MENDADAK DI UJUNG GENTENG


Saya bersorak sorai ketika dari kejauhan melihat birunya lautan, padahal notabene setiap saat dikelilingi pantai. Disusul kemudian kedua teman saya membuka kaca mobil. Sayup-sayup suara ombak pantai terdengar semakin jelas; kami berhenti di salah satu sisi pantai. Rasanya ingin berlarian ke tengah, bermain air seharian. Byur!

Saat pertama masuk ke lokasi ini, seorang penjaga memberikan kami semacam peta lokasi yang berisi spot-spot pantai yang bisa dikunjungi disana. Holiday by accident, karena dari awal pergi kami sama sekali tidak ada niatan untuk berkunjung, apalagi saya yang pada saat perjalanan dari Jakarta Bandung baru mengetahui kalau lokasi nikahan teman itu ternyata berjarak kurang lebih 6 jam perjalanan dari Bandung, paling cepat. Semacam jreng-jreng-moment, mau dicancel sudah setengah jalan, mau dilanjut sudah pasti badan rasanya babak belur.

***

Sedari Jumat siang hari itu saya sudah riweuh mencari kendaraan untuk ke Bandara dari Muntok, berhubung terlalu sering di-php-in abang travel. Hingga Jumat sore akhirnya saya terbang dari Bangka menuju Jakarta. Perjalanan belum berakhir, dari Jakarta saya masih harus menempuh perjalanan panjang-macet-plus hujan menuju Bandung. Dan akhirnya saya tiba sekitar pukul 1 pagi yang langsung disambut dengan senyum Abah. Menenangkan.

Saat mendapat informasi perihal pernikahan Yudith, saya sudah kocar-kacir mencari teman-teman yang hendak datang kesana. Bukan apa, selain kadung janji, saya juga 'diancam' jika sampai tidak menyempatkan hadir disetiap percakapan kami via Line. Ya, janji juga termasuk hutang yang harus dibayar, kan? Setelah berdiskusi dengan kedua teman yang akhirnya pun hendak datang, kami sepakat memulai perjalanan dari Bandung hari Sabtu tengah malam.

Diluar dugaan, perjalanan yang konon hanya enam jam, kami tempuh hingga tiba sekitar pukul 7 pagi. Dengan kondisi bangun-tidur-bangun-tidur-tidur-dan-tidur lagi, saya yang duduk dibangku belakang sama sekali tidak memperhatikan kontur jalan yang -saat pulang- baru disadari cukup panjang berliku.

Karena tiba terlalu pagi untuk menghadiri acara resepsi pernikahan, lantas kami melipir sebentar ke arah pantai yang menurut informasi Gmaps tidak terlampau jauh. Pantai Ujung Genteng jadi pantai pertama kami datangi.

Selanjutnya, Pantai Pasir Putih jadi tujuan yang ingin kami datangi. Kendaraan mulai menghilang, hanya satu dua kendaraan bermotor lalu lalang, masyarakat setempat, jalan pun semakin mengerucut dan menyempit. Jalan bebatuan membuat kami sempat berpikir untuk berbalik arah karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada mobil yang kami tumpangi. Hingga akhirnya perjalanan tetap dilanjutkan dengan modal ‘bismillah, nanggung udah sampai sini’ ha!

Diseputaran pantai ini ada beberapa titik pantai yang bisa dihubungi, salah satunya Pantai Pasir Putih dan pantai tempat pelepasan Tukik (anak penyu) yang paling populer disini. Sayangnya, untuk dapat menyaksikan pelepasan tukik, kami harus datang kembali pada sore hari. Dan, saat hendak melanjutkan perjalanan ke Pantai Pasir Putih kami dihadang oleh sekumpulan Geng Sapi Lokal, yang walaupun sudah diklakson-in berkali-kali tetap tak bergeming.

....dan akhirnya kami menyerah dan berbalik arah. Uh, sedih.


Hingga akhirnya waktu menunjukkan sekitar pukul 9.30, dan kami bergegas mencari toilet untuk mandi dan bersiap menghadiri resepsi pernikahan Yudith. Walaupun kondisi toilet yang serba seadanya, dandan dimobil sebisanya, kerudung yang miring-miring nggak jelas dan riweuh sama rok kebaya yang terbang-terbang. Yippieee, here we gooo!

Lucunya, dari sekitar pukul 10 pagi, kami sempat tersasar dan baru sampai di lokasi pernikahan sekitar pukul jam 12 siang, berhubung titik gps yang dia kirimkan via Line benar-benar kacau sekacau-kacaunya. Akhirnya saat tiba di resepsi, kami dipersilakan makan, ngobrol ngalor-ngidul sebentar, berfoto di pelaminan dan akhirnya pulang. 



Terima kasih Yudha dan Maul sudah berkenan melakukan perjalanan panjang sehari hampir semalam Bandung dan Sukabumi, ditambah liburan dadakan. *Cheers!



Pangkalpinang, Awal Oktober, 2016.
Sempat tertidur selama 1 jam. Segelas kopi akan membantu mungkin?
atau, dua belas?