Bangka Botanical Garden; Bangka Rasa Bandung!


Bangka Botanical Garden; Selama hampir memasuki 6 bulan tinggal di Pulau Bangka ini, beberapa kali pula saya mengunjungi Pantai Pasir Padi, setiap akan check in aplikasi Path pasti muncul nama ini sebagai salah satu alternatif lokasi terdekat dari posisi dimana saya berada. Memang sebelum tiba di Pantai Pasir Padi ada semacam sebuah cafe yang bertuliskan nama tempat ini, tapi saya kira hanya sebatas cafe untuk ngopi dan sejenisnya, nyatanya saya salah.

Bangka Botanical Garden atau kerap disingkat masyarakat sekitar dengan sebutan BBG ini salah satu agrowisata di Pulau Bangka yang luasnya mencapai 300 hektar. Sore itu, selepas mendatangi acara open house dalam rangka tahun baru 2015 salah seorang senior kantor, kami tadinya hendak pergi ke daerah Sungailiat untuk ke Pantai. Namun, sayangnya cuaca dan angin sore itu sungguh tidak bersahabat. Jadilah, Pantai Pasir Padi jadi pilihannya..

Sebelum sampai ke Pantai, saya mengajak kedua teman, Amrina dan Chaca,  untuk sekedar melihat-lihat ke dalam BBG. Hujan rintik-rintik sebetulnya kurang mendukung tujuan kami sore hari itu. Sisa hujan seharian membuat tanah sepanjang jalan masuk BBG basah dan bahkan licin untuk dilalui kendaraan bermotor. Tapi setelah memasuki kawasan kami senang bukan main karena ternyata tempatnya asik. Mengingatkan saya akan suatu tempat yang selalu saya ingin datangi, tempat yang saya harap jadi domisili tetap saya dikemudian hari.. Bandung.


Saat pertama kali memasuki kawasan BBG, pengunjung akan disuguhi pemandangan apik dari deretan pohon cemara yang cantik. Gambaran pulau Bangka yang saya bayangkan sebelumnya, panas, kering, tanpa taman kota, bekas galian tambang timah, ternyata bisa disulap sedemikian rupa menjadi ruang hijau yang pas untuk dijadikan lokasi rekreasi keluarga.

Selain itu juga terdapat pondok-pondok tempat makan yang bejejer rapi dipinggir danau. Adapula perkebunan sayuran yang ditanam disana sesuai dengan jenisnya dalam petak-petak tersendiri. Sayangnya karena waktu yang kian sore dan awan hitam yang sekejap menutupi langit sore itu kami tidak sempat berkeliling seluruh perkebunan dan peternakan sapinya.



Satu pelajaran yang saya ambil selama tinggal hampir 6 bulan di Pulau Bangka ini, berbeda dengan keluarga yang notabene tinggal di kota besar.. yang bisa jadi setiap weekend mengajak anak-anaknya pergi menjelajahi satu mall ke mall lain. Disini, di pulau ini, saya masih sering melihat satu keluarga pergi piknik pada akhir pekan ke pantai atau objek wisata lainnya dengan membawa bekal makanan dari rumah. Melihat anak-anak nelayan berlomba menangkap kepiting atau melihat sepasang orang kasmaran saling tatap malu-malu. Aihhh!

Walaupun masih bisa merasakan Bangka rasa Bandung, saya tidak bilang sepenuhnya tinggal disini menyenangkan karena terkadang saya juga bosan dan butuh hiburan. Setidaknya selama masih ada teman-teman yang senasib sepenanggungan, yang bisa diajak berpetualang, yang bisa diajak tertawa dan bersenang-senang.. saya bisa mencoba untuk mendefinisikan bahagia dengan cara yang sederhana.. berbeda.



Pangkal Pinang, 11 Januari 2015
Hujan deras sepanjang minggu pagi..