Poelang Kampoeng; Budaya Paling Indonesia!

Poelang kampoeng (pulang kampung-red) atau yang lebih kenal dengan istilah 'mudik' merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia yang PALING INDONESIA! Tau kenapa? Karena ternyata peristiwa 'mudik' ini hanya terjadi di Indonesia loh! 

sumber gambar klik disini

"Pulang kampung atau mudik ini sendiri yaitu kegiatan perantau atau para pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya." -Wikipedia

Lalu fenomena menarik dari mudik sebenarnya adalah berasal darimanakah budaya ini muncul yang selanjutnya berubah menjadi suatu pola kontinuitas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia?! Nah, sebenarnya kalau diamati sebenarnya budaya mudik ini mayoritas terjadi di kota-kota besar saja, seperti misalnya di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-kota besar lain. Hal ini bisa saja terjadi karena rata-rata para pemudik merupakan pendatang yang telah lama bekerja di suatu kota sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menetap di kota tersebut. 

Bila dilihat lebih jauh lagi berdasarkan survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, ternyata fenomena mudik ini juga menunjukan bahwa setiap tahunnya jumlah pendatang yang datang ke kota-kota besar semakin banyak jumlahnya. Urbanisasi! Ya, perpindahan dari desa ke kota. Faktor urbanisasi besar-besaran inilah yang menyebabkan semakin besarnya jumlah pemudik tiap tahunnya. Dan satu pertanyaan mendasar lagi yaitu kenapa mereka (para pemudik-red) melakukan urbanisasi? Disamping banyak faktor yang menjadi latar belakang perpindahan ini, salah satu faktor utama dari urbanisasi adalah karena adanya faktor pekerjaan. Mengapa? Karena banyak orang berasumsi bahwa kota besar lebih banyak menjanjikan mereka kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari tempat asalnya. Dari situlah daya tarik sebuah kota besar menyebabkan arus urbanisasi ini kian hari kian melonjak.

Mudik sendiri sebenarnya seringkali dikaitkan dengan perayaan Idul Fitri atau lebaran, dimana hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Walaupun pada kenyataannya momentum ini juga dimanfaatkan oleh penduduk non islam untuk pulang ke kampung halamannya maupun untuk berlibur. Momen lebaran sendiri merupakan momentum yang tepat untuk pulang kampung, namun tentu saja bukan sekedar tradisi 'pulang ke kampung halaman' dan berkumpul dengan keluarga tetapi juga ada nilai-nilai kultural yang sudah melekat menjadi sistem nilai bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.

Idul fitri atau lebaran dalam agama islam mengandung makna luas yakni kembali ke 'Fitri' atau 'suci'. Lalu, sebagian masyarakat Indonesia memaknai ini dengan cara kembali ke tanah kelahirannya untuk bertemu dengan orang tua, keluarga, tetangga maupun sanak saudara untuk meminta maaf, berziarah dan berbagi kebahagiaan di kampung halaman. Melalui mudik ini pula mereka mengenang kembali masa-masa awal saat mulai menjalani kehidupan, mengenal lingkungan sekitar, juga belajar tumbuh dan berkembang. Gaya hidup kota-kota besar yang cenderung menunjukkan tingkat individualisme yang tinggi serta tuntutan pekerjaan yang diburu waktu membuat para perantau ingin merasakan suasana kekeluargaan yang hangat dan akrab dengan keluarga yang benar-benar dikenalnya, dimana hal tersebut hanya dapat diperoleh di kampung halamannya. Maka tak heran jika mudik merupakan momen yang tepat untuk melampiaskan puncak kerinduan bagi masyarakat perantauan setelah setahun bergelut dengan hingar-bingar kota yang hampir tanpa koma.

Ya, entah kenapa peristiwa tahunan ini nyatanya mengalami penyempitan makna dimana pulang kampung selalu identik dengan lebaran..

Dibalik itu semua nyatanya banyak efek yang ditimbulkan dari budaya ini..
Nuansa mudik memang terasa begitu kental bahkan beberapa bulan sebelum hari lebaran itu sendiri tiba. Para calon pemudik biasanya sudah mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari memesan tiket perjalanan sekalipun harga tiket naik menjadi jauh lebih tinggi dari harga normal, memesan kamar hotel dari jauh hari, dan lain sebagainya. Budaya satu ini memang sangat konsumtif tapi masyarakat Indonesia sangat senang melakukannya baik dari kalangan jetset maupun kalangan menengah kebawah, tanpa melihat status sosial. Yang mana pada akhirnya berdampak positif luar biasa terhadap ekonomi musiman di Indonesia ini.

Namun terlepas dari latar belakang dan manfaat dari munculnya fenomena mudik itu, masalah yang ditimbulkan dari tahun ke tahun selalu sama; entah itu antrean panjang untuk mendapat karcis atau tiket transportasi; harga sembako, tiket bus, kereta api, kapal laut, pesawat terbang sampai ongkos angkutan kota, bajaj, dan ojek yang menanjak seketika; kemacetan lalu lintas dimana-mana, berdesak-desakan di panas dan pengapnya gerbong kereta api, antrian SPBU untuk mendapatkan bahan bakar, banyaknya kecelakaan lalu lintas karena bertambah padatnya pengguna jalan hingga banyaknya tindak kriminal yang mengancam keselamatan jiwa!

Kemacetan lalu lintas merak
 Sumber foto klik disini

Saya sendiri termasuk salah satu orang Indonesia yang menganut paham ‘mudik itu wajib!’. Perjalanan dari Bandung ke kampung halaman yang seharusnya dapat ditempuh hanya dalam 4 jam, tapi saat mudik saya bisa menempuh waktu 8 sampai 9 jam. Hal-hal seperti itulah yang paling menjadi ciri khas mudik sebenarnya. Tapi terlepas dari bayangan lelahnya kondisi fisik dan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, mudik menjadi suatu kenikmatan batin tersendiri bagi para pelakunya. Do you agree with me?! ;) 

Selanjutnya apa?!
Karena mudik memang tidak dapat dilarang, pemerintah telah berusaha menunjukkan komitmennya dalam memberikan fasilitas dan kenyamanan agar budaya mudik ini berjalan lancar, aman dan nyaman, meskipun tetap saja masih banyak yang perlu dibenahi disana-sini. Peningkatan pelayanan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan, transportasi massal, penerangan jalan, pos kesehatan, rest area sampai penurunan armada kepolisian untuk mengatur lajur lalu lintas sudah diupayakan demi mendukung kelancaran mudik lebaran.

Salah satu slogan asuransi di Indonesia
Terlepas dari semua itu, yang tidak kalah penting adalah menghimbau agar para pemudik dapat turut bertanggungjawab untuk turut mensukseskan tradisi mudiknya secara aman melalui persiapan fisik dan mental yang memadai agar resiko kerawanan keamanan atau kecelakaan lalu lintas dapat ditekan sekecil mungkin.



Pada dasarnya momentum mudik ini membangkitkan semangat rindu kampung halaman secara massal. Mudik bukan hanya sekedar budaya, tradisi atau kebiasaan masyarakat Indonesia, tapi merupakan suatu kebutuhan dasar manusia akan cinta serta penghargaan secara penuh yang hanya dapat berasal dari lingkungan terdekatnya, keluarga ..kampung halaman!

Poelang Kampoeng, Budaya Indonesia Paling Indonesia!

Dan sekarang euforia Ramadhan dan Idul Fitri ini tidak terasa sudah semakin dekat saja. Jadi, sudahkah Anda mempersiapkan rencana mudik Anda di Tahun ini?


Blog Contest