#PESONA PANGKALPINANG; SELAMAT DATANG DI BUMI SERUMPUN SEBALAI
Saat mendengar Kepulauan Bangka Belitung disebut pikiran saya langsung megawang berapa banyak tempat-tempat indah yang wajib saya kunjungi ketika saya bisa berkunjung kesana. Entah kebetulan atau memang takdir yang menuntun hingga akhirnya saya mendapat 'tugas' di kepulauan ini. Tentu saya bersorak girang karena membayangkan betapa menyenangkan bisa berjalan-jalan untuk menghabiskan waktu setiap akhir pekan, melihat alam, melihat laut, melihat kebudayaan dan hal-hal lain yang mungkin belum pernah saya lihat atau rasakan.
Pulau Bangka dan Pulau Belitung menurut saya bagai pinang dibelah dua. Keduanya sama-sama memiliki daya tarik luar biasa yang bisa menghipnotis angan setiap orang untuk menghabiskan waktu dengan liburan, liburan dan liburan. Saya sendiri yakin, bagi yang sudah pernah pergi mengunjungi kedua pulau ini pasti merasa ingin selalu kembali lagi dan lagi untuk kemari. Selalu ada sesuatu hal baru yang menarik, untuk bisa dijelajahi, untuk bisa dinikmati.
Sebelum menginjakkan kaki di pulau yang terkenal keindahan alamnya itu saya mencari tahu informasi terkait objek wisata, makanan khas yang wajib dicicipi, hingga kebudayaan serta adat istiadat masyarakat setempat. Hingga akhirnya saya tiba di Pangkalpinang pada jam sebelas pagi-tepat, sesuai dengan perkiraan- menggunakan pesawat pagi dari Jakarta. Dikenal juga sebagai Bumi Serumpun Sebalai, kota ini merupakan salah satu kota di pulau Bangka. Di pulau ini ada banyak pilihan untuk mengeksplorasi sebagian kecil dari Indonesia yang perlu dijaga. Dan dikota ini saya memulai untuk liburan panjang yang menyenangkan juga petualangan seru.
Sebelum menginjakkan kaki di pulau yang terkenal keindahan alamnya itu saya mencari tahu informasi terkait objek wisata, makanan khas yang wajib dicicipi, hingga kebudayaan serta adat istiadat masyarakat setempat. Hingga akhirnya saya tiba di Pangkalpinang pada jam sebelas pagi-tepat, sesuai dengan perkiraan- menggunakan pesawat pagi dari Jakarta. Dikenal juga sebagai Bumi Serumpun Sebalai, kota ini merupakan salah satu kota di pulau Bangka. Di pulau ini ada banyak pilihan untuk mengeksplorasi sebagian kecil dari Indonesia yang perlu dijaga. Dan dikota ini saya memulai untuk liburan panjang yang menyenangkan juga petualangan seru.
Pantai Pasir Padi |
Tempat ini bagi saya tidak hanya mempunyai banyak pantai yang cantik saja. Tempat ini juga menawarkan banyak kejutan bagi para petualang, seperti mencoba menyusuri jalur sepanjang pulau untuk mencari pantai yang pemandangannya biasa memanjakan mata hingga pantai-pantai tidak bernama. Lebih dari itu banyak sekali destinasi menarik yang wajib dikunjungi.
Objek Wisata terdekat dari Bandara yang terletak di kota Pangkalpinang diantaranya, Pantai Pasir Padi, Pantai Tanjung Bunga, dan Bangka Botanical Garden. Ketiga objek wisata ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit dari Bandara. Menikmati pemandangan air laut yang surut di Pantai Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga, juga menikmati aneka tumbuhan di Bangka Botanical Garden bisa menjadi ‘dessert’ atau sajian pembuka saat berlibur ke Pulau Bangka.
Di Pantai Pasir Padi biasanya riuh ramai terutama di hari weekend pada sore hari. Biasanya banyak rombongan keluarga yang datang kemari untuk berwisata, ada anak-anak yang berlarian, berenang ditepi pantai, ada pula sekumpulan keluarga yang sedang menyantap bekal makanan yang mereka bawa dari rumah. Di pantai ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya klub mobil dan beberapa kali juga di adakan acara cukup meriah. Selain menikmati pantai, para pengunjung juga bisa menikmati sajian es kelapa muda dilengkapi dengan sajian otak-otak khas bangka yang rasanya ciamik.
Sunrise jadi salah satu momen yang tidak boleh terlewatkan jika berkunjung ke pantai ini. Pada pagi hari air laut di pantai ini surut bisa hingga berpuluh meter ke bagian tengahnya dan biasanya hal ini dimanfaatkan para pengunjung pantai untuk jogging. Awalnya saya sendiri sempat merasa penasaran dengan asal muasal nama pantai Pasir Padi ini, setelah mencari informasi disana sini ternyata konon katanya nama ini diambil karena pasir pantai ini menyerupai bulir padi, walau saya sendiri berpendapat pasirnya lebih mirip biji lada ketimbang padi. Jika ditelusuri garis pantai ke arah Barat lagi, kita akan sampai ke Pantai Tanjung Bunga dengan pemandangan Vihara menghadap laut loh.
Puas menikmati pantai Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga, kita bisa mampir ke Bangka Botanical Garden. Minggu pagi merupakan waktu favorite saya untuk kemari, sekedar jogging kecil maupun sekedar jalan-jalan dan ditutup dengan berjalan di kebun organik yang menjual langsung hasil kebunnya. Menyenangkan!
Selain bisa mengambil secara langsung hasil kebun disana untuk dibawa pulang, kita juga bisa melihat peternakan sapi. Beberapa tanaman juga dibudidayakan secara khusus ditempat ini. Serunya lagi, setelah lelah berjalan-jalan kita bisa menikmati makanan di restoran yang lokasinya tepat di samping pintu masuk arena Bangka Botanical Garden ini.
Di Pangkalpinang sendiri ada destinasi edukatif seperti Museum Timah yang banyak menggambarkan kisah ketika dulu pulau ini menjadi penghasil timah terbesar pada masanya. Selain itu tidak ketinggalan pula kuliner ala Bangka yang juga menggoda, Ikan Lempah Kuning, yang sungguh enak rasanya. Tak lupa, Museum Timah juga bisa jadi selingan yang mengasyikan.
Objek Wisata terdekat dari Bandara yang terletak di kota Pangkalpinang diantaranya, Pantai Pasir Padi, Pantai Tanjung Bunga, dan Bangka Botanical Garden. Ketiga objek wisata ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit dari Bandara. Menikmati pemandangan air laut yang surut di Pantai Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga, juga menikmati aneka tumbuhan di Bangka Botanical Garden bisa menjadi ‘dessert’ atau sajian pembuka saat berlibur ke Pulau Bangka.
Di Pantai Pasir Padi biasanya riuh ramai terutama di hari weekend pada sore hari. Biasanya banyak rombongan keluarga yang datang kemari untuk berwisata, ada anak-anak yang berlarian, berenang ditepi pantai, ada pula sekumpulan keluarga yang sedang menyantap bekal makanan yang mereka bawa dari rumah. Di pantai ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya klub mobil dan beberapa kali juga di adakan acara cukup meriah. Selain menikmati pantai, para pengunjung juga bisa menikmati sajian es kelapa muda dilengkapi dengan sajian otak-otak khas bangka yang rasanya ciamik.
Sunrise jadi salah satu momen yang tidak boleh terlewatkan jika berkunjung ke pantai ini. Pada pagi hari air laut di pantai ini surut bisa hingga berpuluh meter ke bagian tengahnya dan biasanya hal ini dimanfaatkan para pengunjung pantai untuk jogging. Awalnya saya sendiri sempat merasa penasaran dengan asal muasal nama pantai Pasir Padi ini, setelah mencari informasi disana sini ternyata konon katanya nama ini diambil karena pasir pantai ini menyerupai bulir padi, walau saya sendiri berpendapat pasirnya lebih mirip biji lada ketimbang padi. Jika ditelusuri garis pantai ke arah Barat lagi, kita akan sampai ke Pantai Tanjung Bunga dengan pemandangan Vihara menghadap laut loh.
Puas menikmati pantai Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga, kita bisa mampir ke Bangka Botanical Garden. Minggu pagi merupakan waktu favorite saya untuk kemari, sekedar jogging kecil maupun sekedar jalan-jalan dan ditutup dengan berjalan di kebun organik yang menjual langsung hasil kebunnya. Menyenangkan!
Bangka Botanical Garden |
Selain bisa mengambil secara langsung hasil kebun disana untuk dibawa pulang, kita juga bisa melihat peternakan sapi. Beberapa tanaman juga dibudidayakan secara khusus ditempat ini. Serunya lagi, setelah lelah berjalan-jalan kita bisa menikmati makanan di restoran yang lokasinya tepat di samping pintu masuk arena Bangka Botanical Garden ini.
Di Pangkalpinang sendiri ada destinasi edukatif seperti Museum Timah yang banyak menggambarkan kisah ketika dulu pulau ini menjadi penghasil timah terbesar pada masanya. Selain itu tidak ketinggalan pula kuliner ala Bangka yang juga menggoda, Ikan Lempah Kuning, yang sungguh enak rasanya. Tak lupa, Museum Timah juga bisa jadi selingan yang mengasyikan.
Atau mungkin, ingin pengalaman berbeda dengan wisata religi ke Mesjid Kayu Tua Tunu yang lokasinya dapat diakses dengan melewati perkebunan, jalanan merah, dengan diiringi arus sungai kecil diantaranya. Sebuah Pura layaknya Pura di Bali juga ada di Bangka, mulai dari model bangunan, warna, dan ciri khasnya dibuat sama persis. Pengalaman seru lain bisa didapat jika kamu berkunjung ke Pangkalpinang mendekati hari keagamaan, seperti misalnya Imlek. Biasanya pada malam hari banyak dinyalakan lampion sepanjang jalan terutama di kawasan dengan Kelenteng.
Lain lagi dengan pengalaman berjalan-jalan ke Pantai Tapak Antu. Pantai ini memiliki garis pantai yang cukup panjang. Jika mencoba menyusuri pantai kita bisa melihat tumpukan-tumpukan batu granit raksasa yang sangat cantik. Keindahan juga terlihat dari bentuk laut yang menjorok seperti tanjung, serta pasir putih yang bagaikan tepung saking halusnya. Ombak disini pun tidak terlalu tinggi sehingga dapat dikatakan aman bagi anak-anak untuk bermain di pesisir pantai. Pemandangan ini tambah unik ketika di pinggir pantai berserakan cangkang-cangkang kerang yang seolah ditata rapi oleh alam. Sempurna!
Dermaga Pantai Tapak Antu |
Jejeran batu granit yang bertumpuk jadi pemandangan unik lain yang tidak boleh terlewatkan. Disini pengunjung seakan diuji nyali untuk berani menaiki bebatuan tinggi nan kokoh khas Kepulauan Bangka Belitung ini. Eits, tapi jika memang tak berani dan sekiranya tidak mampu menaiki batu lebih baik jangan memaksakan diri karena dikhawatirkan akan membahayakan diri sendiri. Berhasil menaiki bebatuan raksasa disini seolah menjadi suatu kenikmatan tersendiri. Menikmati pemandangan dari ketinggian batu sepanjang garis pantai, mendengar suara deburan ombak yang menabrak batu, menyaksikan pemandangan laut yang terhampar begitu luasnya.
Tidak hanya sekedar pantai cantik atau tempat-tempat lain dengan pemandangan luar biasa, menurut saya, tempat ini disetiap sudutnya memiliki suatu daya tarik yang wajib untuk dijajal satu persatu.
Jadi, kapan kamu mau berkunjung ke Pangkalpinang di Pulau penghasil Timah ini, Pejalan?