Melewatkan Banyak Kesempatan

2014 baru berjalan hampir 1 bulan ya.. Awal tahun lalu pasti banyak orang yang membuat daftar resolusi yang ingin dicapai di tahun ini, begitu juga saya. Ada banyak cita dan harap yang ingin diwujudkan tahun ini, ada banyak target yang harus dikejar, dan akan ada banyak doa yang akan terus dipanjatkan untuknya. Saya masih percaya kalau sebuah jadwal kehidupan harus dibuat dan disusun sedemikian rupa, agar hidup lebih teratur, lebih terukur.

Di awal tahun ini ada banyak syukur yang terucap, ada banyak doa yang terjawab. Tuhan memang Maha Baik. Selalu baik. Setelah di akhir tahun lalu berlimpah kejutan dan 'hadiah', awal tahun ini juga banyak hal tak terduga yang terjadi. Cuma bisa mengucap syukur Alhamdulillah, lalu berharap tahun ini terus menerus diiringi kebahagiaan dan berkah yang melimpah.

Katanya kadang kita harus mengorbankan sesuatu untuk dapat mendapatkan sesuatu. Begitu juga sekarang, Pendidikan ini membuat saya mendapatkan banyak hal, tapi juga membuat saya mau tidak mau mengorbankan dan melewatkan banyak kesempatan. Berpindah dari satu ke kota lainnya untuk menjalani proses 'pembelajaran', mulai dari Bandung, Bogor, Jakarta dan sekarang Pandaan. Selanjutnya? Masih jadi tanda tanya besar. Cuma bisa bilang bismillah sajalah selama Allah masih menuntun saya sepanjang jalan.



Melewatkan satu kesempatan besar dalam urusan tulis-menulis berhubung beberapa waktu lalu diundang beberapa majalah untuk ikut semacam writing clinic gitu. Bukan itu aja sih, kesempatan yang lebih disayangkan adalah saya nggak bisa ketemu orang-orang hebat disana, nggak bisa belajar bagaimana saya bisa mengembangkan hobby saya ini kedepannya. Semoga ada peluang dan kesempatan dilain waktu, aamiin.

Terus kesempatan besar lainnya yang harus dilewatkan adalah AirAsia Airport Academy Tour ke Kuala Lumpur dari detikTravel, Freeeee! Berhubung kemarin akhirnya pengumuman event d'Traveler of The Year 2013 versi detikTravel ternyata saya jadi runner up. Sayangnya lagi-lagi karena selama pendidikan ini dilarang keras untuk ijin tanpa alasan yang jelas, jadilah harus diikhlaskan saja, hiks hiks. Mungkin ini belum rezeki saya. Nggak apa apa, saya percaya Dia akan menggantinya dengan yang lebih besar, lebih baik, di waktu dan keadaan yang tepat.


Saat ini hanya kedua adik dan orang tua yang membuat saya terus tetap semangat, menjadi lentera penerang kemana saya harus berlabuh dan terus berjalan. Setelah perjalanan yang berliku, terkadang kita memang harus berhenti sejenak bukan? Mencoba menarik nafas panjang, berpikiran lebih jernih, dan tentu perlahan memperbaiki kesalahan hingga kelak ada tenaga baru serta genggaman tangan yang lebih kokoh dari sebelumnya.

Menikmati perjalanan ini tahap demi tahap. Chapter demi chapter. Lembar demi lembar... Go, Fight, Win!




Pandaan, 31 Januari 2014
di dalam Asrama dan diluar hujan.