Bright Welcome to 2016, Hello!


Alhamdulillah. Hanya kata itu yang terucap saat melewati pergantian tahun ini. Karena tahun baru bukan soal jam 12 yang menunjukan pergantian hari seiring dengan pergantian tahun, tapi tentang hari dimana menghabiskan waktu bersama keluarga dalam kebersamaan yang beberapa tahun ini agak sulit untuk sering dilakukan. Tentang dengan siapa kamu memilih untuk menikmati setiap waktu yang kamu punya. Karena ternyata ya memang benar katanya, pada akhirnya yang membuat hidup layak dijalani adalah perihal kepada siapa kamu berbagi kebahagiaan setelah kerja yang melelahkan. 

Menikmati pergantian tahun masehi dengan bisa menatap wajah ummu sembari dipeluk erat adik tersayang jadi hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saking senangnya. Atau menggoda Abah yang sibuk bakar jagung untuk anak-anak santri yang ikut meramaikan acara makan-makan selepas pengajian. Si anak ABG? Cuma sibuk dengan handphone, headset, dan lantunan lagu band indie yang nggak jelas alirannya. Harus pinter-pinter cari cara menasehati tanpa terkesan menggurui itu sulit ternyata. Berhubung jarak usia yang cukup jauh 9 tahun, adik abg satu ini alhamdulillah udah mulai mau curhat-curhat dikit kalau lagi ada masalah. After all, I'm blessed.


Banyak sekali yang sudah dialami sepanjang tahun 2015, senang, susah, sedih, galau, bahagia, segala rasa. Pun tahun ini jadi tahun yang luar biasa bagiku rasanya. Tahun yang penuh pelajaran. Pengalaman. Mulai dari pekerjaan, memenangkan beberapa kompetisi menulis, dimuatnya profile di detikTravel yang ternyata membuat perubahan besar dalam hobi menulis yang selama ini aku senangi juga beberapa tawaran pekerjaan freelance karenanya. Alhamdulillah. Hal lain misalnya kesempatan yang Allah beri untuk mengunjungi beberapa tempat indah, menjelajahi Semarang dengan alibi pernikahan salah seorang teman, melipir ke Cirebon mengunjungi seoran teman lama, dapat free tiket pulang pergi Bandung-Bali untuk liburan, hingga membolang di Belitung dengan teman semasa SMA. Dan semuanya low-cost, ha!

Oya, saat membuka catatan kecil soal resolusi yang dibuat awal 2015 lalu, kertas yang selalu tersimpan rapi didompet. Amazing rasanya, beberapa point sudah bisa dicoret sebagai penanda sudah tercapainya hal itu. Lagi dan lagi, Alhamdulillah. Sebuah mimpi kecil untuk memulai usaha kecil-kecilan membuka catering dan laundry sudah terlaksana. Belum dibilang usaha sendiri memang, karena bentuknya masih kerjasama dengan sistem bagi hasil keuntungan. Dirintis sedikit-sedikit, semoga kelak jadi bukit ya, kalau bahasanya Ummu mah "sing keyeng ngadoa". Semoga Allah ridho, udah itu aja sih. Yang belum kelihatan bisa tercapai itu punya bakery! Mungkin resolusi 2016 harus beli blender, mixer, oven, microwave dan peralatan sejenis biar rajin belajar *Oke, skip, gagal fokus.

Sebagai penutup 2015 mungkin hanya bisa bilang, 'Dear 2015, thank you for all the lesson. And 2016, heeeey I'm ready!'.

Sebagai pembuka, beberapa hal yang ingin dicapai selanjutnya dimulai di tahun 2016 ini: *) Klasik. Menjadi pribadi yang selalu lebih baik lagi dari sebelumnya. Mengurangi sifat pemarah, egois, mudah mengeluh, dan sifat jelek sejenisnya. Bisa? Insha Allah yakin bisa. Kurang-kurangin nyakitin orang lain terutama orang tua, kurang-kurangin sifat meledak-ledaknya, belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang benar juga. Untuk beberapa hal yang kurang berkenan beberapa bulan kebelakang juga aku haturkan maaf sebesar-besarnya jika ada pihak yang kurang berkenan ya.

Saat lagi 'sejadi-jadinya' beberapa bulan lalu seorang teman selalu menguatkan, mengirimkan pesan-pesan zuperrr macem Mario Teguh gitu. Salah satu gambar yang dia kirim bertuliskan 'Dialah yang menciptakan bumi, langit dan seluruh isinya. Dia Sang Pembolak-balik hati. Apa persoalan hidup yang kamu hadapi lebih pelik dari penciptaan langit dan seluruh lapisannya? Yakinlah bahwa Allah tidak pernah kesulitan. Lantas, apa yang harus dikhawatirkan?'. Ya, jika bercerita dan mengadu kepada manusia bisa sedikit meringankan, apalagi mengadu kepadaNya, kan?

Baru bisa memahami makna 'Permasalahan dan jalan keluar itu jaraknya hanya sejauh kening dan tempat sujud'. Semoga senantiasa Allah tuntun dijalan yang baik ya, selalu istiqomah. Sudah terlalu banyak dosa, sedang umur tidak tahu sampai kapan masih ada. Tahun ini harus ada perbaikan, ibadahnya ditingkatkan. Karena bukan otak aja yang butuh ilmu, ternyata hati lebih butuh itu, semoga nggak males-malesan lagi kalau diajakin liqo ataupun pas ada taklim ya gis. Insha Allah.

Selanjutnya, apa ya; *) Mutasi. In my little town, every corner tells you different stories, there's so many treasures to be found, kalau kata Mocca. Bandung, oh Bandung. Ini sebetulnya bukan resolusi sih tapi gapapa ingin aja masuk list. Dalam konsultasi dengan salah seorang Ustadz dalam taklim minggu waktu lalu, beliau bilang kuncinya cuma 'Yakin'. Allah sebaik-baiknya perencana kehidupan kita. Walau dibilang nggak mungkin bisa pindah sebelum 4 tahun, walau dibilang ini-itu-bla-bla-bla, udah antepin ajaaa~~ Pokoknya, intinya harus yakin satu hal; Kalau Allah sudah berkehendak nggak ada satu hal pun yang nggak mungkin. Titik! Kalaupun memang nanti belum bisa pindah juga, berarti Allah punya maksud lain, punya rencana yang lebih indah.

Bagi beberapa orang yang sudah sering berkunjung ke blog ini mungkin sudah khatam sekali mimpi aku untuk bisa punya buku solo sendiri. *) Mimpi. Tepat dua hari yang lalu baru aja dapat email balasan dari sebuah 'penerbit besar' itu kalau naskah yang aku kirimkan beberapa waktu lalu belum lolos seleksi akhir. Sempat sesak nafas saat baca, terus tarik nafas panjang dan tersenyum. Gapapa. Jangan ngoyo. Berarti masih harus banyak belajar lagi dan lagi. Gagal itu biasa, tapi jangan pernah takut mencoba lagi ya. Percaya saja, jika punya mimpi, peliharalah, sebab waktu akan bekerja sesuai dengan tugasnya. Great things takes time.

Passion! *) Menjadikan hobi sebagai profesi. Saat bertemu teman-teman semasa SMA maupun kuliah pas berkesempatan pulang kemarin, sempat terbesit obrolan soal polemik seru 'Ibu Rumah Tangga Vs Ibu Kantoran' yang hits banget di Facebook itu. Beberapa teman bilang akan tetap bekerja walaupun nanti udah punya anak, sisanya masih so and so~~ Bukan nggak bersyukur sudah diberi kerjaan sekarang ini, justru sangat bersyukur sekali mengingat kewajiban dan tanggungan yang cukup bikin engap-engap-an hahaha. Ya, setiap orang kan punya cerita masing-masing. Kalau sekarang disuruh milih juga aku pasti masih bingung, he he!. Tapi bekerja kantoran memang bukan jadi mimpi aku. Sekarang lagi giat-giatnya ngasah hobi menulis dan merajut. Mungkin akan lebih menyenangkan ketika hobi yang aku senangi kelak menjadi profesi, ya? Insha Allah, apapun itu kelak, semoga Allah menuntun ke jalan yang terbaik menurut versiNya ya.

*) Traveling. Sudah bukan masanya lagi punya mimpi keliling Indonesia apalagi dunia, cieee udah dewasa ya. If its meant to be it will be kalau itu mah. Kali ini punya mimpi lain, ingin sekali rasanya memboyong kedua orang tua untuk ibadah umroh ke Baitullah. Semoga segera diundang kerumahNya, ya. Aamiin. Nabung iya, tapi yang lebih penting minta dulu aja sama yang punya rumah supaya dikasih ijin berkunjung kesana. Mumpung masih sehat, mumpung masih bisa usaha. Caranya? Nggak tau, biar Allah aja yang menggerakan semesta agar menyediakan berbagai keperluan untuk meraihnya. Sisanya tugasku hanya memantapkan hati dan niat untuk mewujudkannya. Aamiin-in dong pemirsaaaaaah~~

Last but not least, uhuk! *) Jodoh. Eaaaa! Kalau ini cukup jadi perbincangan sama Sang Pemilik Hati aja. Cukup aku rangkai huruf menjadi kata, setiap kata kurangkai menjadi kalimat doa, lalu ada namamu diantaranya, ya. Semoga kelak saat Tuhan memperkenankan kita untuk bertemu, diantara kekuranganku dan kekuranganmu kita saling menggenapkan. Itu saja. :)



Untuk setiap mimpi dan harap kedepan, aku titipkan 'Aamiin' ya. Selamat menuju Senin, semoga kebaikan selalu bersama kita sepanjang tahun kedepan.



Bangka. Hujan setiap hari.
Menjelang Sebelas Januari, 2016
*yawn!