'The arts of growing up'

Mungkin ini yang namanya 'The arts of growing up'. Ya, saya sedang belajar menjadi lebih dewasa lagi. Kalau mau dikatakan dewasa sih sebenarnya saya sudah merasa sangat cukup dewasa. Saya dewasa oleh lingkungan, lebih tepatnya keadaan yang memaksa saya untuk berpikir dan bersikap lebih dewasa.. Hanya saja untuk urusan hati saya sama sekali belum dewasa, saya rasa begitu..

Terkadang saya berpikir, tumbuh dewasa memang menyenangkan, tapi terlepas dari berbagai kesenangan itu, menjadi dewasa juga harus melalui banyak rasa sakit ternyata. Beberapa waktu lalu saya merasakan hal itu, ketika kita sudah diberi atau memberi label 'dewasa' pada diri kita, kita harus siap menghadapi berbagai pilihan dalam hidup. Yang sulit disini adalah ketika pilihan itu belum kita yakini sepenuhnya, tapi kita tetap harus memilih saat itu juga..



Menjadi dewasa berarti siap menghadapi pilihan dan berpikir mengenai adanya berbagai kemungkinan atas pilihan kita, baik maupun buruk. Oh ya, menjadi dewasa juga berarti memikirkan adanya setiap hubungan sebab-akibat atas pilihan kita, mencoba memilih suatu pilihan dengan kemungkinan terburuk yang paling kecil, mencari pilihan yang terbaik bagi kita dan orang lain.. Dengan kata lain menjadi dewasa juga berarti harus siap melihat rasa sakit dan menghadapi hal-hal yang menyakitkan itu seorang diri. Saat kita dihadapkan pada rasa sakit, sebenarnya kita dapat menghindari rasa sakit itu.. tapi kita tetap akan kehilangan segalanya. The pains of growing up. Ayolah!

Saya pernah membaca sebuah quotes yang saya sendiri tidak ingat siapa penulisnya, intinya begini, 'everybody wants happiness and nobody wants pain. but you can't have a rainbow without a little rain'. 

Quotes sejenis dari Promod Brata mengatakan bahwa, 'Jika kita ingin melihat pelangi yang indah, kita harus bersabar menanti redanya hujan'

Menurut saya kedua quotes ini tidak salah, hanya saja kurang tepat, karena ternyata tidak setiap hujan menghasilkan pelangi yang indah..