STANDAR PROKES BERBAGAI VERSI

Well, akhirnya ngalamin juga rasa deg-degannya ada anggota keluarga yang kena. Saat tes swab antigen dengan metode home service dan lihat garis merah pertama bergerak menebal tuh rasanya udah 'WHAAAT?!' lutut lemes seketika dan rasanya bener-bener blank, bingung apa dulu nih yang harus dilakuin, padahal beberapa kali bahkan sering kali di grup whatsapp kantor baca 'panduan' buat orang yang terpapar, semacam what-to-do, semacam gitu lah. Ternyata saat kejadian tetep aja blank kakaaa. Sekarang masih degdegan nunggu hasil PCR, mudah-mudahan negatif, aamiin.

Sejujurnya walaupun sudah vaksin lengkap di bulan April lalu, tetap aja sih sara rasa waswas mah ada, apalagi didalam daftar keluarga sendiri baru saya yang tercatat sudah di vaksin, ditambah lagi mulai berjatuhan orang-orang yang konon juga sudah di vaksin tapi tetap bisa terpapar si covid ini.

Pokoknya selain 'udah vaksin ko masih kena?' atau 'kayanya si anu udh prokes banget tapi tetep aja ya..' menurut saya tetep aja ada faktor x-y-z yang turut andil. Satu hal aja deh, standar prokes setiap orang itu beda, ada orang yang merasa pakai masker medis satu lapis aja kayanya merasa cukup dan aman, di sisi lain ada orang yang pake masker N95 itu di double pula pakai masker medis biasa terus rajin ganti tiap 4 atau 5 jam sekali.

Pun tiap kali ada notifikasi di grup whatsapp kantor mengenai laporan orang-orang yang terpapar, sampai saat ini worry aja tetep, kena tracing lah, ini itu lah. Sampai rasa-rasanya swab itu kayak semacam activity we have to do many times during the pandemic. Colok lagi, colok lagi. Duh.

Dengan adanya hal yang konon disebut-sebut sebagai second wave kali ini, dimana rasa mencekamnya udah berasa seperti awal-awal covid masuk Indonesia di Maret 2020 lalu.. tapi rasanya sih lebih parah, bed occupacy di rumah sakit hampir lebih dari 90% (Kalau nggak salah dari info yang beredar di media), banyak komplek 'lockdown', di lingkungan terdekat saya juga puluhan orang katanya 'isoman', ada pula yang ditolak rs padahal katanya sudah sesak nafas, lokasi swab penuh dimana-mana, mau drive thru, klinik walk ini, atau home service juga antriannya ampuuuun.

Kesimpulannya sih tetep bahwa standar prokes tiap orang itu beda-beda kadarnya. Ya mungkin dengan meningkatkan standar pribadi soal prokes itu sendiri, setidaknya dapat melindungi diri kita sendiri dengan jalan yang jauh lebih baik.

Sampai satu titik kayanya tersadar bahwa ternyata nggak cukup hanya dengan prokes yang ketat, kita semua butuh yang namanya keberuntungan dan keajaiban tentu dengan tetap diiringi doa.

Bismillah.

Mudah-mudahan Allah lindungi, selalu.




Aamiin.