZA-G_IHgTBRDEbqn2Wj5hGnBgeVVOpuHucKGUfe4WMMJJFCxSQF2z-D_h6K59-i1RHhpWOw3NSZVnIy5aeDg-lUK4VobBnz6s_B8A-1g22jTpQv0w3KjKXFlUXHW_Ib3AZw/w640-h634/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2013.48.00.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Berkat unggahan Vania dan tim terkait dengan kegiatan ini di sosial media, ternyata banyak sekali masyarakat sekitar Arcamanik yang ingin ikut membantu mengolah lahan tidur dan menawarkan diri menjadi relawan. Keren ya!</div><p style="text-align: justify;">Menurut saya pribadi sebagai orang awam, membangun sebuah sistem itu bukanlah hal yang mudah. Nah dari hasil tani tadi ternyata didistribusikan melalui Kelompok Tani Sauyunan dengan mengadaptasi sistem CSA, Community Supported Agriculture, sebuah sistem terintegrasi yang mendekatkan petani dengan masyarakat, menciptakan pangan lokal yang sehat serta lingkungan yang semakin lestari. Dalam sistem ini anggola kelompok membayar di awal bulan sebelum benih sayur ditanam. dengan hal tersebutlah petani urban mendapat kepastian, advance payment sebelum panen. Kerennya lagi, setelah musim tanam atau panen, para petani mendapatkan dua kali pengiriman hasil panen sayur yang berisi enam sampai delapan jenis sayuran. Siapa tau tertarik untuk bergabung, penjelasan lebih lanjut bisa mengunjungi IG-nya ya..</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyJ-ORfbGhRlQnREH45haYpDPkTuIMFxc8JcdMpvQ2hHNM-jhr6mRws1j2Ihfo4bMngcPx0J0I7dvL8Zb_4WWGK5r0CzQAdUSCf2JJ8LXlEkGwbwlZkIllmnOG8qCIqheUh9v-osS7CcYIw_x4JyMKvT_1EZ9mNSBDm6XF7fup7EAnhHMO4M_V2p_MMQ/s2000/Blank%204%20Grids%20Collage.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="2000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyJ-ORfbGhRlQnREH45haYpDPkTuIMFxc8JcdMpvQ2hHNM-jhr6mRws1j2Ihfo4bMngcPx0J0I7dvL8Zb_4WWGK5r0CzQAdUSCf2JJ8LXlEkGwbwlZkIllmnOG8qCIqheUh9v-osS7CcYIw_x4JyMKvT_1EZ9mNSBDm6XF7fup7EAnhHMO4M_V2p_MMQ/w640-h640/Blank%204%20Grids%20Collage.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">sumber foto : IG <a href="https://www.instagram.com/kamisenitani/" target="_blank">@kamisenitani</a></span></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Kisah lainnya yang tercipta dibalik pandemi Covid-19, yakni saat wilayah Arcamanik yang merupakan daerah yang paling tinggi terdampak sehingga mengakibatkan kegiatan berkebun sempat diliburkan. Berbagai upaya dilakukan agar kebun tetap bisa mendapatkan pupuk dan kebutuhan lain. Hal itu harus dilakukan agar kegiatan ini berlangsung terus-menerus dan mampu memberikan manfaat pangan untuk orang-orang yang menggarapnya.</p><p style="text-align: justify;">Lalu ada satu lagi cabang program baru yang bernama Tani Berdaya. Program ini ternyata disponsori oleh Pupuk Kujang, yang memberikan fasilitas berupa green house, pupuk, dan bibit agar mereka bisa kembali berkebun. </p><p style="text-align: justify;">Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Bandung juga meminta Seni Tani untuk dapat membantu mengelola pertanian yang berdampak secara ekonomi. Termasuk juga pemberdayaan pemuda-pemuda kota juga jadi salah satu concern mereka yang ternyata selaras dengan program pemerintah yang sedang menggalakkan petani milenial. Secara langsung apa yang dilakukan dengan adanya Program ini tentu menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua atas semangat untuk kebangkitan Indonesia pada umumnya.</p><p style="text-align: justify;">Lebih lanjutnya lagi, Vania dan tim berhasil melakukan kerjasama dengan 10 kedai kopi untuk dapat memanfaatkan ampas kopi sebagai bahan baku kompos. Adapun sebanyak tiga ton kompos yang sudah dihasilkan dipakai di lahan dan sisanya dibagikan kepada warga yang memerlukan.</p><p style="text-align: justify;">Sampailah saya pada menu search di explore instagram, Vania Febriyantie, tulis saya. Awalnya hanya membuka satu-persatu postingan hingga akhirnya lama tenggelam dalam seluruh rangkaian post hingga insight yang dibuat highlight. Menyelami satu persatu cerita yang diceritakannya melalui media ini. Saya tenggelam, terpesona dengan kisahnya dalam membangun membuat Seni Tani ini.</p><p style="text-align: justify;">Hingga saya sampai pada postingan Januari 2020, begini katanya..</p><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Kembali ke Kebun</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Kembali berefleksi, dimana pada usia 23 tahun diri memlilih berjuang melawan rasa malas untuk bangun pagi, mengorbankan rasa takut kulit menghitam untuk belajar bersama para guru petani. Saat itu kusebut diriku kakak tani bersepatu boots merah.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Waktu bergulir, diri ini memilih untuk berpindah haluan, mencoba membangun suatu tempat untuk membangun para teman-teman petani organik menjual hasil panennya. Diawali dengan mendesign logo dan membangun value didalamnya penuh dengan sukacita, berharap fairtrade menjadi salah satu tonggak disana. tentu tidak akan terjadi tanpa adanya kehadiran dan dukungan tokoh-tokoh di sekitar. Jadilah tempat itu bernama @warung1000kebun, dan kusebut diriku kakak warung.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">2 tahun ini dirasa sudah cukup, mempelajari dan memahami bagaimana kehidupan di hilir dengan segala pergerakan yang cepat hingga lupa berpijak, lupa menikmati proses dan berevaluasi, dengan tantangan dan persaingan yang sangat dihindari namun ternyata timbul tanpa diduga.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Waktu bergulir lagi, benar adanya suatu saat yang satu frekuensi akan menjadi tidak se-frekuensi. Bisa jadi langkah yang sama namun nasibnya berbeda. Adakalanya kita menemukan, mneikmati, menjaga dan terkadang akhirnya perlu melepaskan..</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">2020 kini saatnya kembali mengakar. Bersama @galih.radityaa mencoba menumbuhkan @kebun.akaran, bagi kami ini adalah suatu harapan untuk kembali menumbuhkan akar pada jiwa agar tak goyah dan tenang, tetap membumi dengan menyadari tiap proses dengan bekerjasama dengan semesta.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Ntahlah mau kusebut diri ini apa, Bisa jadi disebut kaka ber-gimik, karena akan banyak berbicara ketika memandu workshop.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Bisa jadi kaka tani karena menanam sumber makanan sendiri adalah salah satu impian dari sekian ribu impian.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Bisa jadi kaka tukang sayur karena harus berdagang hasil panen.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Bisa jadi kaka koki / kaka seniman dengan mengolah makanan dari hasil panen sendiri yang mungkin bisa jadi satu karya seni yang menciptakan cita rasa dan estetika yang berbeda dari yang lain.</span></i></p><p style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Namun disaat tertentu pula bisa menjadi adik atau anak murid yang seperti botol kosong, tidak tau apa-apa, yang akan banyak diam, mengamati dan mendengar secara mendalam untuk memahami. Doakan kami ya.</span></i></p></blockquote><p style="text-align: justify;">....tulisnya.</p><p style="text-align: justify;">Dari post terbarunya juga disebutkan bahwa ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah atu peserta short course di @australiaawards "<i>Suistainable Agrifood Systems</i>", yang seakan mendukung misi Seni Tani untuk bisa terus menciptakan sistem pangan berkelanjutan di perkotaan. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijWWNzG7zjl_XfIp0sGOpgnq8xAMGV7eA3CNB2qWnIRkZJrXKcLXMj4HLB44834JtZaUU8IdwBIMxRW7tr-xrepB9JR4vrDlx9Zg-CZDaVjTLKXRlM5nySs9bAmMzYMBAX6gZECvv-_G0GHr8-lpZxhxvNMxZMPmITRuSIy3HLroEnJEgSYShSLzORkQ/s1170/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2013.47.59.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1149" data-original-width="1170" height="628" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijWWNzG7zjl_XfIp0sGOpgnq8xAMGV7eA3CNB2qWnIRkZJrXKcLXMj4HLB44834JtZaUU8IdwBIMxRW7tr-xrepB9JR4vrDlx9Zg-CZDaVjTLKXRlM5nySs9bAmMzYMBAX6gZECvv-_G0GHr8-lpZxhxvNMxZMPmITRuSIy3HLroEnJEgSYShSLzORkQ/w640-h628/WhatsApp%20Image%202022-12-19%20at%2013.47.59.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">sumber foto : IG </span><a href="https://www.instagram.com/kamisenitani/" style="font-size: small;" target="_blank">@kamisenitani</a></td></tr></tbody></table><br /><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"></blockquote><span style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Sesuai visinya, mereka ingin menciptakan akses pangan yang sehat dan dekat untuk warga kota, supaya tidak ada lagi yang kelaparan. Seni Tani tidak hanya memperhatikan keuntungan saja, tetapi juga menaruh kepedulian terhadap orang-orang yang berperan penting pada keberlangsungan social enterprisenya. Dari Seni Tani ini membuktikan bahwa untuk dapat memulai berkebun tidak harus selalu memerlukan satu lahan yang luas atau lapang, bahkan kita bisa berkebun dengan lahan berukuran 1x1 meter pun kita sudah bisa membuat lahan produktif untuk dirumah sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena kegigihannya dalam membangun Seni Tani, tidak heran ia berhasil mendapatkan anugerah SATU Indonesia Awards 2021. Dengan memenangkan award tersebut, Vania berharap Seni Tani terus berkembang untuk memajukan pertanian kota, khususnya kota Bandung. Tak hanya penting untuk wacana permasalahan iklim, pertanian kota juga merupakan solusi berkelanjutan dalam ketahanan pangan warga kota.</div></span><p style="text-align: justify;">Gerakan kami masih terbatas, tapi kami yakin untuk menciptakan suatu perubahan tentu perlu diawali dengan langkah kecil. Mari kenali sepenuh hati, selaras dalam kolaborasi, tulis Seni Tani dalam postingannya. Semoga Seni Tani semakin bertumbuh dengan akar yang kuat dan tegap berdiri, menjalar dan menebarkan lebih banyak lagi kebaikan untuk bumi dan kian berkelanjutan. </p><p style="text-align: justify;">Membaca kisah perjuangan 'membangun' Seni Tani ini membuat saya menyadari bahwa bahkan satu hal yang mungkin kecil dan tidak terpikirkan sesungguhnya bisa membawa manfaat yang sungguh besar untuk lingkungan sekitar, setara seperti sebuah semangat untuk kebangkitan Indonesia dalam wujud yang berbeda 💚</p><p style="text-align: justify;">Semoga diberikan yang terbaik dan senantiasa terus menebar kebaikan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">...Semoga, aamiin.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-89744659044768978872022-11-11T23:18:00.004+07:002022-12-29T11:00:40.951+07:00Bicara Soal 1001 Upaya Demi Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta<p style="text-align: justify;"><span style="text-align: justify;">Bicara soal subisidi bahan bakar
minyak (BBM) memang rasanya tidak akan ada habisnya terutama cara pengendalian
BBM bersubisidi tepat sasaran. Beberapa hari yang lalu tepatnya hari selasa
(8/11/2022), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama dengan KBR
menggelar diskusi publik melalui aplikasi zoom dengan tema </span><b style="text-align: justify;">Pengendalian BBM
Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta</b><span style="text-align: justify;">, yang kemudian diskusinya bisa
dinikmati oleh kita sebagai masyarakat umum via Youtube. Sungguh banyak sekali
ilmu yang saya dapatkan setelah mendengarkan diskusi tersebut. Dalam tulisan
kali ini saya ingin sedikit menceritakan kembali atau memberi gambaran singkat isi
diskusi dalam blog ini.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiBvTM59Oa81QnNm2xyG-pVwREdAtz9DoRVIHSp8gaOQp-h8TjVaK7ZV7YVNXo1WmEb72v4BC6d56mMDzRAfcfU-KfGsVIt95hTSvzJ0FSyUY4dMLoy7v0S0BMZOS7rvg3-rYPRL1fDn5se04LUPouqg1lE55ukGqbbDh2YDsvBSkwxXkR1Ln2WnLFgCA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiBvTM59Oa81QnNm2xyG-pVwREdAtz9DoRVIHSp8gaOQp-h8TjVaK7ZV7YVNXo1WmEb72v4BC6d56mMDzRAfcfU-KfGsVIt95hTSvzJ0FSyUY4dMLoy7v0S0BMZOS7rvg3-rYPRL1fDn5se04LUPouqg1lE55ukGqbbDh2YDsvBSkwxXkR1Ln2WnLFgCA=w640-h360" width="640" /></a></div><span style="text-align: justify;"><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Di awal sesi diskusi disampaikan oleh
Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan pada dasarnya YLKI sangat concern akan
beberapa hal terkait ekonomi, lingkungan dan transportasi. Jika bicara soal
Jakarta tentu merupakan suatu hal yang sangat kompleks sekali untuk dibahas, juga
termasuk hal yang sangat krusial karena pembahasan ini secara umum terkait
dengan pengendalian BBM bersubsidi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Seperti kita tahu bahwasannya di Jakarta saat
ini walaupun transportasi publiknya dapat dikatakan sudah sangat berkembang, akan
tetapi penggunaan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat itu masih sangat
dominan sekali. Artinya Jakarta secara tidak langsung menyerap banyak sekali
bahan bakar yang digunakan dan di alokasikan pada segi ekonominya.</span></div></span><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada konteks pengendalian BBM
bersubsidi secara ekonomi dan lingkungan di kota Jakarta, dinilai menjadi satu
hal yang cukup mendesak, karena Jakarta merupakan salah satu kota utama penggerak
ekonomi Indonesia. Jakarta sebagai barometer nasional, penggunaan kendaraan
pribadi dari data statistik sebanyak 35% berkutat di Jakarta dan Jabodetabek,
hal ini tentu terkait dengan pengendalian kendaraan pribadi dengan bahan bakar
sebagai sumber energi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saat ini berdasarkan riset,
penggunaan roda dua juga jumlahnya jauh lebih banyak digunakan, ini yang harus
diantisipasi secara ketat oleh pemprov DKI agar Jakarta menjadi kota yang
manusiawi, layak ditinggali secara ekologis lingkungan serta keadilan ekonomi
dengan mewujudkan penggunaan bahan bakar yang lebih adil.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lalu jika dilihat dari sisi
lingkungan, Jakarta yang saat ini di klaim sebagai kota yang paling berpolusi,
karena penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi juga karena dipicu karena bahan
bakar yang belum standar atau belum ramah lingkungan sehingga berkontribusi
sangat signifikan terhadap pencemaran lingkungan. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Disampaikan juga upaya untuk mengatasi
kemacetan, polusi, selain didorong dengan memaksimalkan penggunaan angkutan
umum juga bisa dengan cara menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan
sehingga dapat menurukan tingkat polusi. Jika dibandingkan dengan kota-kota
besar lain di dunia, eropa atau amerika, yang sudah menggunakan bahan bakar
yang ramah lingkungan sehingga dampak emisi gas buangnya sangat rendah. 70%
polusi di Jakarta bermula dari kendaraan. Kenapa hal ini sangat urgent, karena diharapkan
akan dapat memperbaiki kualitas demi lingkungan hidup di Jakarta yang lebih
baik.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selanjutnya Pak Tulus Abadi juga
mengatakan, jika merujuk pada UU 30 tahun 2017 tentang Energi, ia menegaskan bahwa
subsidi energi itu adalah hak masyarakat yang tidak mampu. Nah, dalam hal ini ada
aspek ketidakadilan ekonomi karena pengguna kendaraan roda empat disinyalir dapat
dikategorikan sebagai orang mampu menggunakan BBM subsidi sebanyak 20%.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Diskusi dilanjutkan oleh Direktur
Pembinaan Usaha Hilir Migas ESDM, Bapak Maompang Harahap, ST,. M.M, dengan
pembahasan terkait Penggunaan BBM bersubsidi yang diatur dalam Perpres Nomor
191 Tahun 2014 yang melandasi penyaluran BBM bersubsidi yaitu pertalite dan
pertamax yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dilakukan penyedia bbm
yakni pertamina. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lebih jauh dijelaskan bahwa ada
pembagian kewenangan BPH Migas yang berkewajiban untuk menjamin pasokan dan
distribusi BBM jenis JBT dan YBKP di seluruh Indonesia melalui penugasan Badan
Usaha Milik Negara. JBT jenisnya itu minyak solar mendapatkan subsidi tetap dan
kompensasi, sedangkan YBKP itu jenis pertalite mendapatkan kompensasi, tidak
ada subsidi. Akan tetapi keduanya tetap berasal dari APBN. Dalam kedua jenis
BBM tersebut ada subsidi dan kompensasi sehingga diperlukan pengaturan yang
arahnya pengendalian volume BBM agar tepat sasaran dan tepat guna.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /> <o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjTtdKQTPKyEC_zoP4Sh668yxMMj6_8OfkGu1mnIIs2VWt_CUisC_QpsJCsKA1wLG5ZOhIM--ZBtJW0_TpH04N1gYp6QvlNdkA4Y5KVNzCLTogv3-jXbh63S3HQF9p0GJY28NofgBIVIW1q6pdUlritdp-oxbDX1fnACdeYBHo1H0ZMzM5c1Gq92q2BNQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjTtdKQTPKyEC_zoP4Sh668yxMMj6_8OfkGu1mnIIs2VWt_CUisC_QpsJCsKA1wLG5ZOhIM--ZBtJW0_TpH04N1gYp6QvlNdkA4Y5KVNzCLTogv3-jXbh63S3HQF9p0GJY28NofgBIVIW1q6pdUlritdp-oxbDX1fnACdeYBHo1H0ZMzM5c1Gq92q2BNQ=w640-h360" width="640" /></a></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebetulnya point utama yang diharapkan
dengan adanya pengaturan ini adalah kesadaran masyarakat untuk bisa menjadi
konsumen pengguna bbm yang berkualitas dan ramah lingkungan serta kesadaran untuk
tidak menggunakan bbm subsidi jika tidak berhak. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dari laporan yang disampaikan
oleh Direktur Pengendalian Pencemaran Udra (KLHK), Luckmi Purwandari, data
kualitas udara di DKI Jakarta (5 stasiun) stasiun pemantauan kualitas udara,
sejak adanya kenaikan bbm subsidi dari bulan September terpantau kecenderungan
kualitas udara baik. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) nilainya menurun yang
artinya kualitas udaranya membaik walaupun belum ada nilai angka resmi yang
dirilis.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam konteks pengendalian bbm
bersubisidi, tentu kita harus menekankan aspek keadilan ekonomi dan ekologis.
Dari UU tentang energi disebutkan dengan jelas bahwa bbm bersubsidi adalah
untuk masyarakat tidak mampu. Apakah selanjutnya dapat dikatakan pengguna kendaraan
roda empat merupakan masyarakat tidak mampu? Tentu saja tidak, hal ini dapat
dikatakan tidak adil jika berbicara terkait dengan subisdi tepat sasaran. Lain
halnya dengan pengguna roda dua, sekitar 15-20% yang rentan ekonomi dimana 70%
diantaranya kendaraan dibeli dengan proses kredit. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak hanya kebijakan harga bbm
subisidi yang naik, mungkin kedepannya ada kebijakan lain seperti kendaraan
yang bisa memenuhi baku mutu emisinya yang pajaknya akan lebih ringan
dibandingkan dengan hasil uji emisinya melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
Saat ini sedang dilakukan perhitungan, tambah Ibu Luckmi saat menanggapi
pertanyaan dari salah seorang peserta diskusi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada kesempatan yang sama pula,
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo turut menyampaikan informasi terkait
dengan kebijakan transportasi Jakarta saat ini yang inline dengan rencana
pengendalian konsumsi BBM, karena begitu transportasi publik memenuhi standar
minimum yang ditetapkan sesuai aturan, diharapkan ekspektasi masyarakat terkait
transportasi umum dapat dipenuhi sehingga beralih dari kendaraan pribadi
menjadi ke transportasi public atau umum. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Beliau juga menambahkan bahwa pada
tahun 2016-2017, sebelum transportasi umum Jakarta diintegrasikan ada 350ribu
penumpang per hari. Kemudian upaya Jakarta dengan begitu massivenya melakukan penyediaan
bus TransJakarta, ditinjau dari sarana prasarana, layanan, rute, termasuk
schedule dan tarif serta cara pembayaran serta dilakukan integrasi data dan
informasi untuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Adapun tercatat sebelum
pandemic covid-19, penumpang TransJakarta naik 3x lipat menjadi sekitar 1juta
pada januari 2020. Dengan integrasi tersebut terjadi shifting, tentu terkait
dengan konsumsi bbm yang dapat dihemat akibat meningkatnya pengguna kendaraan
umum. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pola mengikuti yang sedang
disiapkan saat ini dibuat berdasarkan account base ticketing, dalam melakukan
pembayaran penumpang akan mendapatkan kartu uang elektronik atau tiket
berdasarkan account base, tidak lagi berdasarkan chip yang mana jika kartu
hilang maka saldonya ikut hilang, sedangkan berdasarkan account base ticketing tidak
demikian. Karena account tercatat di akun. Dengan hal ini yang menerima tarif
bus yang bersubsidi adalah mereka yang tercatat sebagai kategori masyarakat
berpenghasilan rendah. Diharapkan hal ini dapat diimplementasikan dan berjalan
dengan baik.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada akhirnya berbagai upaya
terus dilakukan secara Bersama-sama dengan melibatkan berbagai Pihak terkait untuk
dapat menemukan cara atau formula agar Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran
di Wilayah DKI Jakarta ini dapat terwujud dengan adil dan sebaik-baiknya. Pada
konteks Jakarta, pengendalian bbm bersubsidi harus ada insentif dengan mendorong
sebanyak mungkin transportasi umum yang dapat digunakan oleh masyarkat umum
sehingga terjadi migrasi penggunaan kendaraan pribadi ke tranportasi umum yang
semakin banyak dan semakin tinggi kapasitasnya yang pada akhirnya berkontribusi
untuk menurunkan emisi secara umumnya. Hal ini tentu terkait dengan sarana
prasarana transportasi umum yang harus memenuhi kebutuhan masyarakat secara
umum, sehingga bisa beralih dari kendaraan pribadi. Kedua, harus ada
disinsentif, masyarakat harus menggunakan bahan bakar yang lebih berkualitas
dan ramah lingkungan agar mengurangi polusi udara Jakarta.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentu ini menjadi tugas Pemerintah
untuk terus berinovasi menyediakan layanan angkutan umum dengan standar layanan
yang cukup tinggi, memperbaiki system yang ada, pertimbangan biaya yang lebih hemat
dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi, agar transportasi umum
akhirnya dapat jadi pilihan masyarakat dalam mobilitas kesehariannya. Dan tentu
dengan upaya ini akan membantu pemerintah dalam menghemat subsidi BBM dan tentu membantu dalam Pengendalian BBM bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta.. Semoga..</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjyle49YNLaUxM3aa3OeGgnKD9gy1H9p2cO8S-5vG8SuW2_nFxKso3OjQBZwG11LNnlyl1344XPInWKEj021Jg78xSwc6MmMfCsR4A_nrFDWvWeXDChqLNwUbSSXHDLVPpUax6jjU74vi7PMYtsyT0-U-ZtURz5PrDmHBSyXyzCdJvbYTBbT1VtFbzLTQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjyle49YNLaUxM3aa3OeGgnKD9gy1H9p2cO8S-5vG8SuW2_nFxKso3OjQBZwG11LNnlyl1344XPInWKEj021Jg78xSwc6MmMfCsR4A_nrFDWvWeXDChqLNwUbSSXHDLVPpUax6jjU74vi7PMYtsyT0-U-ZtURz5PrDmHBSyXyzCdJvbYTBbT1VtFbzLTQ" width="640" /></a></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhir kata, seluruh analisis dan perpektif semua narasumber pada diskusi publik ini memang sangat luar biasa menambah ilmu dan pengetahuan baru bagi saya pribadi. Selain itu, semoga diskusi semacam ini juga dapat meningkatkan kesadaran, product knowledge serta peningkatan listerasi masyarakat umum terkait BBM ini meningkat, terutama dampak terhadap kesehatan dan lingkungan dari penggunaan bahan bakar minyak. Kedepannya semoga akan lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan menarik dan bermanfaat semacam diskusi publik seperti ini ya dengan materi yang lebih bervariatif lainnya.. 😊</p><br /><p></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-83219996138743793592022-09-14T14:25:00.004+07:002022-09-14T14:25:43.436+07:00RANDOM PART KESEKIAN<p style="text-align: justify;">Udah jarang banget nongkrong-nongkrong di cafe ala ala rasanya. Ngasih waktu me time buat diri sendiri itu perlu sih emang ternyata dan sepenting itu. Ya gimana, kan rutinitasnya hampir tiap hari begitu-begitu aja.. Pergi kerja, kerja, pulang ke rumah, main sebentar sama anak, rebahan, main hp, nggak lama nemenin mereka tidur. Repeat almost everyday. Dan ujung-ujungnya pasti bilang ih perasaan udah hari anu lagi ya, atau eh udah bulan september aja ya nggak terasa.</p><p style="text-align: justify;">Hari ini setelah kelilingan nyari bahan laporan ke daerah Selatan, saya mampir ke salah satu kopisyop. Sendirian. Seru sih. Cuma ya beda tetep rasanya, sekarang mah udah emak-emak anak dua pula, haha!</p><p style="text-align: justify;">Hari ini udah diniatin lagi nggak pengen ngapa-ngapain, kerja bentar terus bener-bener pengen bengong aja gitu, nggak pengen mikirin kerjaan, nggak pengen ngobrol serius, pengen diem aja. Minum kopi dingin sama spaghetti aglio olio, scrolling instagram, nonton tutorial youtube, and do anything that I like and makes me happy. </p><p style="text-align: justify;">Terus jadi mikir banyak bangettt, dari awal lulus kuliah, bahkan saat masih kuliah, saya ngerasa betapa saya tuh dulu kerja kerja kerja, belajar jual ini itu dan banyak hal lainya berhubung kondisi keuangan orang tua saat itu nggak baik-baik aja. Pernah coba ngelamar part time ke kfc, cafe-cafe bahkan terakhir nyoba jadi agen asuransi. Lucu sih kalau inget itu, hehe! Udah di titik mikir harus punya cukup uang buat bahagiain semua orang. Sungguh sangat nggak sehat, ya..</p><p style="text-align: justify;">Sampai pernah di satu titik terpikirkan kenapa ya orang bisa gini gitu dengan embel-embel privilege. Tapi pointnya adalah, there are things that out of our control. Jadi ngapain fokus disitu. Fokus di hal-hal yang bisa kita kontrol aja. Salah satunya: memperbaiki apa yang bisa kita perbaiki dari diri kita sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Jadi saat saya merasa hidup lagi penuh dengan begitu banyak tanda tanya seperti itu, saya tanpa sadar belajar dari kehidupan itu sendiri. Sekarang sih lagi terus coba gali apa yang bisa dilakuin, belajar banyaak hal baru, sering ikut workshop self development even via zoom doang (kadang sambil kerja, he! jangan ditiru), terus belajar jurnaling, belajar mendengarkan diri sendiri, mulai rajin olahraga dengan ikutan gym, belajar financial plan, sempet ketemu psikolog & ikut berbagai komunitas parenting. Ya apapun yang bisa bikin seneng dan bikin diri sendiri tertarik buat ngelakuin sesuatu.</p><p style="text-align: justify;">Nah saat ikut sesi konseling bulan-bulan lalu, saya selalu diingatkan untuk kembali melihat; what's within my circle of influence & what's outside of my circle of influence. Dan itu memang mencerahkan pandangan saya sih yang terkadang kayak kaca mobil lagi hujan, semacam wiper buat memperjelas lagi akar masalahnya tuh apa, kebanyakan memang dibuat sama diri sendiri aja. Semacam kok ya bisa ya, ternyata ya bisa aja sih, karena itu tadi terkadang masalah yang hadir itu memang dari diri kita sendiri aja yang terlalu khawatir.</p><p style="text-align: justify;">Kayanya memang harus sering-sering me time gini. Ngopi sendiri sekali-kali, mulai menerapkan work from anywhere (sesuai aturan baru, he!), ikutan workshop-workshop offline juga boleh sih dicoba karena udah mulai ramai juga. Yuk yuk bikin hidup lebih berwarna lagi yuk! </p><p style="text-align: justify;">Oiya, selamat tiga satu, aku! Maaf lupa ngucapin bulan lalu :)</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-72307647241975924042022-09-13T14:52:00.001+07:002022-09-13T15:20:39.009+07:00BICARA SOAL RESIGN<p style="text-align: justify;">Waaaa, udah bulan ke sembilan aja ini... Kayak apa ya, banyak skip skip nya aja gitu tau-tau udah lewat pertengahan tahun 2022 aja. Ya, masih banyak bersyukur dikasih sehat lahir batin alhamdulillah.</p><p style="text-align: justify;">Beberapa bulan lalu saya ada kesempatan ketemu sama temen-temen lama yang kalau bisa dibilang sungguh jarang banget bisa ketemu. Seru, seneng. Dari awal ketemu udah ketawa cerita ngalor ngidul tentang hidup, ha!</p><p style="text-align: justify;">Temen dari jaman kuliah sampai temen pas yang sama-sama pendidikan pas masuk ke kantor tempat saat saya bekerja saat ini. Beberapa dari mereka memang banyak yang akhirnya memutuskan buat resign. Yes, resign. Banyak banget sih yang bisa diambil pelajarannya dari setiap cerita. Banyak insight juga buat menambah pandangan saya kedepannya. </p><p style="text-align: justify;">Ada beberapa point yang saya highlight pada pembicaraan soal resign ini.</p><p style="text-align: justify;">1. Wajib punya perhitungan. Jangan sampai habis resign terus nggak tau mau ngapain atau bahkan sama sekali ngga mempersiapkan keran pemasukan lain. Karena saya memegang teguh prinsip, kalaupun rezeki sudah ada yang atur tetap aja kita harus ada effort buat jemputnya.</p><p style="text-align: justify;">2. Bolak balik liat lagi niat awal kenapa resign. Bener-bener meyakinkan hati supaya kelak, setelahnya, goyah apalagi menyesal. Yang namanya perubahan pasti butuh penyesuaian, dan nggak sedikit yang struggle menghadapi itu.</p><p style="text-align: justify;">Mau memilih tetap bekerja ataupun resign untuk membersamai anak itu baik kok. Ngga ada yang benar atau salah untuk memilih salah satu hal itu, karena balik lagi semua pilihan dan konsekuensi ada ditangan kita yang ngejalanin kan. </p><p style="text-align: justify;">Bener sih yang dibilang, kadang kita emang cuma butuh sekedar 'berani' aja buat melangkah, sama kayak waktu kita pertama kali bisa jalan pas waktu kecil, kan? Dan sekali sudah memutuskan untuk melangkah tadi, jangan pernah disesali apapun yang telah dan akan terjadi. Jalani, nikmati. Gitu, ceunah katanya mah.</p><p style="text-align: justify;">Sampai sekarang kalau ngobrol sama orang yang happy setelah memutuskan untuk resign suka ngerasa salut banget, karena menurutku bukan perkara mudah buat aku tuh buat memutuskan akhirnya berani resign, setidaknya buatku saat ini aku belum siap dan belum mampu sampai kesana. But they eventually enjoy their life even more. Lucky you.</p><p style="text-align: justify;">Things that i learn from this. </p><p style="text-align: justify;">Just be easy to ourselves. </p><p style="text-align: justify;">Bismillah..</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-23856888306331337882022-09-03T18:15:00.005+07:002022-09-03T18:15:54.585+07:00AWAL MULA KETAGIHAN DECLUTTERING DAN JUAL PRELOVED ITEMS!<p style="text-align: justify;">Dari dulu saat masih tinggal bareng sama orang tua, saya sering diejekin karena hobby banget bersih-bersih hal yang dirasa 'nggak penting'. Apalagi rasanya di rumah orang tua itu segala macem barang yang bahkan udah nggak berfungsi disimpan aja dengan alasan 'siapa tau nanti bisa terpakai, atau siapa tau nanti bisa diperbaiki' yang padahal nyatanya nggak sama sekali, cuma numpuk gitu aja bertahun-tahun dan bikin seisi rumah keliatannya penuh sama barang.</p><p style="text-align: justify;">Pas awal pandemi kan seringnya diem dirumah ajatuh, puyeng aja gitu liat banyak barang numpuk nggak terpakai. Sebelum pandemi nggak begitu terasa karena lebih seringnya kan keluar rumah, nah setelah mulai decluttering itu baru ngeh aja ternyata banyak banget barang yang nggak terpakai, udah nggak terpakai atau pas emang belinya impulsif aja asal beli nggak pakai pertimbangan.</p><p style="text-align: justify;">Rasanya amazing memang sih. Kok ya kerasanya enak banget aja rasanya, lega dan yang penting ga mumet liat banyak barang. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxEhbaUGcPBWiYK8WbbKdUNI50o5S-4pGKjMCRi1Cve1VWNCCnpmNUf3OnltlVjBMrUDmUlzGlO0CCZBJk6fK_OmO2f8NLXVRnJ-2PVFJNzuGSmH7LTNaZ2xJIMkVes9rQcI1wNNQooSaYS6MJFBNvJ97NlbDCQ7anFQIf9V-WggyKxNvwBRpuZ9vfew/s274/download.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="184" data-original-width="274" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxEhbaUGcPBWiYK8WbbKdUNI50o5S-4pGKjMCRi1Cve1VWNCCnpmNUf3OnltlVjBMrUDmUlzGlO0CCZBJk6fK_OmO2f8NLXVRnJ-2PVFJNzuGSmH7LTNaZ2xJIMkVes9rQcI1wNNQooSaYS6MJFBNvJ97NlbDCQ7anFQIf9V-WggyKxNvwBRpuZ9vfew/w400-h269/download.png" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Selain barang, nah sekarang juga lagi seneng nih declutter digital juga. Mulai dari merapikan folder-folder di laptop, dokumen-dokumen digital, hapus-hapusin foto yang kurang bagus, apalagi banyak hasil screenshoot yang sebetulnya udah nggak diperluin lagi. Terus lagi hapusin email-email dari jaman kuliah tahun 2008-an, waduuu banyak bener asli. </p><p style="text-align: justify;">Sampai sekarang pun masih belajar berproses ya, seenggaknya udah nggak begitu banyak barang nggak terpakai yang numpuk,, terus beli beli barang juga lebih mindful aja.. kadang masukin dulu keranjang, kalau nggak urgent banget diendapkan dulu di keranjang 1 sampai 2 mingguan, kalau dirasa memang perlu baru deh di check out. Nah justru malah seringnya jadi di hapus aja karena memang pas scroll-scroll itu laper mata aja karena 'lucu' tapi sebetulnya nggak perlu banget buat dimiliki.</p><p style="text-align: justify;">Ya pelajaran yang dirasa banget sih, ternyata dengan belajar minimalis dan hanya punya barang yang fungsional, walaupun tidak estetik, benar-benar bikin hidup lebih ringan aja. </p><p style="text-align: justify;">Oiya dari hasil decluttering biasanya barang-barang yang saya rasa masih bisa dipakai atau bermanfaat saya jual sebagai preloved items. Preloved items dari hasil decluttering itu sendiri buat saya sih yang penting mempercepat perginya clutter dari rumah. Untuk harga sendiri biasanya sih selalu pakai harga 'ikhlas' aja. Kenapa? Ya itu tadi, barangnya udah nggak terpakai lagi untuk saya, yang penting barangnya pergi dari rumah dan ada yang bisa memanfaatkannya kembali. Itung-itung memperpanjang usia barang aja. </p><p style="text-align: justify;">Namanya juga barang bekas ya, ibarat katanya, kalau kita terlalu ambisius dengan menetapkan harga tinggi juga orang mungkin akan lebih milih beli barang baru aja sekalian. Dan biasanya kalau terlalu tinggi jual, barangnya akan lamaaa banget terjual dan jadi bahan numpuk lagi. Kadang beberapa barang aku post di grup komunitas sebagai free item, jadi orang yang mau adopt cukup bayar ongkir aja, sama sekali saya nggak ada ngarep balik modal. Asal jadi rapih aja sih udah cukup, kan tujuannya memang mengurangi barang yang sudah nggak pernah dipakai lagi.</p><p style="text-align: justify;">Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih mindful dalam segala hal ya!</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-7579976443511436042022-09-02T00:09:00.001+07:002022-09-02T00:09:29.069+07:00MERAJUT MIMPI<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4duWppB8VKDC_y4rZPldJUIGjTys2aoimB-zOGHHNLlU8q1tmuecNuWzEoHVgWBDlV8A4uGDYKiU2C4pYhQwvAF6Z30FYiuQn5JZLbn8AlVXTDgwY2zj04oJx5ba1nBbxOcAsK_YKTAXQc65t8BrtfZbUWpAmFagMai4LU7-iPRZnegW11viYD-kF5w/s1024/WhatsApp%20Image%202022-09-02%20at%2012.01.55%20AM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4duWppB8VKDC_y4rZPldJUIGjTys2aoimB-zOGHHNLlU8q1tmuecNuWzEoHVgWBDlV8A4uGDYKiU2C4pYhQwvAF6Z30FYiuQn5JZLbn8AlVXTDgwY2zj04oJx5ba1nBbxOcAsK_YKTAXQc65t8BrtfZbUWpAmFagMai4LU7-iPRZnegW11viYD-kF5w/w640-h640/WhatsApp%20Image%202022-09-02%20at%2012.01.55%20AM.jpeg" width="640" /></a></div><br />Sampe sekarang masih suka ada yang wondering aja kok saya sering banget post tentang per-craft-an.. ya gimana ya emang senengnya emang gitu. Nggak jarang rasanya dibilang ko bisa sempet-sempetnya bikin rajutan atau ini itu, ya kalau gak disempet-sempetin nggak akan pernah sempet sih kayanya..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari jaman SD udah seneng bikin baju-baju berbie sama bandana dari kain perca. Lanjut SMP ada pelajaran Tata Busana yang notabene emang bebikinan craft-craft dan happy banget. Terus jaman SMA gatel banget tangannya ikutan bebikinan hiasan sampe akhirnya dipilih jadi ketua ekskul Jurnalis sekolah dan full ngurusin mading sampe lulus. Dulu sih serunya masih jaman cari cari inspirasi harus beli majalah kekinian pada masanya gitu ya..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terakhir kayaknya dari 2015 belajar main benang dengan variasi lain, seneng banget liat tas-tas rajut handmade. Akhirnya nekat belajar otodidak aja buat bikin sesuatu dari rajutan. Hasil karya pertama dari benang rajut kayanya pouch HP deh, eh keterusan mulai bikin tas, topi, pouch, clutch, bandana sampai terakhir yang bikin happy banget bikin topi sama sepatu bayi buat kado lahiran temen. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada yang bilang, <i>You dont knit because you are patient. You are patient because you knit,</i> gitu cenah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, kenapa saya suka sekali merajut? karena rasanya seperti bikin suatu kenyamanan tersendiri buat diri sendiri gitu aja sih. Semenjak maksain buat menyisihkan waktu dan belajar terus buat bikin pola-pola baru untuk merajut, saya ngerasa jadi lebih sabar dan ga grasak grusuk gitu. Saya pernah baca kalau ada hasil penelitian di sebuah pusat rehabilitasi di Amerika, kalau terapi berkelompok dengan metode merajut terbukti berhasil untuk mengurangi stress, membangun diskusi dan meningkatkan suasana katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekarang malah punya cita-cita baru, siapa tau kelak, suatu hari misal saat akhirnya saya putuskan untuk nggak jadi budak korporat lagi, pun misalkan engga bisa jadi salah satu bekal masa tua nanti, punya workshop sendiri isinya dunia per-craft-an.. bisa kolaborasi sama orang-orang yang memang bisa sejalan dan sepaham.. ingin buka kelas belajar merajut sama-sama gitu. ah, seru kayaknya! Mudah-mudahan Allah kasih jalan ya, semoga banyak yang meng-amin-kan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namanya mimpi nggak ada yang salah, kan?! 😆</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-20636026342627510232022-08-02T16:01:00.002+07:002022-08-02T16:02:35.711+07:00SISA-SISA KEBIASAAN AFTER PANDEMI!<p style="text-align: justify;">Pandemi emang secara langsung maupun nggak langsung mempengaruhi banyak hal ya, termasuk hal simpel banget yaitu belanja bulanan! Dulu dari awal pandemi rasanya mau keluar rumah buat beli ke minimarket atau supermarket aja was-wasnya kayak apaan. Pun kalaupun belanja online pas sampe rumah riweuh harus semprot-semprot desinfektan karena biar ngerasa aman aja sih.</p><p style="text-align: justify;">Kalau dulu sih sebelum pandemi jelas banget kalau belanja bulanan itu jadi waktu yang ditunggu-tunggu biar bisa jalan-jalan sekalian cuci mata. Kalau sekarang? Jangan ditanya 😂 Jadi intinya adalah kalau bisa dianter sampai depan pintu rumah kenapa harus pergi pergi keluar, kan? hehe sebagai kaum mageran aku terbantu sekali hehe. </p><p style="text-align: justify;">Happy Fresh jadi salah satu aplikasi andalan aku sekarang kalau lagi belanja kebutuhan rumah tangga harian. Aplikasinya sendiri sekarang udah jauh banget lebih berkembang dibandingan dulu. Serunya kalau dulu kan ada opsi ganti barang aja kalau kosong ya, nah sekarang itu dia bisa diskusi langsung sama personal shopper yang ramah-ramah banget. Tinggal ngobrol aja kalau ada barang yang nggak ada mau diganti pakai apa atau harga berapa pasti dibantu dicarikan sama personal shoppernya. </p><p style="text-align: justify;">Sebagai emak-emak yang menganut no cash cash club, aplikasi ini juga mengakomodir buat COD dengan metode bayar bisa pakai QR. Belum lagi ongkos kirimnya yang termasuk murah banget sih, mungkin kalau ini tergantung jarak dari lokasi belanja ke rumah kita juga kali ya.. Untuk tips juga bisa kita setting diawal mau transaksi. Simpel banget sih aslinya.</p><p style="text-align: justify;">Cuma minusnya adalah seneng aja scrolling-scrolling ala window shopping gitu jadinya sering beli barang yang sebetulnya nggak penting-penting aman atau butuh banget. Nah intinya balik lagi ke pribadi kita masing-masing ya bisa memilah skala prioritas seperti apa dengan era yang serba mudah seperti sekarang ini.</p><p style="text-align: justify;">Hmm.. kira-kira apalagi ya sisa-sisa kebiasaan after pandemi yang masih sering dilakuin sampai sekarang 😁</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-29421414793887448192022-07-15T13:42:00.002+07:002022-07-15T13:56:18.341+07:00CARA PRAKTIS BELI MOBIL SECARA ONLINE<div style="text-align: justify;">Di era yang apa-apa semakin menggunakan media digital seperti saat ini, <a href="https://www.seva.id/mobil-baru" style="font-family: inherit;">beli mobil online</a><span style="font-family: inherit;"> merupakan salah satu cara pembelian yang cukup populer juga loh. Di tengah kemajuan zaman, ada banyak hal yang semakin praktis untuk dilakukan termasuk jual beli barang yang dinilai cukup mahal seperti mobil. Hadirnya cara pembelian secara online ini, digadang-gadang untuk beberapa kemudahan yang akan membuat para pembeli menjadi lebih nyaman dan santai. Berikut adalah beberapa hal yang bisa didapatkan ketika membeli mobil online.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13utfYMqyZEqhWYM_Lj-iRwrpgpcJbVeuPzFHP-YhqkyzuCcwQ4I0hRmXscUJ3nOnc9CyRD0L01cEtXNOC8sJ0F2fcsPDou2QjnSDjxIVDpAzS7sDS7WG1xtXgBzW6nTe04lJNcx4pPZSLbMDaMqi5dTQ-KTWjJ2JpZQq_03pckDF2LQoABntgwiWfQ/s2000/Untitled%20design.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="2000" height="512" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi13utfYMqyZEqhWYM_Lj-iRwrpgpcJbVeuPzFHP-YhqkyzuCcwQ4I0hRmXscUJ3nOnc9CyRD0L01cEtXNOC8sJ0F2fcsPDou2QjnSDjxIVDpAzS7sDS7WG1xtXgBzW6nTe04lJNcx4pPZSLbMDaMqi5dTQ-KTWjJ2JpZQq_03pckDF2LQoABntgwiWfQ/w640-h512/Untitled%20design.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pic <a href="https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fmohsai.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fseva-mobil-bekas-berkualitas-mohsai.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fmohsai.com%2Fseva-mobil-bekas-berkualitas%2F&tbnid=HMQJiC8zk5Ko7M&vet=12ahUKEwi9qdqppfr4AhXSxaACHR1uD6QQMygWegUIARDQAQ..i&docid=mhu5ITLJulKqoM&w=1407&h=768&itg=1&q=SEVA&ved=2ahUKEwi9qdqppfr4AhXSxaACHR1uD6QQMygWegUIARDQAQ#imgrc=_0gVMyW9u3V1sM&imgdii=V5klN4EEeG6KxM" target="_blank">source</a></td></tr></tbody></table><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>Dapat Menyesuaikan Dengan Anggaran</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Hal pertama yang bisa didapatkan ketika membeli mobil secara online adalah bisa menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Hal ini dikarenakan, membeli mobil secara online berarti pula bahwa calon pembeli bisa melihat masing-masing harga yang dibanderol pada mobil yang ditawarkan. Dengan adanya harga yang tercantum secara online juga memungkinkan untuk di updatenya harga secara berkala harga yang didapatkan informasinya adalah harga terkini. Dengan begitu pengguna atau calon pembeli bisa mempersiapkan anggaran yang sesuai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>Lebih Hemat Waktu</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Hal kedua yang bisa didapatkan ketika beli mobil secara online adalah lebih hemat waktu karena bisa dilakukan dimana dan kapan saja tanpa harus pergi ke dealer. Hal ini bisa mengefisienkan waktu sehingga banyak yang bisa dilakukan untuk hal lainnya. Dengan begitu konsumen juga bisa lebih fokus untuk menentukan pilihan dari sekian banyak mobil yang ditawarkan dan melihat kesesuaian dengan yang ia inginkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Dengan mengetahui informasi mengenai mobil yang ingin dibeli secara online, peraturan Konsumen juga bisa membuat perencanaan sedari dini mengenai perkiraan uang yang harus disediakan untuk dapat membeli mobil yang diinginkan. Hal ini akan mendukung perencanaan yang lebih matang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b>Bisa Mendapatkan Promo</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Melakukan pembelian mobil secara online juga berpeluang untuk mendapatkan promo. Enggak sedikit promo-promo yang biasanya ditawarkan ketika membuka suatu situs online ketika mencari mobil. Oleh karena itu sebagai calon konsumen hal ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang untuk mencari harga yang paling pas dan mendapatkan rumah yang ada.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Berbicara seputar hal yang bisa didapatkan saat beli mobil online di atas, sedikit banyaknya bisa memberi gambaran bahwa sekolah ini banyak kemudahan yang ditawarkan salah satunya dengan pembelian secara online. Meski demikian, hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kesiapan dari segi finansial untuk membeli mobil tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sejumlah uang yang perlu dikeluarkan saat membeli mobil harus direncanakan dan dipersiapkan serta diupayakan untuk tidak mengganggu kondisi finansial secara keseluruhan. Dengan begitu skema pembiayaan nya pun turut perlu diperhatikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Masih terkait dengan hal ini, sekarang hadir SEVA selaku platform pembiayaan mobil baru sesuai dengan kemampuan finansial. Kehadiran SEVA bertujuan untuk memudahkan masyarakat supaya bisa membeli mobil dengan nyaman secara finansial serta praktis melalui layanan online.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Tidak hanya itu, <a href="https://www.seva.id/">SEVA</a> juga menghadirkan produk berupa kakulator pembiayaan dan instant approval yang akan membantu para calon konsumen untuk mensimulasikan secara langsung pembelian. Adanya kalkulator pembiayaan, bisa membuat konsumen menjadi lebih jauh telah mempertimbangkan rencana pembelian kendaraannya. Kali ini diharapkan bisa menjadi salah satu persiapan supaya tidak muncul kendala di masa yang akan datang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Di sisi lain, instant approval merupakan fitur yang dapat membantu para pelanggan agar memeriksa kondisi finansial lebih dulu sebelum memutuskan untuk membeli mobil baru. Setelahnya akan diberikan rekomendasi mengenai mobil yang sesuai dengan kemampuan.</span></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-13659989972241973422022-03-02T21:35:00.001+07:002022-03-03T22:49:34.721+07:00QUARANTINE DAY-8; PEJUANG SATU GARIS, NEGATIF!<p style="text-align: justify;">Memasuki hari ke-8 karantina mandiri. Btw, kemarin akhirnya iseng beli alat rapid antigen via e-commerce dan melakukan tes mandiri dengan hasil alhamdulillah sudah negatif. Alhamdulillah.. Berhubung varian covid saat ini yang katanya konon cukup ringan sehingga untuk dikatakan sembuh tidak lagi perlu ada test PCR ulang dan lain hal sebagainya, cukup selesaikan masa isoman selama 10 hari kemudian cek ke dokter dan minta surat keterangan sehat pasca isoman. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjOtj4moYy-2ZNaHq0qHdE3BSsZRCraIZIV-EOBimGwOLpR3DDylT5QUp0A0QBZVxXv-LhdewQF2YGwjv7TWlMjCnIaGzLbQyu_zdJpXGQM1NwLnZEosXt3ZQ5dTbr7pZb-SPksR6OBGsbk_pMMtA7Tib-Fnng5sTfBx7A13ik5ps79s63JEpYllhv3zA=s840" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="754" data-original-width="840" height="574" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjOtj4moYy-2ZNaHq0qHdE3BSsZRCraIZIV-EOBimGwOLpR3DDylT5QUp0A0QBZVxXv-LhdewQF2YGwjv7TWlMjCnIaGzLbQyu_zdJpXGQM1NwLnZEosXt3ZQ5dTbr7pZb-SPksR6OBGsbk_pMMtA7Tib-Fnng5sTfBx7A13ik5ps79s63JEpYllhv3zA=w640-h574" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Gambar diatas adalah gambar yang dikirim sama Pak Suami pas lagi karantina. Dan kayaknya waktu masuk hari ke-6, dari hari dimana terkonfirmasi Positif (hari ke-4 di tabel diatas), memang gejalanya udah bener-bener nggak terasa apa-apa, udah ngerasa sehat aja cuma mungkin agak lemes karena terbiasa cuma rebahan aja di kamar seharian dengan aktifitas yang itu itu aja. Artinya sudah lewat masa 9 hari dari Tahap menular, dan gejala sembuh; tahap menular sudah selesai. </p><p style="text-align: justify;">Akhirnya hari ini setelah yakin udah negatif, pagi ini setelah mandi, keramas, bersih-bersih semua di 'bekas-kamar-karantina', semprot-semprot desinfektan ke berbagai sudut sisi atas bawah kanan kiri, baru berani keluar kamar buat main sama anak-anak lagi. Lega sih rasanya, tapi tetep aja ada was-wasnya wkwk.</p><p style="text-align: justify;">Padahal pas akhir bulan Januari, saat kasus covid mulai naik lagi, saya sendiri udah ada rencana buat cuti besar selama 2 minggu full buat bener-bener dirumah aja. Ibaratnya antisipasi aja itung-itung biar nggak banyak keluar dan sampai terpapar covid. Eh taunya qadarullah sebelum kesampaian buat cuti malah udah terpapar duluan dan jadinya malah isoman hampir 2 minggu ditambah masa WFH waktu tunggu hasil PCR hehehe.</p><p style="text-align: justify;">Yuk semangat yuk para pejuang satu garis negatif!</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-20863721232269828762022-03-01T19:58:00.002+07:002022-03-03T22:30:23.408+07:00QUARANTINE DAY-7; SERUNYA BELAJAR DUNIA PARENTING<div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhwJ-k4IEBysxcf1HNyKaGv_gB2EC3m_pmfusWtZQnVWeOeK8ULzZujA2VEZjHP2GINuyyiARtEbUDNa1ocXyuwYYcsj2qEwS-nUU0dRot9KeEofzs6BSTh-tBA_reQ8IgoT4SX2gKD57x2ycsEVJ6nW0AlNUMPivCYQ6lk0KHncDOCsDKizI_e8vte_g=s610" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="610" data-original-width="563" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhwJ-k4IEBysxcf1HNyKaGv_gB2EC3m_pmfusWtZQnVWeOeK8ULzZujA2VEZjHP2GINuyyiARtEbUDNa1ocXyuwYYcsj2qEwS-nUU0dRot9KeEofzs6BSTh-tBA_reQ8IgoT4SX2gKD57x2ycsEVJ6nW0AlNUMPivCYQ6lk0KHncDOCsDKizI_e8vte_g=w369-h400" width="369" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">pic illustration <a href="https://id.pinterest.com/pin/350858627223824923/" target="_blank">source</a></span></td></tr></tbody></table><br /><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Kalau ditanya gimana rasanya jadi orang tua? Kamu bakal jawab apa?</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Kalau menurut saya sebagai seorang ibu.. 'Jadi ibu itu gampang gampang susah.. there's no such a perfect mother we all learn, meraba-raba sampai bisa dan lalu terbiasa.'</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sedikit flashback ke beberapa tahun kebelakang, waktu anak pertama lahir di Tahun 2018 dengan posisi masih bekerja di perantauan rasanya waaah asli nggak terbayang. Sampai akhirnya nekat aja bawa anak ke perantauan yang notabene nggak ada keluarga, pun saat harus pergi bekerja mau nggak mau harus berani titip sama pengasuh dirumah. Kok berani banget? Aslinya engga seberani itu, was was tiap saat kok, apalagi pengasuhnya juga terbilang baru kenal kan. Jadi cctv di hp selalu on disamping layar komputer sambil liatin anak lagi ngapain aja dirumah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Belum lagi pas anak sakit apalagi sampai harus opname, posisi sama suami juga masih LDM pula waktu itu, alhamdulillahnya punya temen-temen yang baik hati dan sering banget bantu direpotin. Thankyou banget am & fenty 💝 Asli kalau ingat-ingat masa naik turun dari saat punya anak sampai di titik sekarang itu luar biasa banget rasanya. Definisi dari this too shall pass bener-bener deh.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sekarang tiap hari kayanya seru aja belajar hal-hal baru dan nggak pernah berhenti. Serunya sekarang saya juga ikut gabung beberapa komunitas parenting, ada beberapa yang via whatsapp grup, ada juga telegram walau saya terbilang jarang buka. Kaya apa ya, kita bergabung dalam satu grup yang bahkan saya nggak tau wajahnya temen-temen di grup itu kayak apa, tapi ketika ada satu aja orang yang bertanya di grup, satu per satu ibu-ibu pada muncul buat bantu atau sekedar menanggapi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Belum lagi sering diadain semacam sharing session dengan tema tertentu via zoom meeting. Asli sih banyak nambah ilmu baru, nggak cuma soal parenting aja malahan. Banyak juga tema-tema diluar parenting yang sering dibahas dan dijadikan webinar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Walau masih sering ngerasa marah sama anak kalau nggak nurut, masih nggak sabaran, masih banyak ngeluhnya, pokoknya masih banyak sekali kurangnya sebagai ibu, semoga Allah senantiasa menuntun saya untuk jadi ibu yang terbaik untuk anak-anak saya dengan terus belajar, terus bebenah diri, aamiin.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Semangat, bunda bunda semua 💕</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-75805660007523269512022-02-28T21:50:00.010+07:002022-03-03T21:57:04.510+07:00QUARANTINE DAY-6; RENCANA<blockquote><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjWblBxH4_m6ChQY1j4sufeoqIzn4FYtwNnCPRrNgOxj3DQPHrLxzvdpNsjn_R4KsJjqhLeSg_6XvXKmaBt7q-aCyD8SVJbkPmqlfwDwCb7DJcEANVoCjG-uqLPxVJsHsiri3NuT6uTZwsK7j8_7r0rjVZDjrZQPIDfQTDDL6NXiDSqQt2j1iEjf3xqtQ=s640" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjWblBxH4_m6ChQY1j4sufeoqIzn4FYtwNnCPRrNgOxj3DQPHrLxzvdpNsjn_R4KsJjqhLeSg_6XvXKmaBt7q-aCyD8SVJbkPmqlfwDwCb7DJcEANVoCjG-uqLPxVJsHsiri3NuT6uTZwsK7j8_7r0rjVZDjrZQPIDfQTDDL6NXiDSqQt2j1iEjf3xqtQ=w400-h400" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">pic <a href="https://id.pngtree.com/freepng/cartoon-hand-drawn-calendar-mobile-appointment-illustration_5437853.html" target="_blank">source</a></span></td></tr></tbody></table><br /> <p></p></blockquote><blockquote><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Kenapa rencana yang kita ceritakan ke orang, cenderung tidak terjadi, daripada yang kita simpan sendiri dan bekerja dalam diam. Ternyata emang ada studinya.. </span></p></blockquote><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"> </span></p><blockquote><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">"Our mind mistakes the talking for doing", -@kuntoajiw</span></p></blockquote><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya lupa dulu screenshoot darimana, tapi kutipan ini sendiri ditulis kayaknya via twitter oleh akun @kuntoajiw dan baru sekarang sekarang ini merasa relate dengan kalimat diatas. </p><p style="text-align: justify;">Kenapa?</p><p style="text-align: justify;">Karena berhubung saya merasa bukan masuk ke golongan orang-orang yang kepo, makanya kalau ada yang cerita satu dua hal yang menurut saya pribadi nggak berhubungan langsung sama kehidupan saya pasti saya cuma iya iya aja. Rasanya jarang banget nanya detail tentang sesuatu hal yang orang tersebut memang nggak cerita sendiri. Lain halnya kalau diceritakan lalu diminta pendapatnya.</p><p style="text-align: justify;">Buat saya sesuatu yang sudah masuk dalam ranah pribadi itu cukup di keep diri sendiri atau orang terdekat aja, jadi bukan hal yang perlu orang lain atau seluruh dunia harus tau. Ngga.</p><p style="text-align: justify;">Ibaratnya, lu mau punya harta sekian kek, mau punya warisan tujuh turunan kek, mau punya hutang piutang dimana kek, mau beli mobil mewah kek, oh yaudah aja, I dont care. </p><p style="text-align: justify;">Nggak perlu semua orang harus tau apa yang sedang kita upayakan, kan?</p><p style="text-align: justify;"> </p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-27952297278494894622022-02-27T19:49:00.003+07:002022-02-27T19:49:16.783+07:00QUARANTINE DAY-5; TENTANG INTROVERT DAN INNER CIRCLE<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj8U4SCvgQdP33iu3-j7mjnhSV9BhLungJA3pf_l9LsvYICi92WmhBk2yH2KD78EuGO0GX4NPd2JuWtxfH01DriuCAxxODcgK7hjUt4IAnKcmdoBLwo-auanRD6xoV8AbAua2C7eIa5MRaJrjtrNOsVlQyJhAni4ARQewoJwyBSQZ5I_OAztO5t3gEK2A=s696" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="391" data-original-width="696" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj8U4SCvgQdP33iu3-j7mjnhSV9BhLungJA3pf_l9LsvYICi92WmhBk2yH2KD78EuGO0GX4NPd2JuWtxfH01DriuCAxxODcgK7hjUt4IAnKcmdoBLwo-auanRD6xoV8AbAua2C7eIa5MRaJrjtrNOsVlQyJhAni4ARQewoJwyBSQZ5I_OAztO5t3gEK2A=w640-h360" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pic <a href="https://www.minews.id/cuitan-mi/inilah-alasan-mengapa-ada-peringatan-hari-introvert" target="_blank">source</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Berhubung hanya bisa diam dikamar seharian, sudah bosan dengan rutinitas yang itu ini aja, akhirnya jadi banyak mikir kesana kemari deh tentang diri sendiri..</p><p style="text-align: justify;">Karena pada dasarnya saya menilai diri sendiri adalah orang yang super introvert. Jadi saya rasa juga memang saya akan sangat jarang banget memulai obrolan duluan. Saya akan merasa nyaman kalau memang ada didalam circle saya aja, kalau udah diluar apalagi ketemu orang baru pasti cenderung nggak akan bisa ngomong atau sekedar basa basi haha-hihi cuma bisa senyum-senyum aja. Paling sebatas cuma nanya asal dari mana.. sekarang tinggal dimana.. atau pertanyaan pertanyaan standar sekali. Bukan tipikal yang bisa membawa obrolan ngalor ngidul juga soalnya. Kaku ya cem kanebo kering.</p><p style="text-align: justify;">Bisa dibilang, semakin nambah usia jumlah temen itu semakin sedikit, itu itu aja, di grup whatsapp apapun cenderung nggak pernah ngobrol, kecuali kerjaan atau emang circle keseharian, bahkan ngumpul keluarga juga bukan tipikal yang bisa rumpi kaya emak-emak, kecuali yang bener-bener deket. Gimana ya, lebih nyaman kayak gini.</p><p style="text-align: justify;">Kadang suka terpikirkan buat mengenal lebih jauh diri sendiri itu bukan buat sekedar bisa menerima kekurangan diri, tapi juga agar kita sadar apa kelebihan kita. Setidaknya dengan mengetahui kekurangan diri sendiri, saya bisa berdamai sama diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur tentunya. Begitupun sebaliknya, dengan mengetahui kelebihan kita bisa menggali potensi apa saja dari diri sendiri yang mungkin bisa di kembangkan.</p><p style="text-align: justify;">Bulan lalu sih saya sempet menghubungi salah satu akun social media yang menaungi beberapa Psikolog ya, penasaran aja sih buat konsultasi walaupun via online. Tapi masih maju mundur sih belum daftar secara resmi juga, baru sekedar tanya-tanya beberapa case dan hal berkaitan dengan tarif konsultasi. </p><p style="text-align: justify;">Nanti, kalau jadi pasti cerita lagi disini, insya Allah...</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-70745119137475700612022-02-26T21:24:00.006+07:002022-02-27T20:24:50.028+07:00QUARANTINE DAY-4; ESENSI DARI PANDEMI<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjS0Sttv2NbyUamhoVKRGnUGUGxAP06h8wk3uhqvMr81Sst95n4XRNgVpJ4fbeeGtiNe51oFdvVj5aOR7XlmPQxOlUuL1pXB0wJCpUHOQEoQhwhrYVOQxJYUw7c6Kz8RtmjfrEV9UUmDeZAOsV4gC6Zo0hu_cnr09jv5a12FVey186xHY6DIu4fHBOtHQ=s1764" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1060" data-original-width="1764" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjS0Sttv2NbyUamhoVKRGnUGUGxAP06h8wk3uhqvMr81Sst95n4XRNgVpJ4fbeeGtiNe51oFdvVj5aOR7XlmPQxOlUuL1pXB0wJCpUHOQEoQhwhrYVOQxJYUw7c6Kz8RtmjfrEV9UUmDeZAOsV4gC6Zo0hu_cnr09jv5a12FVey186xHY6DIu4fHBOtHQ=w640-h384" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pic <a href="https://publichealth.jhu.edu/2021/how-well-live-with-covid-after-the-pandemic" target="_blank">source</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Masih dalam edisi random talk ala ala dengan menulis, mencoba mencari bahan ide buat ngisi blog lagi..</p><p style="text-align: justify;">Hmm nggak terasa ya sudah lebih dari dua tahun ini kita menghadapi yang namanya pandemi, tapi masih banyak sekali orang yang gagal buat memahami esensi dari pengendalian penyakit menular ini. Bahwa ini bukan hanya tentang bagaimana kita bisa menyelamatkan diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain, terutama pada mereka mereka yang termasuk dalam golongan yang rentan, golongan yang belum bisa vaksin walaupun ingin. </p><p style="text-align: justify;">Jadi pengen throwback deh history saya bisa akhirnya sampai kena.. Saya sendiri kontak erat dengan teman yang terkonfirmasi positif hari Selasa minggu lalu. Hari Rabu saya jadi panitia pelaksanaan antigen buat beberapa pegawai kantor yang pulang dari Pangandaran dan sore harinya masih sempat pergi untuk Vaksin Booster ke-3 ke tempat vaksin yang disediakan oleh kantor. Lalu hari Kamis dan Jumat saya masih kerja di kantor seperti biasanya cuma memang selepas vaksin sehari sebelumnya tangan rasanya pegel banget di bagian bekas suntikan. Begitu juga hari Sabtu dan Minggu, masih untel-untelan sama krucil, paginya masih sepedaan sama adek, bener-bener nggak ada gejala apapun..</p><p style="text-align: justify;">Lalu barulah minggu sore itu diinformasikan bahwa saya terkena tracing dan diminta wfh keesokan harinya sampai dengan hasil PCR teman kantor saya keluar. Di satu sisi karena panik, akhirnya memutuskan beli alat antigen mandiri dan senin sore hasilnya masih negatif. Besoknya hari selasa pagi kok rasanya bangun tidur tenggorokan nggak enak, mulai tanda-tanda kayak orang mau flu. Feeling udah nggak enak, akhirnya walaupun wfh dirumah tetep pakai masker, terutama pas nemenin anak-anak tidur pagi dan siang. Dan betul aja hasil antigen positif. Lanjut deh panggil homecare ke rumah buat PCR saya dan test antigen orang serumah yang alhamdulillah-nya hasilnya negatif semua. </p><p style="text-align: justify;">Kalaupun misalkan saya terpapar dari teman saya itu berarti masa inkubasi virusnya berjalan kurang lebih 7 hari di saya ya, walaupun saya rasa sih wallahualam saya bisa aja terpapar darimana aja tanpa saya tahu. Kan virus ini ghaib, nggak keliatan wujud dan bentukannya seperti apa. Memang kan infonya virus ini sendiri masa inkubasinya bisa 2-10 harian ya, terlepas dari varian apapun itu yang saya kurang paham.</p><p style="text-align: justify;">Bismillah yuk sehat yuk isoman 10 hari negatif yuk!</p><p style="text-align: justify;">Stay safe, stay insane, stay happyyy..</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-71396195776849333122022-02-25T19:23:00.002+07:002022-02-27T19:53:05.999+07:00QUARANTINE DAY-3; BOSAN<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi7dSxkNX4ZE5Ykj6KZqYuaJj-WxXZElJDvipfT2PmDYWa0JIH0mL41fxvS1-Rag4xybO70pTGS4CyquJnn0flxq9GMaRcobuzkC1FODEuAq_8wZy4Eif7xQEL_6-dlGj1fr-DZXuaHodXa7nxMyBE1LX-MepFSYXh46fu5m1b1g-IkzmNNwzJgfOmn1A=s420" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="420" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi7dSxkNX4ZE5Ykj6KZqYuaJj-WxXZElJDvipfT2PmDYWa0JIH0mL41fxvS1-Rag4xybO70pTGS4CyquJnn0flxq9GMaRcobuzkC1FODEuAq_8wZy4Eif7xQEL_6-dlGj1fr-DZXuaHodXa7nxMyBE1LX-MepFSYXh46fu5m1b1g-IkzmNNwzJgfOmn1A=w640-h640" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">pic <a href="https://roblox.fandom.com/wiki/Catalog:Bored" target="_blank">source</a></span></td></tr></tbody></table><br /><blockquote><p><br /> <span style="font-size: large;">Mulai bosan saudara-saudara~~~</span></p></blockquote><p><br /></p><p style="text-align: justify;">Asli seharian pagi-pagi cuma bikin laporan kehadiran rutin harian, terus rebahan, buka intagram, buka youtube, mandi, makan, minum obat, terus tidur.. bangun cek group whatsapp sambil laporan lagi, bikin power point buat wig mingguan, terus rebahan lagi, buka hp lagi, buka intagram, buka youtube, rebahan lagi, repeat....</p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-11937279341996440462022-02-24T19:58:00.001+07:002022-02-27T12:04:52.680+07:00QUARANTINE DAY-2; COBA FASILITAS OBAT GRATIS DARI KEMENKES<p style="text-align: justify;">Jadi pas sore hari setelah swab itu saya di whatsapp sama teteh homecare yang ngambil sample bahwa hasil PCR nya memang terkonfirmasi Positif. Cuma memang hasil tertulis atau print-an agak sedikit lebih lama dari biasanya berhubung saat ini demand buat tes ini memang lagi lumayan tinggi, katanya. </p><p style="text-align: justify;">Nah besok paginya tiba-tiba dapet whatsapp dari centang hijau, atau verified account ya biasa dibilangnya, dari Kemenkes RI, yang isinya gini...</p><blockquote><blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgESkm-lwT5H81LQfkQiHSf6cwUjLEMIidFr0qBaN2a2k3afD5bsaLnMq0KWVaBYJFAMRgsLcqIJRXoiyH6afA_pIhFa3m2g0hYX3_eBtOIiBGT4lPLymFBW_3P6A8wK1ykoGWxZJ3hajMxAh90OtPQpoKBb2nI1ydK9jXZ7svfeGRMKIsTOfgvP2WpTQ=s1600" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1128" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgESkm-lwT5H81LQfkQiHSf6cwUjLEMIidFr0qBaN2a2k3afD5bsaLnMq0KWVaBYJFAMRgsLcqIJRXoiyH6afA_pIhFa3m2g0hYX3_eBtOIiBGT4lPLymFBW_3P6A8wK1ykoGWxZJ3hajMxAh90OtPQpoKBb2nI1ydK9jXZ7svfeGRMKIsTOfgvP2WpTQ=w283-h400" width="283" /></a></div></blockquote></blockquote><p style="text-align: justify;">Berhubung nggak bisa capture dalam satu page sebetulnya message ini sendiri masih ada lanjutannya mengenai syarat dan ketentuan untuk dapat konsultasi telemedicine dan paket obat gratis ini dari Kementrian Kesehatan ini. Lanjutannya gini..</p><blockquote><div style="text-align: justify;"><i>Syarat dan ketentuan :</i></div><i><div style="text-align: justify;"><i>1. Program ini hanya berlaku untuk NIK yang terdaftar di https://isoman.kemkes.go.id</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2. Konsultasi dokter melalui layanan telemedisin GRATIS</i></div><div style="text-align: justify;"><i>3. Paket Obat yang diberikan berupa Paket A untuk OTG (1 jenis) atau Paket B (3 jenis) untuk gejala Ringan</i></div><div style="text-align: justify;"><i>4. Obat tambahan yang diresepkan layanan telemedisin tidak diberikan dan dapat ditebus secara mandiri</i></div><div style="text-align: justify;"><i>5. Penebusan Paket Obat di Apotek Kimia Farma dan pengiriman oleh SiCepat langsung ke rumah GRATIS</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Salam Sehat</i></div><div style="text-align: justify;"><i>Kementerian Kesehatan RI</i></div></i></blockquote><p style="text-align: justify;">Jadi kalau dibaca lebih detail lagi memang program ini berlaku bagi NIK yang terdaftar, artinya setiap orang yang melakukan swab PCR dan terkonfirmasi positif di klinik yang terafiliasi dengan Kemenkes seharusnya datanya ada. CMIIW, ya. Oya untuk layanan homecare yang saya panggil juga memang merupakan salah satu Nakes di salah satu Faskes di Bandung memang. Dan memang setelah keluar hasil, nggak lama berselang status di aplikasi PeduliLindungi saya juga berubah menjadi positif.</p><p style="text-align: justify;">Okey, jadi di hari kedua karantina ini akhirnya saya penasaran dengan whatsapp itu. Awalnya ingin coba-coba aja sih seberapa cepat respon atau semacam 'ngetes' kali ya seberapa serius sih Pemerintah dalam penanggulangan Pandemi yang sudah lebih dari 2 tahun ini.</p><p style="text-align: justify;">Langkah pertama adalah mencari provider yang bisa mengakomodir telemedicine dengan dokter, disebutkan juga ada beberapa diantaranya Milvik Dokter, Halodoc, Getwell, Good Doctor, Klinik Go dan Lekasehat. Adapun tujuan telemedicine ini nantinya adalah setelah kita berkonsultasi dengan dokter, kita diberikan resep obat digital yang dapat ditebus secara gratis di Web Kemenkes. Berhubung saya sudah pernah punya akun dan mencoba beberapa kali fasilitas dari Halodoc, saya memilih Halodoc untu Telemedicine. </p><p style="text-align: justify;">Pada prosesnya sendiri awalnya sempat agak bingung sih, karena disebutkan gratis tapi ketika pilih-pilih dokter saya sendiri nggak menemukan yang 100% Gratis, namun memang banyak sekali pilihan dokter dengan harga yang terhitung sangat terjangkau ya. Saya sendiri kemarin menentukan dokter dari lama jam terbangnya, misal sudah menjadi dokter lebih dari 5-10 tahun. Kalau bicara tarif saya kemarin kena di 10 ribu rupiah aja. Gila kan untuk ukuran konsul sama dokter bisa sampai semurah itu. Saat konsultasi juga dokternya lumayan komunikatif, tanya soal keluhan, yang dirasakan apa, gejala awalnya gimana, sampai akhirnya diberikan resep obat digitalnya dan akhirnya saya menutup konsultasi dengan ucapan terima kasih.</p><p style="text-align: justify;">Di dalam resep digital sendiri saya diresepkan obat Paket B untuk pasien dengan gejala Ringan isinya 3 jenis obat. Isinya sendiri dalam resep ada Favipavir, Prove D3, Zegavit, Acetylcyeteine, dan Sanmol. Selanjutnya setelah mendownload resep digital, saya masuk ke web Isoman Kemenkes di <a href="https://isoman.kemkes.go.id/tebusresep">https://isoman.kemkes.go.id/tebusresep</a> dengan tampilan awal seperti ini.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg6o3KrFxefod7CIcbWkHsSwcrpXyb4G9_gKe25gZ_F_lNuWhqGgjKThnfJUsLMxQKLym3fMS2R5EHcY1fSO-zDCuEIMAvfWQyORpAhD7mWPNJ4ndK0yMBMIbX-mUkMXWYZhYR6CmduSL7FOBauo_OyGmbPE5L2UXrhNSjlDiKwXWoYhOCT2tN3QG7cA=s1280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="692" data-original-width="1280" height="346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg6o3KrFxefod7CIcbWkHsSwcrpXyb4G9_gKe25gZ_F_lNuWhqGgjKThnfJUsLMxQKLym3fMS2R5EHcY1fSO-zDCuEIMAvfWQyORpAhD7mWPNJ4ndK0yMBMIbX-mUkMXWYZhYR6CmduSL7FOBauo_OyGmbPE5L2UXrhNSjlDiKwXWoYhOCT2tN3QG7cA=w640-h346" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Setelah masuk ke web dengan tampilan diatas, saya isikan NIK saya sendiri sebagai Pasien, nama lengkap dan juga mengisi penyedia layanan telemedicine yaitu Halodoc. Baru setelah itu saya mengupload Resep Digital yang sudah diberikan. Nah adapun untuk resep digital tadi itu harus memenuhi syarat dalam checklist pemeriksaan gambar resep lalu setelah lengkap klik Selanjutnya. </p><p style="text-align: justify;">Pada step kedua saya mengisikan dengan lengkap Alamat Pengiriman Obat dengan sejelas-jelasnya, mulai nama jalan, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kelurahan, Kecamatan, Kode Pos sampai dengan nomor telpon. Setelah yakin mengisi dengan benar semua isian klik lagi opsi selanjutnya dan kita sampai di step yang ketiga yaitu Konfirmasi dan selesai. Nah tinggal tunggu deh obatnya dikirim, nanti saya update lagi progressnya. Ciao.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj36fC8d7mHhcjgEB46ca_9qBzGzqDGUkKPL9045iUI9sG4yxiAO03ssgjA2-Wguk3KXiO3p1lCldDi12AQ30Q3wVsprIy7Y0iYsVZg22faCPZ10tGD8llrYgrUKR2uP4DRMsozNZlEjnVd5wPg7rApjncKwMDlwZzQPMEXCDxphYZ-614gRxO47Vy6Zw=s1273" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="663" data-original-width="1273" height="334" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj36fC8d7mHhcjgEB46ca_9qBzGzqDGUkKPL9045iUI9sG4yxiAO03ssgjA2-Wguk3KXiO3p1lCldDi12AQ30Q3wVsprIy7Y0iYsVZg22faCPZ10tGD8llrYgrUKR2uP4DRMsozNZlEjnVd5wPg7rApjncKwMDlwZzQPMEXCDxphYZ-614gRxO47Vy6Zw=w640-h334" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">[UPDATE] Jujur sejujur-jujurnya sebetulnya saya sendiri nggak begitu expect tinggi banget sama prosesnya. Jadi memang saya sendiri menyelesaikan proses pada website ini pada tanggal 24 Februari 2022 sekitar jam 10.22. Setelah selesai ya udah aja gitu nggak dipikirkan, bahkan ga ditunggu-tunggu juga apakah bakalan sampai atau engga, atau misalkan pun sampai mungkin waktunya nggak secepat bayangan saya.</p><p style="text-align: justify;">Tapi ternyata suprise Paket Obatnya sendiri sampai satu hari kemudian loh, asli agak kaget juga bahwa secepat itu tindaklanjutnya dari proses awal saya isi data diri dan lain hal di website isoman itu. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEisdUUIKR6D5KI1WoUsEBgTIkMlaD6FdD0YYSvuwPSwNgCM9e1Mtj6Ko3pIZs7XN_Y6BBVHiXhf6b4DdEWgfeqQtsWuyrIsmFxIaK1BOufgVL28MMROTyPj6KMR8upbNGtqQnU1eY2mmknqdUk-IUrm4KVj6Di5mH3fK_Y-xGAihVaGTXCUYvMPnOOCWQ=s1280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEisdUUIKR6D5KI1WoUsEBgTIkMlaD6FdD0YYSvuwPSwNgCM9e1Mtj6Ko3pIZs7XN_Y6BBVHiXhf6b4DdEWgfeqQtsWuyrIsmFxIaK1BOufgVL28MMROTyPj6KMR8upbNGtqQnU1eY2mmknqdUk-IUrm4KVj6Di5mH3fK_Y-xGAihVaGTXCUYvMPnOOCWQ=w640-h360" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Kita sebetulnya bisa ngecek juga prosesnya sudah sampai mana, sudah diproses apa belum oleh Apoteknya sampai dengan saat selesai dan paket dikirimkan ke Pihak Ketiga kurir juga ada reportnya. Keren ya. Akhirnya tanggal 25 Februari ini paketnya sampai sekitar jam setengah 4 sorean gitu dengan posisi terbungkus rapi. </p><p style="text-align: justify;">Salut deh ternyata awareness Pemerintah dalam menghadapi pandemi gelombang kesekian kali ini udah bisa dibilang makin baik, pelayanan kesehatan juga semakin banyak diinformasikan, keterbukaan layanan, sampai sistem teknologi informasi yang turut serta juga berkembang untuk memudahkan masyarakatnya menjangkau pelayanan dan bantuan dari Pemerintah. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj6zipcGHGL3bwT5SbPW_P9OWXF2jSCcbq2-ymMaRPympFhChgV9Vb5cV9yept-j6-xL2IeQsuXm7o0aXQcZj5Z8RcQEknh_cvOcVudsqRxlaipMRtPU-2ajBDQrEGLdWmOxDN6zm0lJ48Htr31EUO0FDzixcFFsRnsCA_HKDAeIe2dDutwisoah3hmGw=s1199" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1045" data-original-width="1199" height="558" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj6zipcGHGL3bwT5SbPW_P9OWXF2jSCcbq2-ymMaRPympFhChgV9Vb5cV9yept-j6-xL2IeQsuXm7o0aXQcZj5Z8RcQEknh_cvOcVudsqRxlaipMRtPU-2ajBDQrEGLdWmOxDN6zm0lJ48Htr31EUO0FDzixcFFsRnsCA_HKDAeIe2dDutwisoah3hmGw=w640-h558" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Harapannya sih semoga hal ini juga berlaku untuk seluruh daerah di Indonesia ya, tidak hanya di kota-kota besar, tapi juga menjangkau seluruh pelosok Indonesia pada umunya juga. Dan semoga juga pandemi ini cepat berlalu, karena mungkin kita nggak akan pernah bisa menjalani kehidupan yang sama seperti sebelum adanya pandemi di masa lalu.. setidaknya kedepan ada upaya untuk berdamai dan membersamai pandemi ini bersama mau tidak mau..</p><p style="text-align: justify;"> </p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-23304806230138874052022-02-23T23:40:00.033+07:002022-02-26T17:58:00.476+07:00QUARANTINE DAY-1; POSITIVE<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhiIJIWbAMOz_x0nvCFHR0p41RwKTjaYd0CohyaYhDFoK69VNtcE_6jyIUEX_m3EQ6W-hCDj7we3rqkojOTdJEgtjnm8CKgP0AjIqozArpTMXX1aFb8Il2Q-BAc8PtwEYUO-7gR7-9E1eb-QoRHlBAQfpuR9gz3VhEhqfNCts4m-VJOMJY0YMp2ZO0olg=s1600" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhiIJIWbAMOz_x0nvCFHR0p41RwKTjaYd0CohyaYhDFoK69VNtcE_6jyIUEX_m3EQ6W-hCDj7we3rqkojOTdJEgtjnm8CKgP0AjIqozArpTMXX1aFb8Il2Q-BAc8PtwEYUO-7gR7-9E1eb-QoRHlBAQfpuR9gz3VhEhqfNCts4m-VJOMJY0YMp2ZO0olg=w300-h400" width="300" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Well, akhirnya setelah dua tahun lebih bergelut dengan dunia percovidan ini kena juga. Dari awal tahun 2020, terus lahiran adek.. nggak lama dari itu masuk kantor, masuk gelombang sekian sekian sekian sampai dengan PPKM berjilid-jilid di tahun 2021 lalu. Dan akhirnya awal 2022 ini qadarullah merasakan juga namanya covid, hmm.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berawal dari tracing dari salah seorang teman kantor yang pergi berkegiatan bersama di minggu lalu, semobil, makan bareng dalam durasi yang cukup lama sekitar 3-4 jam. Hari pertama wfh belum berasa gejala apa-apa dan tes antigen mandiri dengan hasil satu garis negatif, baru di hari kedua bangun tidur baru terasa sakit tenggorokan deh dan memutuskan buat misah sama orang serumah. Hari ketiga akhirnya manggil orang klinik buat homecare, dengan berpegang pada hasil antigen dengan hasil positif, saya lanjut dengan tes PCR. Sedangkan orang rumah semua antigen dengan hasil negatif, alhamdulillah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau ditanya gimana rasanya, ya yang saya rasa sih memang kayak yang sebagian banyak orang bilangnya lebih kayak flu berat, hidung mulai meler, agak sakit kepala, badan semi meriang, gitu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selebihnya yang dirasa adalah bosen, padahal baru hari pertama loh. Ya gimana walaupun posisi karantina dirumah tapi mendep di kamar sendirian. Denger anak-anak main, denger mereka ngoceh sampai nangis jerit-jerit tapi bahkan nggak bisa bahkan nggak boleh buat cuma sekedar nyamperin. Sedih sih asli. Gimana pun tetep waspada jangan sampai semua tertular, cukup saya aja cukup, makanya nggak kebayang kalau sampai anak-anak sama suami yang kena tambah lagi pusingnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah bertahun-tahun nggak pernah tidur sendiri, even misalkan suami ada kerjaan keuar kota atau jaman baru ada ghya pun pasti sama anak. Nah sekarang baru ngerasain lagi tidur sendiri, aneh deh rasanya, malah cenderung jadi gelisah nggak bisa tidur. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yuk bisa yuk cepet cepet beres karantina yuk, cepet negatif yuk, biar bisa untel-untelan sama anak suami lagi yuk!</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><br /></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-84605467992766137372022-02-06T23:37:00.000+07:002022-02-06T23:37:17.897+07:00KESEMPATAN KEDUA<div style="text-align: justify;">Dulu sekitar tahun 2013 waktu saya dapat hadiah dari salah satu media ternama atas lomba menulis untuk dapat pergi Tour Gratis ke Singapore dan Malaysia selama beberapa hari tapi tidak bisa saya ambil rasanya <i>hmmmm </i>sekali ya.. Berhubung saat itu sedang dalam masa pendidikan atau sebutlah orientasi di perusahaan baru yang sama sekali tidak mengijinkan siswanya untuk sekedar ijin apalagi cuti berhari-hari. Mau kabur tapi rasanya nyali saya nggak sebesar itu, alih-alih nekat ijin pun khawatirnya langsung dicoret nama dari daftar capeg hahaha takut jugak!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasanya waktu itu bete berhari-hari setelah ditelpon pihak medianya, beberapa teman juga menguatkan dan menghibur dengan aneka kata-kata yang bilang <i>'Nanti mudah-mudahan keganti rezekinya sama yang lebih lagi'</i> dan saya cuma bisa mengamini sambil tersenyum miris. Toh kalau mengingat masa-masa itu, menyesali masa lalu juga nggak akan bawa kita kemana-mana, kan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini berlaku untuk hal ini, bahkan menurut saya sih bisa diterapkan untuk hal apapun. Banyak orang yang bilang bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali, katanya. Nyatanya mungkin saja kesempatannya datang dengan cara yang berbeda, mungkin datang dengan bentuk yang tidak sama. Makanya nggak semua hal harus disebut dengan kesempatan kedua. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gimanapun, kita tahu, kalau waktu memang nggak akan pernah bisa terulang, tapi selama kita masih hidup, kita akan selalu punya kesempatan untuk mencoba dan berusaha.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita nggak pernah tahu, apa apa saja yang akan kita hadapi dan jalani kedepannya..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Life is full of surprise, anyway.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-2853871563147622822022-01-06T23:13:00.001+07:002022-02-06T23:15:58.218+07:00PAGE 06 OF 365<p> </p><p><br /></p><p>__________________________________________________________***</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p></p><blockquote><p><span style="font-size: large;">"..<span style="font-family: georgia, serif;">..Usaha dengan sebaik-baiknya, doa setinggi-tingginya, dan lapang dada menerima apapun hasilnya.."</span></span></p><p><span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></p><p><br /></p></blockquote><p> </p><p style="text-align: right;"><i>06 Januari 2022 </i></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1766528835074340382.post-20389004719931854632022-01-05T23:10:00.001+07:002022-02-03T22:23:33.404+07:00PAGE 05 of 365<p> </p><p><br /></p><p>__________________________________________________________***</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p></p><blockquote><p><span style="font-size: large;">"..<span style="font-family: georgia, serif;">..kadang kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat. Kadang kita mendengar hanya apa yang ingin kita dengar."</span></span></p><p><span style="font-family: georgia, serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></p><p><br /></p></blockquote><p> </p><p style="text-align: right;"><i>05 Januari 2022 </i></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><div class="blogger-post-footer">Hallo, terima kasih sudah berkunjung! </div>Anggi Agistiahttp://www.blogger.com/profile/17751604359956236703noreply@blogger.com