REMAHAN CERITA DARI BUMI LASKAR PELANGI


Bumi Laskar Pelangi masih menyisakan begitu banyak remahan cerita. Entah kenapa liburan singkat kali ini justru sangat berkesan. Bisa jadi karena tempatnya, bisa jadi karena timing-nya, bisa jadi pula karena travelmate-nya. Berhubung jarang punya teman wanita yang 'sejalur' arah pikirannya, bisa jadi alasan terakhir inilah yang membuat Belitung lebih dari sekedar liburan yang menyenangkan.

Saya ingat ketika saya dan Noval berdebat soal tempat mana yang akan kami kunjungi selepas snorkeling di Pulau Lengkuas, antara dia yang kekeuh ingin ke Manggar dan saya yang terus memperhitungkan jarak tempuh serta putaran jam yang saat itu dirasa kurang memungkinkan untuk bisa kesana. Alasannya simpel, pertama karena kami naik motor; kedua, karena saya khawatir kami akhirnya mencari penginapan disana saking lelahnya walaupun (wacananya) membawa motor secara bergantian, haha!

Untungnya, setibanya di Pantai Tanjung Kelayang dapat kabar kalau teman-teman Belitung sore itu mengajak kami untuk wisata ke Replika SD Muhammadiyah di Gantong. Naik mobil *Sujud syukur*.


Perjalanan dari Tanjung Pandan ke Gantong waktu itu kami tempuh hanya kurang lebih 45 menit, dengan kecepatan ala ala supir Sumatera. Dan, sepanjang jalan itu pula saya sadar kalau Belitung ini sepi sekali. Saya bahkan sempat sakit perut menahan tawa karena Nova sampai selfie di tengah jalan raya saking sepinya saat saya belum tiba, untuk oleh-oleh katanya, di Jakarta mana ada macem gini. Baiklah, baiklah.

Sayangnya hari itu kami memang pergi terlalu sore, saat tiba disana awan sudah mulai gelap. Gantong yang lekat dengan SD Laskar Pelangi ini juga malah terlihat tidak berpenghuni. Hanya seklai dua kali melihat kendaraan hilir mudik. Setidaknya, masih sempat selfie didepan lokasi Replika SD Muhammadiyah ini, ada bukti bahwa kami pernah kemari.







SD Muhammadiyah sendiri merupakan tempat penulis novel “Laskar Pelangi”, Andrea Hirata, menuntut ilmu di masa kecilnya. Replika sekolah ini berdiri diatas bukit tanah lapang berpasir putih dan disamping 'danau'  bekas galian tambang. Didepan ruang kelas yang terbuka itu terdapat papan yang bertuliskan 'SD Muhammadiyah Gantong'.

Dulu saat pertama kali membaca novel Laskar Pelangi imajinasi saya tentang Pulau ini 'liar' sekali. Membayangkan pulau kecil, sepi, dan pelosok sekali. Pun saat akhirnya novel ini diangkat ke layar lebar dan menjadi film Box Office pada 2008 lalu, rasa penasaran saya untuk bisa mengunjungi pulau ini semakin besar rasanya.

Membayangkan bahwa dulunya ditempat ini ada 10 orang anak kampung yang begitu ingin sekolah walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasarana, kadang membuat saya menyesal kenapa dulu malas-malasan sekolah ya. 


Karena awan yang semakin gelap, pun waktu yang semakin malam, kami akhirnya mencari mesjid yang ternyata lokasinya tepat bersebrangan dengan Museum Kata Andrea Hirata. Lagi, sayangnya saat itu Museum ini pun sudah tutup walaupun dari luar pintu masuk tidak dikunci. 

Jika bicara soal Belitung saat ini pasti akan selalu lekat dengan novel Laskar Pelangi. Novel pertama dari serangkaian tetralogi milik Andrea Hirata ini memang menjadi buku sastra terlaris yang katanya sudah dipublikasikan dalam 27 bahasa berbeda di seluruh dunia. Cmiiw :p

Walaupun masih banyak orang yang mengira bahwa Kepulauan Bangka Belitung berada dalam satu pulau yang sama, padahal kenyataannya tidak demikian, kedua pulau ini saya rasa memiliki unsur karakteristik yang tidak jauh berbeda.







Novel Laskar Pelangi yang menggambarkan kisah miris perihal dunia pendidikan di Indonesia dimasa lalu, justru disisi lain menonjolkan cerita perjuangan hidup kesepuluh anak Belitung untuk tetap dapat menganyam pendidikan. Ada dinamika didalamnya, ada makna dari kisah anak-anak yang memandang dunia dengan ambisi-ambisi yang sederhana.

Setidaknya, novel ini sudah diakui menjadi salah satu novel 'pembangun', novel yang tanpa disadari berhasil merubah secuil dunia pendidikan di Indonesia, novel yang banyak me-recharge semangat anak-anak Indonesia untuk pantang menyerah dalam meraih ilmu dan cita-cita.

Berhubung masih banyak sekali tempat yang belum dikunjungi... Jadi, kapan ke Belitung lagi?



Sedang random menjelang akhir bulan 
...dan entah kenapa Bangka sedang begitu menyenangkan! :)