Pantai Pangandaran, Sang Primadona Jawa Barat
Pantai merupakan
salah satu dari sekian banyak wisata alam yang dimiliki Indonesia yang paling
banyak dipilih para wisatawan yang ingin hilang sejenak dari kebisingan kota. Begitu juga dengan saya, pantai merupakan
urutan pertama yang selalu saya ingin datangi ketika ada kesempatan untuk
berlibur.
Terletak di Kota
Ciamis, Jawa Barat, antara Teluk Parigi dan Teluk Pangandaran terdapat satu
zona tempat wisata yang menjadi primadona warga Jawa Barat karena menarik
wisatawan domestik maupun mancanegara, Pantai Pangandaran! Ya, Pantai yang satu ini memang
merupakan tujuan wisata paling populer, karena pantai ini dianggap salah satu
pantai terbaik yang berada di Jawa Barat. Maka, dengan persiapan yang cukup matang pergi lah kami, saya dan
beberapa teman, touring menggunakan sepeda motor untuk mengitari Pantai
Pangandaran dan pantai-pantai sekitarnya. Wohooooo!
Semenanjung cantik ini dulu hanya dikenal
sebagai sebuah kota nelayan kecil
loh. Perjalanan menuju Pantai Pangandaran kami tempuh kurang lebih sekitar 6 jam dari
Kota Bandung. Panorama alam Pangandaran yang didominasi oleh
pantai yang luas, bukit kapur, sungai-sungai berair jernih, perbukitan, hutan,
pedesaan, teras-teras sawah dan muara sungai memang menjadi salah satu daya tarik tersediri
bagi kami.
Di
Pantai ini kita bisa menikmati horison samudera Hindia
dengan sensasi angin laut yang kencang, dan satu lagi yang biasanya diburu
orang.. Ya! Menyaksikan dan mengagumi matahari terbit dan terbenam dari satu tempat. Dan satu hal lagi yang saya suka, mengabadikan
momen tersebut ke dalam sebuah gambar, fotografi.
Bye Shine! |
PANTAI
TIMUR. Nah, kalau pantai timur adalah surganya para
penggila makanan laut alias seafood. Disini kami mencoba berbagai macam olahan hasil laut, baik
di restoran maupun di warung-warung kecil. Beraneka ragam olahan ikan,
cumi-cumi, kepiting, udang dan hasil laut lainnya sudah merupakan santapan
wajib jika datang kemari. Selain banyak pilihan, menurut saya, harga makanan
laut yang ditawarkan di kawasan Pantai Pangandaran ini tergolong cukup ekonomis
loh jika dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya.
Cumi cumi cumiiiiii |
Oh ya, di sebelah selatan dari pantai ini
juga ada pasar tradisional tempat pelelangan ikan yang didapat langsung dari
nelayan selepas melaut. Kebetulan sekali saat kemari, kami sempat menyaksikan para nelayan
yang baru pulang melaut, dan tebak apa yang saya temukan disini? Saat satu
kapal nelayan hendak merapat ke pantai, puluhan orang datang berduyun-duyun
untuk menarik kapal. Wow! Saat melihat kejadian itu saya sendiri merasa sangat
takjub, begitu riuhnya mereka, saling bantu membantu satu sama lain.. Sesuatu
yang sangat jarang dapat kita lihat di kota besar, bukan? Satu lagi, Pantai timur
juga merupakan tempat yang asyik untuk bermain Jet ski dan Banana Boat loh.
Sebagian besar penduduk sekitar desa
Pangandaran bekerja sebagai nelayan dan petani. Akan tetapi banyak juga
penduduk yang bekerja di bidang industri pariwisata dan industri rumahan.
Berbagai macam metode juga banyak dilakukan oleh pemerintah setempat untuk
membuat Pantai Pangandaran ini menarik lebih banyak lagi wisatawan yang datang,
diantaranya dengan mengadakan berbagai perayaan dan festival-festival tahunan.
Berdasarkan hasil perbincangan saya dengan
pemilik cottage yang saya sewa saat berlibur kemari, di Pantai Pangandaran ini
terdapat satu acara tradisional, yakni upacara yang dilakukan para nelayan
sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka atas kemurahan Tuhan Yang Maha Esa
dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasanya dilakukan setiap
bulan Muharam, dengan mengambil tempat di sebelah Timur Pantai Pangandaran. Menarik bukan? Hanya di
Indonesia!
Dan event partiwisata yang bertaraf
internasional yang dilakukan setiap tahunnya disini adalah Festival
layang-layang Internasional (Pangandaran
International Kite Festival) yang biasa dilaksanakan pada tiap bulan Juni
atau Juli. Sayangnya di Tahun 2012
festival ini tidak dapat diselenggarakan, yang konon dari berita yang saya baca
dari salah satu website, tanpa alasan yang jelas. Sayang banget padahal.
Oh ya, masyarakat sekitar Pangandaran
sebagian bear terdiri dari masyarakat Sunda dan jawa, dan gabungan dari kedua
budaya ini menambah satu lagi bukti kekayaan budaya Indonesia loh.
Taman
wisata atau Cagar Alam Pananjung. Belum lengkap
rasanya jika mengunjungi Pantai Pangandaran tanpa menginjakkan kaki di Taman
Wisata Alam Pangandaran atau sering disebut Cagar Alam Pananjung. Tempat ini
memiliki kekayan sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta keindahan alam
yang luar biasa indahnya. Beberapa jenis hutan, seperti hutan sekounder, hutan
primer dan hutan pantai ini merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan
satwa-satwa seperti halnya monyet, rusa, kerbau, kalong, reptil, beberapa jenis
burung, dan hewan eksotis lainnnya. Selain itu juga terdapat beberapa gua-gua,
baik yang alami maupun buatan manusia, yang konon di bangun oleh Jepang saat
terjadi Perang Dunia sebagai salah satu bunker pertahanan.
Di pantai Pananjung yang terletaK di bagian barat, atau
yang lebih sering dipanggil Pantai Pasir Putih, kita bisa melakukan banyak
aktifitas loh. Seperti halnya berenang, snorkling, ataupun hanya mencari-cari
ikan kecil diantara tumpukan karang laut diatas pasir putih dengan air laut
yang jernih. Dan untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh denan berjalan kaki melalui
jalan setapak yang menghabiskan waktu kurang lebih 1-2 jam, atau memilih naik
perahu dari pantai barat yang dikenakan tarif 20.000-35.000 per orangnya. So, which one are
you?
Saya, kami, memilih untuk menyebrang
menggunakan perahu untuk sampai ke Pantai Pasir Putih tanpa melalui Cagar Alam
Pananjung. Bukan karena kami malas, tapi berhubung waktu liburan kami hanya 3
hari dan itu pun belum semua spot wisata disana kami datangi. Saya sendiri
sebelumnya pernah berjalan mengarungi cagar alam ini beberapa tahun silam, saat
berwisata bersama keluarga. Jadi, sudah tidak terlalu penasaran bagaimana
pemandangan di dalam cagar alam dan melihat langsung hewan-hewan di dalamnya.
Dan pilihan kami saat berada di Pantai ini adalah snorkeling!
Destinasi hari kedua
kami adalah Pantai Batu Karas dan Green Canyon. Hanya saja sebelum ke tempat
tujuan kami tersebut, kami berencana untuk memasuki beberapa lokasi wisata,
diantaranya Pantai Batu Hiu dan Pantai Karang Nini. And here we go….
Pantai
Karang Nini. Terletak di Desa Emplak, Kecamatan
kalipucang, pantai satu ini menawarkan objek wisata perpaduan antara hutan dan pantai. Dari pantai Pangandaran ke pantai ini
menghabiskan waktu kurang lebih 20 menit. Sepanjang
perjalanan dari arah pintu gerbang ke lokasi, kami dimanjakan dengan kesejukan hutan jati dengan
irama alamnya. Bukan itu saja, pada beberapa bagian jalan, saya juga bisa melihat
panorama pantai di kejauhan. Hamparan hutan jati dan rimba yang lebat berpadu
dengan pemandangan laut lepas, diselingin debur ombak dan pemandangan langit
biru merupakan pesona alam yang menyimpan misteri dan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
Di pantai ini terdapat beberapa pondok wisata dan bale-bale tempat
makan. Hanya saja saat kami kemari, di kawasan pantainya masih banyak perbaikan infrastruktur harus yang dilakukan selepas terjadinya peristiwa
tsunami beberapa waktu yang lalu. Oh iya, di pantai ini juga terhampar
batu-batu karang yang salah satunya menyerupai seorang nenek (nini dalam bahasa
sunda) yang konon sedang menunggu si kakek, dan dari situlah asal muasal nama
Pantai Karang nini ini berasal.
Karena memang Pantainya merupakan kawasan
dilarang berenang, maka kamipun kemari hanya untuk foto-foto dan ngobrol
sejenak. . Setelah itu kami langsung melanjutkan lagi perjalanan kami ke Pantai
Batu Hiu. Selang beberapa lama, tidak sampai 15 menit kami pun sudah melihat
patung hiu dari jalanan yang menandakan arah untuk masuk ke lokasi tersebut.
Pantai
Batu Hiu. Ketika sampai di
lokasi ini kami disambut dengan sebuah patung mulut hiu yang menganga, seolah
ingin memakan kami. Padahal patung tersebut adalah jalan masuk menuju ke bukit
kecil. Dari atas bukit ini kita dapat melihat dengan jelas tebing yang cukup
terjal, kita juga dapat menyaksikan birunya Samudera Indonesia dengan deburan
ombaknya yang menggulung putih.
Saat disana juga saya baru menyadari mengapa
pantai ini dinamai Pantai Batu Hiu karena ternyata sekitar 200 meter dari
pinggir pantai terdapat sebuah batu karang yang menyerupai ikan hiu. Ya, kurang
lebih filosofi yang saya tangkap sih begitu, hii. Sayangnya di pantai ini juga
kita tidak diperkenankan untuk berenang karena ombaknya yang cukup besar. Oh
iya, ditempat ini juga kita bisa melihat penangkaran penyu loh.
Dan inilah, perjalanan di hari kedua itupun
kami lanjutkan lagi untuk sesegera mungkin bermain di Pantai Batu Karas dan
Green Canyon.. dan tidak sampai 30 menit kemudian sampai lah kami di Pantai
Batu Karas! Perjalanan menuju Pantai Batu Karas, kami diiringi oleh aliran air
sungai berwarna hijau toscha yang belakangan kami ketahui bahwa itu adalah
aliran sungai cijulang yang terhubung dengan Green Canyon. Waaaa, sudah tak
sabar rasanya kami untuk bermain-main, dan tanpa banyak ini itu setelah sampai
di hotel untuk beristirahat sejenak kami langsung menjajal Pantai Batu Karas.
Pantai
Batu Karas. Pantai ini terletak di Desa Batukaras,
kecamatan Cijulang dengan jarak kurang lebih 35 km dari Pantai Pangandaran.
Pantai satu ini terkenal sebagai surganya para surfer loh. Ya, gelombang laut
yang bersahabat dengan pantainya juga membuat para pengunjung kerasan tinggal
di kawasan ini, termasuk saya dan
kami. Kegiatan wisata yang dapat kita lakukan disini banyak sekali loh seperti bermain
perahu di muara sungai, berkemah, berselancar, dan bermain mencari ikan-ikan
kecil diantara karang lautnya. Jika saya
bandingkan dengan Pantai Pangandaran, pantai ini jelas
jauh lebih sepi dan lebih sedikit fasilitas penginapannya.
Setelah puas
bermain-main di pantai, akhirnya hari itu kami tutup dengan istirahat
untuk keesokan harinya kami bermain lagi ke Green Canyon. Hari itupun ditutup
dengan sajian seafood di salah satu rumah makan di Pantai Batu Karas. Untuk
harga makanan di pantai ini, saya rasa harganya sedikit lebih mahal loh dari
Pantai Pangandaran. Tapi tak apalah, yang penting perut kenyang ..hati
senang!hehehe
Destinasi hari ketiga…
Di
pagi hari, tanpa mandi (tapi sikat gigi, Ha!) kamipun bersiap pergi ke Green Canyon.
Yap! Dan ini diaaa…
Cukang Taneuh (Green Canyon-nya Indonesia). Tak
perlu jauh-jauh berkunjung ke Grand Canyon yang ada di Amerika sana, karena
Indonesia juga memiliki Green Canyon sendiri yang tidak kalah cantiknya loh.
Objek wisata ini terletak
di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, beberapa kilometer sebelum ke arah
Pantai Batu Karas. Sepanjang perjalanan menuju kemari juga kita sebenarnya bisa
menikmati pemandangan aliran sungai dengan air berwarna hijau tosca.. Objek
wisata yang mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang
yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktitdan
stalakmitnya. Dua bukit yang mengapit aliran sungai disertai engan banyaknya
bebatuan dan rimbunan pepohonan menuju ke lokasi membentuk suatu lukisan alam
yang luar biasa unik dan menantang untuk dijelajahi.
Nah, begitu telihat jeram
dengan alur yang sempit dan sulit dilewati oleh perahu menandakan bahwa kami sudah sampai di mulut
Green Canyon. Disinilah petualangan menjelajah keindahan Green Canyon di
mulai.. Perjalanan menjelajahi Green Canyon dapat kita lakukan dengan berenang
dan merayap di tepi bebatuan. Dinding-dinding terjal di kanan kiri aliran
sungai juga menyajikan keindahan tersendiri dan tak henti-hentinya membuat saya
takjub. Aliran air sungai yang cukup deras juga terkadang membuat kita sulit
melewatinya untuk mencapai ujung jalan karena kita melawan arus. Dan setelah
beberapa ratus meter berenang, kita akan melihat beberapa air terjun kecil yang
menawan. Kita juga bisa berenang sepuasnya mengikuti arus dari air terjun loh,
selain itu juga bagi yang suka menantang adrenalin bisa juga meloncat dari
sebuah batu bear daengan ketinggian 5 meter ke dasar lubuk yang cukup dalam.
Oya, jangan lupa menggunakan pelampung jika kamu tidak terlalu pandai berenang
ya.
Satu lagi, jika
benar-benar ingin menikmati keindahan objek wisata Green Canyon kita juga harus
paham dengan musim-musimnya. Waktu terbaik untuk dapat menikmati keindahan
Green Canyon adalah beberapa saat setelah memasuki musim kemarau, karena saat
musim penghujan, dikhawatirkan akan derasnya aliran sungai disertai warna air
yang menjadi kecoklatan. Hmm.. Kalau boleh saya sarankan juga, datanglah kemari
saat bukan musim liburan sekolah, karena dijamin lokasi akan penuh dan kita
tidak bisa sepenuhnya menikmati suguhan alam disini.
Setelah
puas bermain seharian di Green Canyon, walaupun rasanya masih betah sekali
bermain disana, kami memutuskan pulang ke hotel untuk bersiap-siap pulang ke
Bandung. Bersiap-siap melakukan perjalanan panjang lagi. Rasanya tidak ingin
pulang deh. Dan begitulah cerita liburan kami di Pangandaran.. Tertarik?
Ayo berkunjung! Selamat berlibur, traveler!