Capture Life's Moments

Hampir 2 bulan di kota Palembang, kesan yang didapat buat saya.. Palembang itu panaaaaaaas, hectic, crowded dan rawan sekali sama yang namanya pencopetan. Pertama datang ke Palembang menginap di Hotel Royal Asia rasanya masih biasa biasa, tapi setelah pindah selama hampir 2 minggu di Udiklat barulah saya tahu kalau kota ini memang cukup rawan dalam tingkat kriminalitasnya. Setiap kali bepergian keluar, entah itu hotel ataupun Udiklat, pesan yang disampaikan semua orang hampir seragam 'Awas dek, hati-hati tasnya. Simpan didepan aja, bahaya' . Nahhh, ini yang bikin was-was sebetulnya buat sekedar jalan-jalan sendirian keliling kota. Jadilah selama di Palembang cuma jalan ke Mall, antara Palembang Square ataupun Palembang Indah Mall. Nggak berani juga keluar malam, kecuali bareng teman laki-laki, itupun pulang dengan naik taxi. Zzzz. Akhirnya saat evaluasi pertama waktu itu, kami menginap disebuah wisma depan Palembang Square. Dari seorang teman saya dapat informasi ada temp...

Hallooooo! Ah finally, setelah hampir sebulan ini berjibaku *halahhh* dengan laptop dan setumpuk laporan yang ingin segera diselesaikan.. thank God the week is doneeeee! and I feel like a zombie gone back to life.. back back to life! haha oke cukup. Jadi ceritanya postingan ini dibuat karena terpilih jadi 1 dari 11 blogger yang dapat Liebster Award dari Yandi Rahmadhana di sini . Intinya sih buat ajang silaturahmi antar blogger aja, dan supaya masih bisa diaku sebagai blogger walaupun udah jarang banget posting hehe. Tapi berhubung sebelumnya udah pernah bikin sejenis ini, jadi cuma mau jawab 11 pertanyaan dari yang kasih award alias payandi. Kenapa 11? Yang jelas karena tidak 10 juga 12! Ah pokoknya rulesnya gitu katanya, saya sih ngikut aja. Nih 11 pertanyaan absurd yang dikasih: Siapa juara dunia 2014? --- Yang pasti bukan Persib Klo punya Doraemon, kalian akan minta apa dari kantong ajaibnya, alesannya? --- Mau minta kantong ajaib yang serupa biar bisa minta bany...

Jadi, setelah fix dapat ijin untuk keluar dari Pihak manajemen Udiklat Palembang, waktu itu saya dan teman-teman setengah 'memaksakan diri' atau bisa dibilang nekat untuk pergi ke Pulau Kemaro. Soalnya dari Pihak keamanan sih bilang kalau untuk pergi ke daerah sini agak rawan, maklum lah ternyata Kota Palembang ini tingkat kriminalitasnya memang cukup tinggi ternyata se-Indonesia. Jalan satu-satunya dan terakhir yang bisa kami pakai waktu itu akhirnya berbohong bilang mau ke Palembang Indah Mall sekedar jalan-jalan aja hehe. Bermodal kata-kata 'mumpung disini, kapan lagi coba?' berangkatlah kami menuju jembatan Ampera. Nah, dari sana barulah kami mencoba menawar harga perahu yang biasa dipanggil 'ketek' oleh orang Palembang untuk menuju ke Pulau Kemaro.  Setelah salah seorang teman asal Medan bernegosiasi, akhirnya kami mendapat harga 120ribu satu perahu untuk 10 orang. Sayangnya mesin kapal ini beberapa kali mengalami gangguan karena ada sampah yang t...

Hallo hallo, Palembang! Setelah sehari sebelumnya mendarat di Bandara Sultan Mahmud Baharuddin II dan kemudian menginap di Hotel Royal Asia hingga jumat nanti, akhirnya saya dan dua orang teman, Ayu dan Mas Ryan, berjalan-jalan keluar hanya sekedar untuk tau seperti apa sih Jembatan Ampera itu. Soalnya orang bilang belum sah ke Palembang kalau belum menyempatkan diri berfoto disini haha. Dari Hotel Royal Asia yang terletak di Jalan Veteran, kami menaiki bis ke arah Jembatan Ampera. Bis ini kalau di Jakarta semacam Kopaja gitu. Awalnya agak sedikit ragu untuk naik mengingat rawannya transportasi jenis ini sewaktu tinggal di Jakarta karena kami harus berdiri didalam bis selama perjalanan, tapi karena kepalang tanggung akhirnya naik juga. Kurang lebih selang waktu kurang dari 20 menit sang kondektur bus memberitahu kami tempat untuk turun dan melanjutkan perjalanan ke Jembatan Ampera dengan berjalan kaki. Daaaaaan... ini diaaaaa! Jembatan Ampera!