[Movie Review] Cinta Brontosaurus

Minggu lalu saya menonton film yang lagi booming diomongin twitterland, film yang katanya dalam dua hari udah ditonton 150.000 orang. Waw! Ya, karena penasaran terus karena udah baca bukunya juga jadinya penasaran buat nonton film yang diadaptasi dari novelnya Raditya Dika ini. Seperti biasanya, kalau nonton film yang diangkat dari buku, novel dan sejenisnya, saya sih sebagai penonton udah tau kalo expect-more adalah hal yang paling diharamkan. haha! Kenapa? Soalnya sering kecewa aja, kita yang udah baca bukunya biasanya punya ekspektasi berlebihan karena berimajinasi saat baca. See?


Cinta Brontosaurus..

Mostly sih, filmnya bercerita tentang Buku Cinta Brontosaurus, tapi lebih menceritakan tentang bukunya, bukan isi bukunya. Awalnya juga saya pikir nggak akan berbeda jauh dari apa yang diceritakan dalam buku, tapi ternyata film dan bukunya ini memiliki cerita berbeda mesti tetep bersinggungan.






Sinopsis:
Dika, adalah seorang penulis baru yang bukunya kurang laku. Buku itu sendiri menceritakan tentang kisah-kisah cinta Dika, yang kebanyakan selalu gagal. Nah, dalam film itu juga ceritanya dia baru putus sama pacarnya, Nina. Dika percaya bukan hanya makanan yang punya waktu kadaluarsa, cinta juga. Nah, suatu hari Dika bertemu dengan seorang wanita di sebuah rumah makan perancis bernama Jessica. Dari awal bertemu Dika merasa kalau Jessica beda dari cewek kebanyakan, lalu dia jatuh cinta.. Tapi sayangnya, lama kelamaan Dika malah merasakan apa yang sudah dia teorikan dari dulu, kalau cinta bisa kadaluarsa..

***

Film ini menurut saya sih asik, jauh dari image-image film komedi Indonesia yang lebih sering menunjukkan sisi slapstick, seperti ejek-ejekan fisik atau komedi bumbu horor-horor dewasa gitu. Komedi-komedinya juga ngga basi, terus penonton juga bisa menemukan kelucuan demi kelucuan yang bikin satu studio ketawa. Tapi yang penting sih itu tadi, no-sex-joke selama film ini. Lagi yang bikin keren adalah karena di dalam film ini nggak ada pemain komedian papan atas Indonesia.

Cuma ada beberapa hal sih yang bikin saya mengerutkan dahi *alah bahasanya*. Pertama, kan ceritanya film ini menggambarkan tahun 2006, tapi ada beberapa adegan seperti plat mobil jemputan tahun 2013. Terus ceritanya Dika pake handphone nokia lama, tapi Jessica pake Galaxy Y tahun 2009. Teruuuuuus, pemakaian joke-joke yang sering dipakai Raditya Dika dalam stand up comedy dan malam minggu miko.


Overall, filmnya sih seru. Asik. Dan menyenangkan.