Dream a New Dream at Dreamland Beach

Sebuah papan bertuliskan 'Welcome to Dreamland Beach' menyambut kedatangan kami sebagai pengunjung sore hari itu. Seharusnya dari siang hari aku sudah berada ditempat ini, tapi karena satu dua tempat lain yang bisa dikunjungi sebelum bisa sampai kemari jadilah tempat ini jadi tempat yang paling akhir dikunjungi. 

Dari arah Pantai Padang-Padang, aku berjalan melalui semacam pemukiman penduduk yang awalnya sepi hingga akhirnya hanya tinggal perkebunan-perkebunan. Ini jalan terdekat ya, gumamku saat melihat arah jalanan di google maps. Baiklah baiklah. Hingga akhirnya tiba diujung jalan yang ternyata justru merupakan jalan sebuah kompleks perumahan elit, aku sempat ragu dan bertanya pada satpam setempat. 



Senyum ramah dua orang satpam menyambut saat aku menghampiri pos jaga. Setelah bertanya dan memastikan kalau memang itu jalan yang benar, aku melanjutkan lagi perjalanan. Rasa was-was selama perjalanan nyatanya bukan berasal dari google maps yang sering hilang muncul, terlebih lagi karena baterai handphone dan powerbank yang setiap saat semakin berkurang. Ini mungkin ya 'seni'-nya solo traveling, selain harus pintar-pintar mengatur jadwal juga harus pandai memperkirakan hal-hal yang bisa terjadi diluar rencana.

Setelah memarkirkan kendaraan untuk sampai ke pantai kita harus berjalan dulu melewati semacam 'pasar' yang menjajakan aneka aksesoris cinderamata. Hanya sekitar 5 sampai 10 kios sih kira-kira dengan barang jual yang hampir sama rasanya. Begitu begitu aja.




Lagi lagi sore kali ini diiringi mendung jadi nggak ada tanda-tanda bakal terlihat sunset. Jadi setelah beberapa kali posting cerita Bali belakangan ini beberapa anak komunitas yang tanya di group Line karena kebanyakan foto diambil 'seolah-olah' nggak sendirian. Banyak foto-foto sok candid, gitu. Hahaha. Padahal kan keliatan itu pegang hp, dan tongsis yang dengan-cara-apapun harus berdiri supaya angle atau view fotonya pas.

Memang sayang sekali sih ke Dreamland ini sore-sore, soalnya lihat foto-foto teman lain yang sudah kemari saat siang hari pantainya terlihat jauh lebih indah. Sore hari disini lebih didominasi orang-orang yang berenang, main surfing, atau sekedar leyeh-leyeh dipinggir pantai sambil menikmati suasana yang tenang. 




Sekitar pukul 5 sore waktu setempat hari itu memang cukup ramai. Aku lebih suka suasana di pantai ini dibandingkan hari sebelumnya saat menikmati suasana sore di kawasan Jimbaran. Suasananya lebih romantis aja gitu, ciee. Yang bikin betah adalah karena kawasan Dreamland ini ada New Kuta Beach Cafe yang sore itu menyajikan live music dimana suaranya terdengar seantero pantai. 

Sinar matahari sore yang menembus barikade awan juga jadi pemandangan indah tersendiri bagi para pengunjung memang. Sunset yang diharap-harap tapi tak juga muncul sedikit terobati dengan adanya pemandangan ini. 




Selama leyeh-leyeh di pinggiran pantai aku suka sekali memperhatikan para anak-anak yang sedang berenang. Bebas, lepas, tanpa beban. Jadi teringat benar katanya, saat aku seumuran anak-anak ini problematika terbesar dalam hidup hanya sebatas PR matematika dan guru galak di sekolah ya.

Dream a new dream at Dreamland Beach. Entah kenapa kata itu yang muncul begitu saja saat memikirkan tempat ini. Teringat juga sebuah kalimat indah yang pernah aku baca beberapa tahun lalu rasanya. Kurang lebih tulisannya begini, 'Bermimpilah, beri mimpimu sayap harapan dan semoga kelak mimpimu terbang menembus awan dan berbisik di telinga Tuhan'. Kalimat sederhana yang entah kenapa mengena sekali. 



Saat awan mulai berangsur gelap aku putuskan untuk segera pulang, karena perjalanan menuju daerah Kuta tempatku menginap membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan dari tempat ini. Alasan lainnya karena selain baterai kian menipis yang berbanding lurus dengan tingkat dag-dig-dug takut nyasar nggak bisa pulang. Berhubung saat itu juga sudah lewat pukul 6 waktu setempat yang artinya waktu shalat jadi berburu waktu.

Sekitar beberapa puluh meter sebelum pintu keluar disebelah kiri jalan ada masjid ternyata. Wohoooo! Selama jalan-jalan di Bali kemarin memang agak sedikit kesulitan sih cari masjid, jadi saat berkesempatan nemu mesjid saat perjalanan ke Ubud dan daerah lain rasanya excited sekali. 

Masjid Agung Palapa, namanya. Kawasan daerahnya sendiri namanya Pecatu Indah Resort. Masjidnya sendiri punya interior yang unik dengan konsep terbuka. Angin sepoi-sepoi semakin membuat betah rasanya di masjid ini. Kemudian jadi berandai-andai, 'Kapan ya bisa bangun mesjid sekeren ini, hmmm'. Nggak apa-apa namanya juga mimpi, selagi nggak bayar, ihiy!


...and this flowery thingy sure does brighten up my day. Thanks, Bali -3




Sabtu pagi terdampar di Kantor menjelang akhir bulan...
Cerita Bali, 08-2015