Mencari jalan yang benar..
Hampir semua orang mempunyai pandangan tersendiri mengenai mana hal yang benar dan mana hal yang salah. Juga, kriteria yang digunakan untuk menentukan yang benar dan yang salah ini pun berbeda-beda. Entah berapa banyak orang yang mencari kebenaran, namun tidak juga mendapatkannya. Ada pula mereka yang tidak mencari kebenaran karena mereka yakin bahwa kebenaran itu akan muncul dengan sendirinya. Tapi, adapula mereka yang sama sekali tidak berusaha mencari kebenaran namun beranggapan sudah benar.
Yang jadi pertanyaan, apakah iya kebenaran itu sepenuhnya bisa dipikirkan berdasarkan logika? Entah itu logika sendiri maupun mungkin logika orang lain yang berkompeten di bidangnya, bisa jadi. Entah lah..
Nyatanya, kita selalu dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan, dalam berbagai hal.. Bahkan terkadang dalam suatu persoalan, pilihannya tidak selalu hanya benar atau salah, baik atau buruk. Tidak melulu. Terkadang ada pilihan jelek dan sangat jelek, atau bagus, sangat bagus dan sangat sangat bagus. Pada situasi-situasi tertentu, kita bahkan memerlukan bantuan untuk memilih dua, tiga atau bahkan empat alternatif sekaligus dalam satu waktu.
Tentu sangat wajar jika dalam setiap tindakan untuk memilih berbagai alternatif yang muncul itu kita harus berhati-hati. Yang sulit, menurut saya, adalah ketika kita diberikan alternatif yang kemudian harus kita cari korelasi antara hubungan sebab dan lalu akibatnya ..menggabungkan 5 W dan 1 H, Apa ..Mengapa ..Kenapa ..Siapa ..Kapan ..dan Bagaimana! Ya, begitu lah. Setiap tindakan yang diambil harus dipikirkan dengan matang, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Sebenarnya penyesalan (pun) terjadi atas keputusan kita saat memilih, sadar ataupun tidak saat memilih suatu alternatif pilihan kita tau semua konsekuensi yang muncul dari pilihan kita tersebut. Am I right?
Entah gimana selanjutnya hidup ini, yang terlihat sih selalu banyak jalan yang bisa diambil. Banyak jalan yang memberikan alternatif-alternatif beserta segala kebenaran dan keburukannya, ya itu tadi konsekuensi. Entah yang mana jalan yang bisa disebut ‘jalan yang benar’. Sedangkan saya sendiri terlalu takut untuk harus merasakan kegagalan, ketidakcocokan, dan penyesalan. Here it goes, end up with nothing, again.
Hampir setahun waktu berlalu.. Belum jodoh, kata orang-orang sih begitu. Katanya. Sedangkan saya sendiri nggak ngerti apa salah saya sampai nggak 'berjodoh' dan bagaimana caranya supaya 'berjodoh'. Padahal, saya melakukannya dengan sepenuh hati, berusaha membangun hubungan yang baik, berjuang agar bisa jadi yang terbaik, tapi apa kapasitas saya? Saya bukan siapa-siapa, belum menjadi apa-apa dan tidak punya apa-apa.
Hampir setahun waktu berlalu.. Belum jodoh, kata orang-orang sih begitu. Katanya. Sedangkan saya sendiri nggak ngerti apa salah saya sampai nggak 'berjodoh' dan bagaimana caranya supaya 'berjodoh'. Padahal, saya melakukannya dengan sepenuh hati, berusaha membangun hubungan yang baik, berjuang agar bisa jadi yang terbaik, tapi apa kapasitas saya? Saya bukan siapa-siapa, belum menjadi apa-apa dan tidak punya apa-apa.
Kita tahu bahwa dunia ini selalu berputar, pada porosnya. Sebagaimana juga manusia, adakalanya berada di atas dan sebaliknya. Pernah mendengar kata 'yang kuat yang bertahan' atau 'Yang miskin makin miskin, yang kaya makin kaya'. Lagi lagi, menurut saya, pandangan itu hanya ironi. Bukankah mereka, baik yang katanya berada di atas dan yang berada dibawah, sama-sama tinggal di bumi yang sama? Berpijak pada tanah yang sama bentuknya, sama warnanya dan sama teksturnya? Setiap orang pasti pernah mengalami pasang surut. Pasti. Mereka yang diatas dan mereka yang dibawah, juga pasti punya kisahnya sendiri. Setiap orang mempunyai cara tersendiri, cara yang mereka anggap benar dan paling baik.
Saya janji, ketika nanti saya bertemu ‘jalan yang benar’ dan jalan itu menuntun saya kepada hal-hal besar, kalian akan menjadi orang yang paling bangga terhadap saya, menjadi orang yang paling beruntung telah memiliki saya.
xx,
agistianggi