SEPEREMPAT ABAD

Saya lahir dibulan kedelapan dalam hitungan tahun Masehi, dan dibulan kali ini saya menginjakkan tanggal dua puluh lima untuk usia ke dua puluh lima.

Seperempat abad.

Hari itu ditengah malam saya terbangun karena suara panggilan telepon salah seorang teman yang mengucapkan selamat menua. Seharian ponsel saya dipenuhi notifikasi dari berbagai messenger dan juga beberapa sosial media. Pun beberapa pesan dari orang-orang yang tidak terduga, terima kasih.

Untaian doa tak putus yang sejurus kemudian saya aamiin-kan satu per satu. Saya percaya, doa yang baik akan kembali lagi kepada yang mendoakannya. Begitu, kan?

Bahagia? Tentu saja.

Pagi hari, sudah ada panggilan video via Line dari orang rumah. Dilanjutkan panggilan telepon dari si bungsu yang menelpon diiringi lagu selamat ulang tahun yang dia setel dari kaset radio. Ditambah lagi surprise dari teman-teman kantor yang mendadak buka pintu, bawa kue dan joget-joget gak karuan. Ah, manisnya! Menjelang malam tiba-tiba mendapatkan notifikasi Whatsapp kiriman Video dari Mama yang ternyata membuat semacam acara syukuran dengan anak-anak rumah Tahfidz dirumah. Video yang kemudian membuat saya terisak saking terharunya.

Terima kasih, Ma Pa. Saya senantiasa mengucap harap padaNya agar kelak dapat menjadi anak yang dapat membahagiakan dan membanggakan kedua orangtua. Dapat menjadi salah satu hal yang dapat mendorong keduanya ke surga kelak. Doanya.

Time flies and days are not always went exactly as I planned to be. But that its life and it’s good. Sometimes it’s not, but eventually, it will. 

Go reach your dreams, Gis. Make them proud of you.

Welcoming myself to 25. 

Selamat dua puluh lima.

Selamat menua.

Kurang-kurangin pelupa-nya.





Once again, happy birthday, Anggi Agistia! Be happy. 
Thank you my hard-line-supporter, 
my greatest support system, 
and my bundle of joy, my Family!