Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

REMAHAN CERITA DARI BUMI LASKAR PELANGI

Gambar
Bumi Laskar Pelangi masih menyisakan begitu banyak remahan cerita. Entah kenapa liburan singkat kali ini justru sangat berkesan. Bisa jadi karena tempatnya, bisa jadi karena timing-nya, bisa jadi pula karena travelmate-nya. Berhubung jarang punya teman wanita yang 'sejalur' arah pikirannya, bisa jadi alasan terakhir inilah yang membuat Belitung lebih dari sekedar liburan yang menyenangkan. Saya ingat ketika saya dan Noval berdebat soal tempat mana yang akan kami kunjungi selepas snorkeling di Pulau Lengkuas, antara dia yang kekeuh ingin ke Manggar dan saya yang terus memperhitungkan jarak tempuh serta putaran jam yang saat itu dirasa kurang memungkinkan untuk bisa kesana. Alasannya simpel, pertama karena kami naik motor; kedua, karena saya khawatir kami akhirnya mencari penginapan disana saking lelahnya walaupun (wacananya) membawa motor secara bergantian, haha! Untungnya, setibanya di Pantai Tanjung Kelayang dapat kabar kalau teman-teman Belitung sore itu mengajak kam

EMANSIPASI ALA KARTINI MASA GINI...

Gambar
pic from here Terlintas pikiran dari sebuah pesan salah se- kian -orang teman yang menasehati saya agar tidak terlampau sering pulang malam. Sampai hari kemarin saat ceritanya orang-orang dengan semangatnya berbusana kebaya dalam rangka memperingati Hari Kartini, saya dan Tina malah terdampar di kantor sampai jam 8 malam, pakai kebaya. Haha, lucu sih jadinya. Sebuah perayaan emansipasi wanita ala Kartini masa gini..  Saya bukan tipikal orang yang workaholic , engga sama sekali, tapi ya kadang harus ada momen -apa-boleh-buat- atau -ya-mau-gimana-lagi- , gitu. Bicara soal emansipasi, bicara soal kesetaraan gender. Kadang saya rasa emansipasi wanita kini kesannya kok justru hiperbolis. Distorsi maknanya mulai merebak dan justru menciptakan kerancuan yang tak berujung. Di satu sisi wanita ingin diakui hak dan kemampuannya seperti laki-laki, disisi lain memang ada hal-hal yang tidak bisa wanita lakukan sendiri.  Emansipasi kerap digunakan sebagai payung perlindungan agar bisa terlep

MENGENAL SEJARAH DARI KETINGGIAN BUKIT MENUMBING DI MENTOK

Gambar
Libur sekitar menjelang awal tahun lalu sempat saya habiskan untuk berlibur dengan 'teman-teman' kantor. Berawal dari tidak diberi ijin cuti panjang akhir tahun, jadilah kami sempat berwacana untuk sekedar jalan-jalan. Sebetulnya kali ini juga bisa dibilang wisata kebablasan, niat awal yang hanya ingin makan duren daerah Jebus yang terkenal enak seantero Bangka, eh malah kebablasan hingga ke Mentok. Ya gitu deh, kadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, kan? Perjalanan dari Pangkalpinang menuju Muntok menghabiskan waktu sekitar 2 jam perjalanan saja, itupun karena Opung Longgak yang saat itu membawa kendaraan. Seharusnya sih, dalam keadaan normal, waktu tempuh mencapai hampir 3 jam perjalanan. Perjalanan kami hari itu diiringi hujan badai dor dar gelap, halah, cuaca ekstrim Bangka baru kali ini saya alami sih. Musim hujan saat itu memang dapat dikatakan sedang buruk. Beberapa kali saya dengar bahkan penerbangan menuju dan dari Bangka

SEKILAS TENTANG JODOH

Gambar
Saat tiba dirumah akhir Maret lalu saya diberi sebuah paket dari salah seorang teman yang dikirimnya dari pulau nan jauh di seberang sana ke alamat rumah. Dan saat dibuka, buku ini menjadi salah satu isi didalamnya.. Buku Jodoh.. hmm. Entah apa maksudnya tapi saya haturkan terima kasih atas 'niat baiknya'. “Key, hidup harus terus diteruskan. Lingkaran waktu harus terus berputar. Dan, meski aku tak ingin pergi dan kamu tak ingin aku pergi, hidup sering kali harus dilanjutkan dengan cara yang tak kita inginkan.” Kalimat ini saya kutip dari novel Jodoh karya Fahd Pahdepie. Kalimat ini bukan kutipan yang paling saya suka memang, karena rasanya di setiap halaman terdapat banyak 'kata ajaib'. Dan jika harus menulis kutipan favorit dari novel ini, bisa-bisa saya menyalin setengah isi buku.