KEHIDUPAN SEMASA PANDEMI COVID-19

Been long time nggak menulis lagi, kangen. Sungguh. 

2020 ini kayanya jadi salah satu fase paling menantang dalam hidup saya: postpartum, covid-19 dan mental-health, saya rasa.

Gimana nggak, hormon yang berantakan, masa pemulihan serta mobilitas fisik yang serba terbatas karena melahirkan pas mulai ramai sekali Covid-19 di bulan Maret lalu. Selain itu juga saya harus menjaga asupan nutrisi dan adaptasi masa menyusui, lagi. Semua harus dijalani selagi belajar untuk mengajari kakaknya, yang saya rasa belum paham dan masih kaget, ada manusia kecil lain yang saya sayangi selain dia.

Bahkan beberapa waktu yang random saya ingat, tiba-tiba saya bisa aja nangis sesegukan tanpa ada alasan ataupun marah karena hal yang begitu sepele, se-random itu. Bener-bener ga ada sebabnya. Cuma kayak rasanya sedih aja. Seolah kehilangan sesuatu dalam diri saya yang saya sendiri nggak tahu itu apa. Aneh kan? :)

Dan betul sih, support system yang baik itu sangat sangat berpengaruh dalam hidup kita. This too shall pass, alhamdulillah. Sekarang sih kalau denger hal-hal yang nggak ingin didenger cukup senyumin aja. Ambil yang baiknya, kalau yang jeleknya dibilang A I U E O sampe Z pun yaudah deh. Prinsipnya sekarang, no mater what people around you say.. you're good enough, and you're enough. you trying your best and that's really enough ❤

Btw, bicara soal Covid, hal ini betul-betul merubah segalanya kalau bisa dibilang. Mulai dari habit, cara dan gaya hidup, interaksi sosial, keseharian, segalanya. 

Kalau boleh jujur sih sesungguhnya cukup sangat lelah. Seolah-olah tiap hari dihantui kecemasan dan rasa takut. Oke agak throwback sedikit, jadi awal-awal pandemi ini kita dihebohkan media dengan pemberitaan ekstrim banyak orang-orang yang terkena Covid ini berjatuhan dijalanan-lah, pemberitaan ini dan itulah yang bikin kok ini serem banget. Dan yang lebih serem itu karena jika ada yang kena penyakit ini justru sanksi sosial masyarakat yang malah bikin lebih serem, dijauhi, awalnya. Terbayang nggak sih sebelumnya hidup dalam ketakutan kesana kemari, berkumpul dan bahkan bertemu orang baru juga bahwaannya worry. Semoga lekas berakhir ya.

Saya nggak bilang Covid itu ngga berbahaya, nggak. Saya percaya Covid betul-betul ada. Hanya saya percaya, bahwa penyakit ini tidak se-ekstrim yang diberitakan di media-media. Beberapa orang di sekitar saya pun terkena, bahkan sampai anaknya yang masih balita, seumuran dengan Ghya. Saya percaya tenaga medis kewalahan menangani kasus masyarakat yang terinfeksi dan kapasitas rumah sakit yang kian hari kian melampaui kapasitasnya. 

Semoga segera ada kabar baik agar semua per-covid-an ini lekas berakhir.. semoga Allah senantiasa melindungi kita, memberikan kita semua kekuatan dan kemampuan untuk berikhtiar dan terhindar dari penyakit ini. Saya percaya, semua penyakit pasti ada obatnya.. Kalaupun manusia belum menemukan obat medisnya.. Maka semoga Allah menguji kita dengan menjadikan sabar dan tawakal sebagai obat nya dulu. 

Insya Allah.