Jogja, Never Ending Asia! #1stDay

Kamis, 15 November 2012

Yeiyyyyy! Akhirnya libur panjang yang dinanti-nanti itu datang juga. Libur super-long-weekend dari hari kamis sampai minggu, dari tanggal 15 November sampai 18 November kemarin itu saya pakai buat liburan ke Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ya, Jogja.. kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan, kota budaya, dan kota pariwisatanya ..si kota gudeg!

Jogja adalah sebuah kota dengan sejuta pesona yang selalu menarik perhatian saya untuk menghabiskan waktu liburan panjang. Jogja adalah destinasi favorit bagi para backpacker. Jogja menawarkan begitu banyak tempat wisata yang menarik, selain itu yang menarik dari Jogja adalah harga makanan dan oleh-olehnya yang tidak menguras isi kantong.

Setelah menempuh perjalanan panjang sekitar lebih dari 15 jam dibarengi kondisi badan saya yang luar biasa tidak bersahabat dan hampir-hampir mengakibatkan saya memutuskan nggak jadi pergi liburan. Jreng jreeeeeng... Akhirnya saya dan teman-teman lain sampai dengan selamat. Ya, walaupun sepanjang perjalanan saya tidur karena mual dan pusing yang luar biasa, tapi it's oke, saya bilang sih itu cuma 'demam jogja' haha saya pingin cepet-cepet liburan ceritanya.

Begitu sampai kami berhenti di Terminal, menunggu teman Mas Ilmi, Kicky. Selama di Jogja kami menginap dirumahnya. Entah apa nama daerahnya saya pun lupa. Dari situ kami naik taksi, tapi ini bukan taksi biasa seperti di kota-kota besar, disini taksi yang kami tumpangi itu semacam mobil pribadi yang disewakan. Sejenis, ya kurang lebih begitulah. Setelah negosiasi harga, akhirnya kami deal diharga 40k. Berhubung memang saat itu juga taksi biasa nggak ada yang lewat.

Sesampainya dirumah kicky, kami mandi dan beristirahat sejenak untuk mulai menjelajahi kota Jogja. Dan destinasi pertama kami adalah Candi Prambanan! Yeiyyy!

Air Terjun; Selamat Datang di Candi Prambanan \o/

#Candi Prambanan
Candi Prambanan ini letaknya tepat di tepi jalan raya, katanya sih candi ini merupakan objek wisata andalan di Jogja karena memang letaknya yang sangat strategis dan mudah dijangkau, entah itu dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Nah, saat kemari saya baru tau kalau Candi Prambanan ini merupakan sejenis kompleks karena terdapat banyak candi, dan Candi Prambanan adalah bangunan utamanya dengan berbagai macam latar belakang sejarah yang juga tidak kalah mengagumkan. Indonesia oh Indonesia!

Candi Prambanan memiliki tiga candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wishnu, Brahma dan Siwa. Dan konon ketiga candi itu adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Candi ini sungguh cantik, konsep arsitektur yang simetri, relief candi yang dibuat sedemikian cantik dan sempurna, bangunan indah yang menjulang tinggi, dan struktur bangunan yang terlihat begitu kokoh. Candi Prambanan ini mempunyai gaya arsitektur yang indah ..menurut saya, saya memang bukan arsitek tapi saya punya seorang teman arsitek yang pernah bercerita kalau filosofi pembangunan candi ini ada ilmu matematikanya. Jangan tanya bagaimana dan jangan minta saya jelaskan ulang, sayapun nggak ngerti, yang bisa saya komentari saat itu juga cuma 'Wow dan Wah!' Haha.

Tiga Bangunan Candi Prambanan

Deretan Candi


Yippieeee!
Di Candi Prambanan saya memasuki beberapa candi, nggak semua sempat dimasuki sih, soalnya selain memang banyak candinya, pengunjung Candi Prambanan hari itu juga terbilang nggak kalah banyak. Maklum, long weekend..



When somebody take your photo when you take a photo

Setelah puas berkeliling lokasi candi dan mengambil beberapa gambar disana kami berencana untuk pergi ke Pantai Parang Tritis karena katanya disana akan diadakan sebuah upacara adat dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam. Nah, sebelum pulang, selama berjalan menuju pintu keluar kami disuguhi nyanyian dari band lokal yang personilnya bukan lagi anak muda. Penyanyinya seorang wanita paruh baya tapi suaranya juara :”) Oya, ada juga nih semacam kereta entah mobil disebutnya yang mengangkut para pengunjung untuk mengitari seluruh kawasan di Candi Prambanan ini.

Sepanjang perjalanan menuju mobil kami juga melewati kawasan penjual cendramata dan aksesoris khas Jogja. Saya juga disini sempat beli sebuah tas kecil, untuk kondangan gitu, harganya lumayan murah-murah loh ternyata disini. Malah saat keesokan harinya ke Malioboro saya dan teman-teman lain merasa kalau harga cendramata disini jauh lebih murah, sayang..

Eyang nyanyi :"D

Kereta atau Mobil ?

#Pantai Parangtritis

Perjalanan dari kawasan Candi Prambanan menuju ke Pantai ini ternyata nggak terlalu jauh, hmmm kurang lebih cuma sekitar 45 menitan gitu deh. Menurut saya, pas hari itu kondisi lalu lintas di Jogja masih terpantau lancar tanpa macet, kecuali kawasan Malioboro deh rasanya yang macetnya ruarrr biasa. 




Perjalanan menuju parangtritis

Welcome!

Sesampainya di kawasan Pantai, kami dipunguti biaya sebesar 5k per orang, kalau nggak salah sih. Setelah mencari tempat parkir, kami turun ke pantai. Saat itu yang bisa saya katakan cuma, ‘Oh, ini parangtritis’. Ini kali pertama saya kemari, dan menurut cerita orang-orang sih belum sah rasanya kalau ke Jogja belum ke pantai ini. Yang saya tau soal pantai ini ya paling, tebingnya, andong dan pantai, itu sih yang paling sering saya liat juga di serial FTV hehe. Kawasan pantainya cukup bersih, hanya saja menurut saya susunan lokasinya kurang tertata dengan rapi. 

ATV

Pantai Parangtritis

Sayangnya, ternyata acara yang dimaksud teman kami itu sudah dilaksanakan pada malam sebelumnya, jadilah kami sedikit merasa kecewa karena kami kira bisa menyaksikan gelaran adat dari Jogja di hari spesialnya umat muslim ini. Ya, akhirnya setelah puas menikmati pemandangan sekitar pantai dan (lagi) berfoto ria, kami memutuskan untuk pulang dan bersiap untuk pergi ke Malioboro.


#Malioboro

Setelah mandi dan beristirahat sejenak, kami melanjutkan lagi perjalanan hari itu, tujuan utamanya sih mau ke Alun-Alun Jogja ..Mau nyoba mitos pohon beringin kembar, hehe. Nah, tapi karena kebetulan dua teman saya, Aduy dan Maul, lagi di Jogja, kami rencananya mau ketemuan gitu. Maka jadilah kami ke Malioboro dulu, karena kebetulan hotel mereka daerah sana, deket Stasiun Tugu. 


Keramaian Malioboro

Malioboro



Malioboro. Orang lalu-lalang, kendaraan bermotor, suara klakson, andong, suara krincing kuda, becak, pertokoan, dan macet. Mungkin itu kata yang paling pas untuk menggambarkan Malioboro malam itu. Hmm, setelah parkir di daerah sekitar Pasar Beringharjo, kami berjalan menuju jalanan Malioboro, dan saya mengajak kedua teman saya itu untuk bertemu di depan Benteng Vanderburg, depan Monumen Serangan Umum 11 Maret, pokoknya sekitaran daerah situ deh.. Kondisi jalanan saat itu sungguh sangat luar biasa padat walaupun itu malam jumat, haha. Banyak anak muda Jogja yang melakukan berbagai kegiatan kreatif, mulai dari perkumpulan anak skateboard (uhuk!), anak sepeda, ada yang orasi segala, dan bikin penampilan mereka serem gitu berasa Halloween. 



Ini (bukan) hallowen

Tapi karena ternyata jarak dari tempat kedua teman saya dengan tempat saya itu ibarat dari ujung ke ujung dan bisa dipastikan menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk nunggu, akhirnya kami putuskan untuk ketemu dilain waktu. Krik krik.

Nah, dari Malioboro, kami pergi ke Alun-Alun Jogja. Dan tebak apa? Ada banyak sepeda hias! Wow. Sepeda-sepeda ini digerakan secara manual, di gowes. Dan si lampu-lampunya ini sih yang unik menurut saya, ada yang bentuknya mulai dari tulisan-tulisan, hiasan, gambar kartun dari doraemon sampai angry bird-pun ada. Masden nih yang paling girang liat sepeda-sepeda ini buat dijadiin objek foto, dan hasilnya pun bagus. 



Photo taken by denijoliyanto




Saya dan teman-teman juga mencoba untuk membuktikan mitos dua pohon beringin kembar yang ada di Alun-Alun ini. Konon katanya, kalau kita bisa melewati kedua pohon ini dengan berjalan lurus, kita akan mendapatkan banyak rezeki. Nah, kalau menurut saya sih, bukannya nggak percaya mitos, tapi berhubung saya nyoba sampai 3 kali dan nggak berhasil sama sekali, jadi yang saya yakini adalah bahwa rezeki itu udah Allah yang ngatur ..urusan banyak atau sedikit ya itu jatah kita, ha!

Pohon Beringin Kembar


Menjelang tengah malam, suasana di Alun-Alun ini semakin ramai ternyata. Kumpulan anak-anak muda, sepertinya sih banyak komunitas-komunitas gitu, berkumpul. Dan serunya lagi, ada banyak musisi jalanan yang menghibur saat itu. Lampu, musik, tawa ..Jogja, aku jatuh cinta. 



Perjalanan malam itu belum berakhir, masih sekitar pukul 12 lewat dan cacing-cacing di perut saya sudah melakukan aksi unjuk rasa minta haknya, haha. Ya, akhirnya kami pergi ke angkringan di dekat kali conde. Tempatnya sih nggak terlalu asik buat nongkrong-nongkrong kece, tapi yasudahlah ya lagi pula itu udah malam dan urusan perut jauh lebih penting. Indomie rebus dan teh tarik jadi pilihan saya.. Selama menunggu pesanan datang, teman saya bercerita sewaktu Gunung Merapi meletus beberapa tahun lalu itu, panjang lebar ..tentang bagaimana kondisi Jogja, dan soal si kali ini. Lalu, setelah itu kami pulang untuk melepas lelah dan bersiap untuk perjalanan hari esoknya..
 

to be continued..

xx,
agistianggi