BACKPACKERAN KE YOGYAKARTA DENGAN KERETA
Hmm kali ini ceritanya agak sedikit throwback aah beberapa waktu lalu, saat saya akhirnya nekat backpackeran dengan adik hanya berdua saja dengan menggunakan kereta api. Memutuskan untuk berwisata dengan ala ala backpacker tentunya banyak hal yang harus dipikirkan matang-matang, terutama ide untuk berwisata kali ini sedikit berbeda karena membawa travelmate anak kecil.
Dari jauh-jauh hari tiket kereta api sudah saya pesan menggunakan aplikasi Pegipegi melalui mobile app. Tiket kereta sudah ditangan, voucher hotel sudah aman, namun rencana awal untuk bisa pergi bertiga dengan Mama tiba-tiba batal karena satu dan lain hal yang tidak bisa ditinggalkan, jadilah dengan tekad kuat dan semangat dari Abah serta meyakinkan diri akan 'aman' jalan-jalan berdua dengan si kecil. Bukan apa, berhubung mood anak kecil yang kelewat manis banget kalau lagi lapar dan ngantuk, belum lagi bayangan kalau tiba-tiba dia ngompol di kasur hotel tengah malam, glek, makanya sempat ragu awalnya.
Perjalanan dengan menggunakan kereta malam dimulai. Dari dulu saya memang selalu lebih suka melakukan perjalanan malam, alasan pertama karena jika perjalanan menuju suatu tempat dilakukan pagi atau siang pasti lebih banyak menghabiskan waktu dijalan, alasan kedua karena saya nggak suka menghabiskan waktu dijalan. Nah!
Kurang lebih 10 jam perjalanan, kereta kami tiba di Jogja sekitar pukul 4 pagi dengan kondisi mendadak rental motor tidak bisa dihubungi. Deg! Singkat cerita akhirnya kami dapat alternatif lain penyewaan motor. Setibanya penyewa motor, kami berbasa-basi sedikit dan saya menyerahkan 3 identitas diri sesuai ketentuan dari mereka, SIM, NPWP dan identitas pegawai. Selepas mengisi ini-itu dan membayar biaya sewa, kunci pun berpindah tangan lantas saya yang mulai bingung tujuan kami selanjutnya hendak kemana berhubung jam check-in hotel yang masih jam 12 siang nantinya.
'Dek mau ke Kebun Binatang atau Pantai?', tanya saya. Dan tanpa pikir panjang dia jawab pantai. Saya menghela nafas panjang. Alasannya, panas heeey haha.
Sampai di Pantai dia teriak-teriak girang dan kekeuh ingin main air dengan catatan saya pun harus ikut main air. Nggak lama dari itu dia justru tertarik dengan andong yang hilir mudik lewat dihadapan kami dan mulai merayu untuk naik andong. Setelah 'berdiskusi' soal harga akhirnya mas andong luluh dan memberi kami harga 50 ribu untuk bisa jalan-jalan mengitari pantai dari harga awal 100 ribuan.
Sepanjang naik andong, mas-nya cerita panjang lebar soal pantai Parangtritis, soal sejarahnya, soal mitosnya, soal aneka adat-istiadat disini, soal hari libur nasional hingga aneka cerita-cerita kecil yang ternyata menarik perhatian uwen. Puas berjalan-jalan di Pantai Parangtritis, puas foto-foto, puas makan dogan pinggir pantai, akhirnya kami memutuskan untuk bergegas kembali ke Jogja untuk check-in hotel.
Selain memikirkan akomodasi transportasi, tentu harus juga memperhatikan barang bawaan apa saja yang penting untuk dibawa. Berhubung anaknya 'simple' banget jadi diusahakan bawa barang sedikit tapi semaksimal mungkin *lah piye haha. Ya pokoknya bawa tas yang cukup aman, nyaman dan tidak terlalu membebani, cukup beban hidup aja yang berat tas mah jangan, eh eh gimanaaa~
Memilah barang apa saja untuk berpergian juga jadi salah satu hal yang penting. Biasanya saya punya list item yang harus dibawa supaya tidak ada yang tertinggal, walaupun kenyataannya pasti tetap saja ada satu dua item yang tertinggal. Dang! Nah, ada beberapa tips jika mau backpackeran nih...
Kurang lebih 10 jam perjalanan, kereta kami tiba di Jogja sekitar pukul 4 pagi dengan kondisi mendadak rental motor tidak bisa dihubungi. Deg! Singkat cerita akhirnya kami dapat alternatif lain penyewaan motor. Setibanya penyewa motor, kami berbasa-basi sedikit dan saya menyerahkan 3 identitas diri sesuai ketentuan dari mereka, SIM, NPWP dan identitas pegawai. Selepas mengisi ini-itu dan membayar biaya sewa, kunci pun berpindah tangan lantas saya yang mulai bingung tujuan kami selanjutnya hendak kemana berhubung jam check-in hotel yang masih jam 12 siang nantinya.
'Dek mau ke Kebun Binatang atau Pantai?', tanya saya. Dan tanpa pikir panjang dia jawab pantai. Saya menghela nafas panjang. Alasannya, panas heeey haha.
Sampai di Pantai dia teriak-teriak girang dan kekeuh ingin main air dengan catatan saya pun harus ikut main air. Nggak lama dari itu dia justru tertarik dengan andong yang hilir mudik lewat dihadapan kami dan mulai merayu untuk naik andong. Setelah 'berdiskusi' soal harga akhirnya mas andong luluh dan memberi kami harga 50 ribu untuk bisa jalan-jalan mengitari pantai dari harga awal 100 ribuan.
Sepanjang naik andong, mas-nya cerita panjang lebar soal pantai Parangtritis, soal sejarahnya, soal mitosnya, soal aneka adat-istiadat disini, soal hari libur nasional hingga aneka cerita-cerita kecil yang ternyata menarik perhatian uwen. Puas berjalan-jalan di Pantai Parangtritis, puas foto-foto, puas makan dogan pinggir pantai, akhirnya kami memutuskan untuk bergegas kembali ke Jogja untuk check-in hotel.
Selain memikirkan akomodasi transportasi, tentu harus juga memperhatikan barang bawaan apa saja yang penting untuk dibawa. Berhubung anaknya 'simple' banget jadi diusahakan bawa barang sedikit tapi semaksimal mungkin *lah piye haha. Ya pokoknya bawa tas yang cukup aman, nyaman dan tidak terlalu membebani, cukup beban hidup aja yang berat tas mah jangan, eh eh gimanaaa~
Memilah barang apa saja untuk berpergian juga jadi salah satu hal yang penting. Biasanya saya punya list item yang harus dibawa supaya tidak ada yang tertinggal, walaupun kenyataannya pasti tetap saja ada satu dua item yang tertinggal. Dang! Nah, ada beberapa tips jika mau backpackeran nih...
Bawa Pakaian Secukupnya
Jangan bawa pakaian berlebihan. Pikirkan matang-matang kebutuhan dengan berapa jumlah hari saat akan berpergian. Biasanya saya bawa minimal 3 kaos, 1 celana dan beberapa 'item' lainnya.
Usahakan Membawa Pakaian Berwarna Gelap
Sebetulnya saya lebih suka warna-warna putih, soft, netral, gitulah, hanya saja saat liburan warna putih bisa membuat pakaian terlihat kotor karena lebih sering berada diluar. Supaya nggak terlihat dekil lebih baik pilih pakaian yang cenderung gelap jadi meskipun sudah kotor masih bisa percaya diri memakainya. Terus juga cari baju dengan bahan yang tidak mudah kusut, hal yang sama juga saya terapkan untuk memilih kerudung sebelum bepergian. Kalalu soal ini yang pakai jilbab pasti paham betul gimana rasanya badmood karena kerudung kusut.
Menentukan Alas Kaki
Usahakan Membawa Pakaian Berwarna Gelap
Sebetulnya saya lebih suka warna-warna putih, soft, netral, gitulah, hanya saja saat liburan warna putih bisa membuat pakaian terlihat kotor karena lebih sering berada diluar. Supaya nggak terlihat dekil lebih baik pilih pakaian yang cenderung gelap jadi meskipun sudah kotor masih bisa percaya diri memakainya. Terus juga cari baju dengan bahan yang tidak mudah kusut, hal yang sama juga saya terapkan untuk memilih kerudung sebelum bepergian. Kalalu soal ini yang pakai jilbab pasti paham betul gimana rasanya badmood karena kerudung kusut.
Menentukan Alas Kaki
Alas kaki merupakan satu dari sekian banyak hal lain yang penting juga. Biasanya saat travelling saya hanya bawa satu sepatu kets dan satu sandal saja. Sepatu bisa memudahkan untuk berjalan jauh dan melindungi kaki, juga mencegah kaki dari kebelangan berkepanjangan. Nah jika suka memungkinkan atau sebatas hanya berjalna-jalan dengan jarak dekat saya lebih suka menggunakan sandal saja.
Jangan Lupakan Topi Dan Kacamata
Kedua aksesoris ini jangan sampai dilupakan. Selain bisa menjadi properti untuk selfie, topi dan kacamata juga bisa melindungi kita dari panas terik sinar matahari. Oya, tapi jangan lupa untuk meletakan kacamata di tempat yang aman agar tidak rusak atau pecah terhimpit oleh barang bawaan yang lain.
Ya, setidaknya dari pengalaman traveling dengan anak kecil kemarin itulah barang bawaan yang perlu perhatikan dan wajib dibawa. Nah, yang nggak kalah penting lagi adalah pemesanan moda transportasi yang bisa dipesan menggunakan aplikasi Pegipegi, cepat aman dan nyaman! Jadi, #PegipegiYuk! ;)