Dibalik Megahnya Masjid Agung Jawa Tengah Semarang



[Lagi] Semarang, Juli 2015

Masih dalam rangka mengunjungi Semarang karena ada pernikahan seorang teman, setelah berjalan kesana-kemari, akhirnya jemput dua teman seperjuangan dikantornya saat jam pulang. Niat awalnya mau makan tapi entah dimana dan akhirnya kekeuh ingin pergi ke Masjid Agung Jawa Tengah berhubung belum shalat ashar juga setelah dikasih tau teman-teman di WhatsApp group. 

Berhubung Ciska dan Dhita pun yang sudah hampir satu tahun nggak apal jalan kemari, jadi menggantungkan arah ke Google Maps, lagi. Sempat ditunjukkan jalan pintas yang ternyata lebih ribet dan berkelok-kelok karena masuk pemukiman penduduk. Menjelang sore jalanan Semarang pun mulai ramai dengan kendaraan. Entah karena memang bertepatan dengan jam pulang kerja atau karena menjelang akhir pekan.



Begitu datang di lokasi, bukannya buru-buru shalat, kami malah asik foto-foto. Ketika berkunjung ke beberapa kota dan melihat masjid Agung didaerah tersebut, saya merasa masjid ini memang luar biasa megahnya. Jika Masjid Agung Bandung identik dengan 'halaman rumput' hijau yang konon membuat hampir 90% warganya jadi rajin ke mesjid untuk selfie *eh, nah mesjid ini terlihat lebih megah karena arsitekturnya yang keren perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab.



Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid ini terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kota Semarang. Katanya masjid ini juga mampu menampung jamaah sekitar 15.000 orang. Arsitekur Arab terlihat dari 6 payung hidrolik raksasa yang daapat membuka dan menutup secara otomatis, yang merupakan adopsi dari arsitektur bangunan Masjid Nabawi di Madinah. Sayangnya saat kami kemari payungnya tidak terbuka.







Oya, pengunjung juga bisa menaiki Menara Asmaul Husna yang mempunyai ketinggian 99 meter. Tapi karena berhubung keterbatasan waktu yang semakin sore kami juga nggak sempat untuk menaiki menara itu. Dari yang aku lihat sih disana ada berbagai fasilitas, seperti perpustakaan, auditorium, museum kebudayaan Islam, cafe, hingga kios cenderamata loh.

Mengunjungi 3 tempat sekaligus dalam satu hari sendirian lumayan juga menyenangkan walaupun melelahkan. Lucu ya, dibalik ketidaktahuan jalan ternyata banyak 'hal-hal' mengejutkan yang justru datang. Tidak semua tidak tahu itu menjadi sesuatu yang buruk ternyata. Bahkan banyak ketidaktahuan yang membawa keberuntungan dan kenikmatan tersendiri. Tidak tahu berita gosip atau berita yang tidak penting membuat kita tidak dipenuhi banyak sampah pikiran, salah satunya yang aku rasa. Ketidaktahuan terhadap seberapa banyak jatah rezeki di dunia membuat kita terus berusaha dan bekerja. Kehidupan pasti akan sangat menjemukan bila kita sudah tahu berapa jatah rezeki kita di dunia. Rezeki itu memang benar-benar misteri dan itu membuat hidup semakin indah. Alhamdulillah.






Ketidaktahuan membuat kita terus bergerak. Bagiku, dibalik ketidaktahuan membuatku sadar bahwa kita bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, tanpaNya. 


Assalamualaikum, ukhti! I miss you..



Just keep moving!
Smile and be happy..