Ini soal anak-anak jalanan dan rasa syukur...

Hey, dengar...

Ini soal anak-anak jalanan dan rasa syukur...

Pic from google
Ini soal anak jalanan, soal mereka yang bernyanyi dalam nada sumbang. Soal mereka yang tidur dipinggir emperan, jalanan.. 
Lihatlah anak-anak yang berlarian itu.. Tawa, teriakan dan semangat mereka membuat hati saya berdegup bangga ..bahkan malu terkadang rasanya. Anak-anak yang masih bisa tertawa kala kecukupan ekonomi tidak terlalu bersahabat dengan mereka. Mungkin tawa itu hanya terdengar sejenak, teriakan itu terlontar sekejap, dan semangat itu berkobar sesaat. Tapi coba perhatikan, binar mata kala mereka berkata-kata, ada kepolosan tanpa batas yang tanpa sadar dpt membuat kita bersyukur dan gembira.
...Betapa kesulitan tak pernah membuat mereka menyerah apalagi patah arang..
...Betapa kesulitan tak menghadang jalan mereka berkorban demi masa depan yang dicita-citakan.
 
Ini soal rasa syukur.. 
Mungkin ini yang namanya kebahagiaan sederhana, yang timbul karena memperhatikan hal-hal yang juga sederhana. Cara paling benar dan sederhana untuk berbagi adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka.  Tak perlu menilai angka apalagi sampai menganalisa.. Seberapa besar gerakan hati untuk berbagi, maka disitulah ada rezeki yang harus kita beri. Saya percaya kalau nurani itu tak pernah berdusta..

***

Cerita diatas dipersembahkan untuk mengikuti salah satu Program dari NBCLampung yakni 'Menulis 1.000 Tweet, 10.000 Buku dan Satu Juta Senyuman Untuk Anak Jalanan'.

Komunitas penulis NBCLampung mengajak para pembaca untuk menyumbangkan tulisan untuk amal, untuk anak-anak jalanan dan yatim, hasil royalti dari penjualan buku nantinya akan disalurkan bagi mereka yang sangat membutuhkan, juga membantu mereka dengan memberi buku-buku yang patut dibaca dan pakaian layak pakai. Saya tidak bisa berbuat banyak, tapi melalui tulisan ini, sekecil apapun bentuk kepedulian dari kita sungguh akan sangat berarti bagi mereka. Mari ringankan beban mereka untuk tetap tersenyum menghadapi dunia.


Salam,
agistianggi