Countless Blessing and Happiness

Alhamdulillah.. Satu kata itu yang harus selalu diucapkan rasanya. Sedari awal April kemarin rasanya terus diberi begitu banyak nikmat, kemudahan dan rezeki yang tiada henti. Nikmat sehat juga tentu hal lain-lain olehNya. Alhamdulillah. 

Masa orientasi setelah pendidikan berbulan-bulan kemarin sudah dimulai terhitung hingga akhir Juni nanti. Di sebuah kota kecil di Sumatera Bagian Selatan ini saya dan 11 teman lain berjuang menyelesaikan tahapan akhir 'fase' ini. Hanya satu fase sebelum kelak kami ditempatkan entah-di-Indonesia-Bagian-Mana. Hanya satu fase kebebasan yang harus kami jalani kurang dari 3 bulan lagi. Satu fase berada di kota yang sama tanpa keluarga atau teman dekat lainnya.

Sunrise dibalik rumah dinas
Jarak ratusan kilometer dari keluarga membuat setiap kami mau tidak mau beradaptasi dengan lingkungan sekitar juga orang-orang didalamnya, setidaknya itu yang saya rasa. Saya sih bersyukur dapat teman-teman yang luar biasa baiknya. Luar biasa juga solidnya. Menikmati setiap suka dukanya, senang dan susahnya. Mensyukuri segalanya, walaupun memang seadanya. Apa adanya. Tapi bukannya tidak harus sempurna untuk tau bagaimana makna bahagia, kan?



Rumah dinas yang kami tempati juga bisa dibilang sederhana, tapi disanalah kebersamaan itu tercipta. Mulai dari masak-masak bersama, makan bersama, rebutan mesin cuci, kerja bakti lapangan, nonton film, main kartu semalaman, piket cuci piring sampai hal-hal kecil yang rasanya bukan apa-apa mungkin jika orang lain yang melihat.

Dan ini, satu hal yang akan selalu saya atau mungkin kelak akan kalian rindukan, jauh suatu hari nanti.. memasak nasi liwet bersama aneka lauknya yang sederhana.. seadanya.. memotong satu dua lembar daun pisang untuk dijadikan alasnya.. lantas memakannya dengan lahap di lapangan bola belakang rumah atau di ruang tivi tengah rumah.



Oya! Satu lagi yang jelas takkan terlupakan. Menaiki mobil dinas pick-up setiap pagi dan sore untuk pergi ke kantor Rayon. Terus kehujanan hampir selama sejam perjalanan selepas wisata penyulang melihat kegiatan teman distribusi. Juga kenangan ditegur polisi karena posisi duduk kami yang dinilainya membahayakan keselamatan. 

Selisih paham juga kadang tidak terelakkan, tapi 5 menit kemudian begitu saja terlupakan. Inilah, saat-saat seperti ini yang kelak akan jadi kenangan, jadi cerita kita saat bertemu atau bahkan tidak sengaja dipertemukan. Jadi bahan canda tawa dalam selingan obrolan basa basi soal pekerjaan. Besok lusa atau di tahun-tahun mendatang. Di masa depan.

Ya, countless blessing and happiness. Untuk semua nikmat dan kebahagiaan ini saya hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah yaRabb. Terima kasih.






Jadi, untuk waktu OJT yang hanya sisa kurang dari dua bulan kedepan.. mari bersenang-senang karena masa-masa ini yang kelak akan kita rindukan ..di masa depan, kawan!



Prabumulih, menjelang tengah malam
di Ruko Pak Bambang