Meningkatkan Kualitas Generasi Muda Bangsa Melalui Wirausaha dan Pengenalan Teknologi!


Indonesia merupakan bangsa yang patut untuk dibanggakan, bagaimana tidak, aneka ragam adat dan budaya dari sabang hingga merauke, potensi alam yang maha dahsyat, dan berbagai hal lain yang bahkan sudah diakui di mata dunia. Tapi apa?! Nyatanya berdasarkan survey dan kenyataan yang terlihat dilapangan, di Negara yang konon katanya 'kaya' ini, disinyalir rakyatnya mempunyai tingkat angka kemiskinan yang mencapai nilai cukup tinggi. Mengejutkan bukan?! I think, Indonesians should aspire to create something new and useful and own it so as to inspire others, because this country is rich in creativity and verve too. Right?! 

Masa depan bangsa dan Negara Indonesia berada di tangan para generasi mudanya.. Kira-kira begitulah kalimat yang seringkali saya dengar dan saya baca dari berbagai media, entah itu di media cetak, elektronik maupun media online. Setuju kah kalian?! Ya, saya pribadi sangat setuju. Kenapa? Karena memang para Generasi Muda inilah yang nantinya akan menjadi nahkoda yang memegang kendali penuh akan kemana arah laju ‘kapal’ Indonesia, masa depan Indonesia..

Lalu, siapa saja Generasi Muda Bangsa ini?
Generasi muda adalah mereka, para Penduduk Indonesia usia produktif yang aktif dan tentunya energik, para pemuda-pemudi harapan Bangsa yang kelak akan menjadi pemegang kendali kemana arah tujuan bangsa Indonesia kedepannya, agar seluruh rakyat Indonesia semakin sejahera dan jauh dari kemiskinan ..agar Indonesia bisa terus berkembang dan dipandang sebagai sebuah Negara maju yang diakui di mata dunia Internasional.

Untuk bisa maju, Indonesia tentunya membutuhkan generasi muda yang berkualitas, generasi yang unggul. Dan salah satu ciri generasi unggul sendiri adalah generasi yang mampu memanfaatkan waktu dalam segala aktifitas dan kegiatan yang ia lakukan agar mempunyai nilai guna serta manfaat, selain baik bagi dirinya sendiri juga baik untuk lingkungan sekitarnya. Para generasi muda ini mempunyai tugas dan tanggungjawab penuh untuk menjadikan bangsa ini semakin bermartabat di mata dunia.

Program ‘Wajib Belajar 9 Tahun’ merupakan salah satu bukti konkrit pemerintah untuk menciptakan bibit-bibit unggul para generasi muda untuk menuntut ilmu tanpa harus memikirkan urusan biaya pendidikannya. Sejak beberapa tahun lalu, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat sekolah menengah pertama, para pelajar tingkat ini dibebaskan atas biaya pendidikan. Hal ini dilakukan karena melihat begitu tingginya angka putus sekolah dari jenjang pendidikan dasar. Prihatin? Ya, tentu. Bayangkan saja, pada tahun 2009 lalu, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan bahwa jumlah anak putus sekolah SD rata-rata berjumlah 600.000 sampai dengan 700.000 siswa per tahun. Sedangkan untuk jumlah anak putus sekolah tingkat SMP sekitar 150.000 sampai 200.000 orang siswa setiap tahunnya. Saya sendiri memang tidak merasakan program pemerintah satu ini, karena pada saat itu saya sedang menganyam bangku perguruan tinggi dengan biaya yang menurut saya juga tidak rendah. But, better late than never, although never late is better. Right?

Dan hal ini sudah saya buktikan sendiri, betapa bagi sebagian masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah, nyatanya program pemerintah satu ini juga masih belum dapat mereka nikmati karena alasan ekonomi, lebih banyak tuntutan hidup lain katanya. Saat mengajar di sebuah rumah singgah beberapa waktu lalu, saya menemukan begitu banyak anak-anak cerdas, sekitar tingkat sekolah dasar, yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena mereka bilang tidak punya biaya. Lantas, mereka lebih memilih untuk membantu orang tua mereka mencari nafkah, dengan cara turun ke jalan, menjadi pengamen cilik, tukang sol dan pekerjaan lain yang tidak seharusnya dijalani anak seusia mereka.. sungguh ironis.

Tentu melihat jumlah ini, pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun ini jelas menjadi tanda tanya besar bagi kita semua, seberapa efektif kah sebenarnya program ini?! Disini menurut saya hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi secara serius dan mendalam terkait dengan penuntasan program 9 tahun dengan melibatkan semua pihak. Diluar itu semua, saya sungguh mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya rencana pemerintah untuk mulai menggulirkan program wajib belajar 12 tahun, yang katanya akan mulai dirintis mulai tahun 2013 nanti dan baru dilakukan di wilayah DKI Jakarta. Tentunya diperlukan suatu pola atau cara yang terintegrasi atas evaluasi program sebelumnya dan agar program yang baru ini berjalan sesuai dengan tujuan awalnya, yaitu agar seluruh anak bangsa dapat bersekolah, terus belajar dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Diharapkan dengan adanya dukungan demi dukungan dalam rangka mendorong dunia pendidikan di Indonesia agar lebih maju seperti ini, kelak akan lahir bibit-bibit unggul yang cerdas, mandiri, berprestasi dan juga kreatif, yang mana tentunya akan turut pula dapat mengharumkan nama bangsa.

Wirausaha atau Entrepreneurship
Jiwa wirausaha atau entrepreneurship merupakan suatu hal yang langka, yang bahkan tidak semua orang memilikinya. Untuk memulai berwirausaha atau menjadi seorang entrepreneur, seseorang harus mempunyai keberanian dan tekad yang kuat serta sikap pantang menyerah. Juga harus ada semangat serta komitmen yang kuat untuk mulai menjalankan wirausaha, karena pada dunia ini pelakunya akan menemui berbagai kendala, naik dan turun, pasang surut, serba tidak pasti. Kurang lebih begitu. Artinya, jika seseorang sudah memilih untuk menjadi wirausahawan, dia akan dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, salah satunya dalam hal jumlah penghasilan. Tentunya tidak sama dengan seorang pegawai yang setiap bulan mempunyai income tetap, seorang wirausaha harus mengembangkan ide-ide baru dan mencari cara untuk membuat bisnis yang dia jalani bisa terus hidup serta tahan akan persaingan industri yang semakin ketat.

Sektor wirausaha dari kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang terbukti menjadi bidang usaha yang tahan akan terpaan badai krisis keuangan global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini juga mendapat perhatian pemerintah untuk terus menyokong pertumbuhan para UKM melalui berbagai cara baik itu bantuan dana, sarana prasarana maupun bantuan terkait lainnya. Coba lihat saja, sekarang ini saat banyak perusahaan-perusahaan besar bekerja keras untuk mengencangkan ikat pinggang agar bisa terus ‘hidup’ yang mana tak jarang mengakibatkan adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal demi efisiensi, sektor UKM dan Wirausaha kian hari justru kian berkembang.

Generasi Unggul Feat. Wirausaha Industri
Bukan penyanyi saja yang bisa berkolaborasi loh, disini para generasi muda unggul dan berbakat juga dapat berkolaborasi dengan menjadi wirausaha Industri. Kenapa wirausaha? Sebagai informasi, berdasarkan data yang saya baca dari Badan Pusat Statistik (BPS) per bulan Februari 2012 lalu, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juga orang. Nah, dari jumlah tersebut, sebanyak 112,8 juta orang sudah bekerja. Dan uniknya, penyumbang terbanyak tenaga kerja didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar. Sungguh! Saya tidak bercanda.

Seperti yang sudah saya ulas sebelumnya bahwa pendidikan di Indonesia sendiri, disadari atau tidak, masih menjadi barang mahal dan langka bagi sebagian orang. Biaya pendidikan yang tinggi membuat ratusan ribu anak cerdas dan berbakat memutuskan untuk putus sekolah lalu memilih untuk bekerja guna menopang kehidupannya. Sedangkan bagi yang mampu menyelesaikan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi, pun nyatanya persaingan kerja pada level ini juga memang sangat ketat sehingga tercatat tidak sedikit jumlah para pengangguran terdidik ini. Kenapa disebut demikian? Istilah ini mengacu pada para lulusan peguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan, selain karena lapangan pekerjaan yang jumlahnya terbatas, tentunya perusahaan juga sangat selektif dalam mencari calon karyawannya. Tak heran bukan kenapa jumlah angka pengangguran di Indonesia kian meningkat jumlahnya?

Lalu selanjutnya apa?
Nah, tantangan selanjutnya kini adalah bagaimana menjadikan para generasi muda ini tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga dalam hal segi sosial dan kreatif.

Maksudnya?
Maksudnya adalah dengan menjadikan para generasi muda ini kreatif dan cerdas dalam segi sosial, ada suatu upaya untuk menjadikan para generasi muda ini agar senantiasa memiliki orientasi untuk berkontribusi terhadap lingkungan sekitar dipadu dengan kreatifitas-kreatifitas yang terus menghasilkan pembaruan juga inovasi terbaru. Dalam hal ini, cerdas sosial juga berarti mampu menghasilkan suatu kreasi, karya ataupun bentuk kontribusi lain dalam rangka mewujudkan lingkungan yang lebih baik. 

Manajemen Inovasi dan Inovasi Manajemen
Untuk itu juga diperlukan suatu pendekatan serta disertai perubahan yang signifikan untuk melancarkan tujuan tersebut yakni dengan menerapkan Manajemen Inovasi dan Inovasi Manajemen. Manajemen inovasi (Management of Innovation) adalah proses menatakelola inovasi sehingga menghasilkan kesuksesan ekonomi dan sosial yang diperoleh secara efisien dan efektif dengan memampukan seluruh sumber daya yang terkait dalam sektor tersebut. Nah, kalau manajemen inovasi berkaitan dengan cara untuk berinovasi yang menghasilkan sukses secara teknis, komersial dan ekonomi, inovasi manajemen (manajemen innovation) berkaitan dengan salah satu bentuk inovasi bisnisnya. Disini inovasi manajemen lebih merupakan invensi dan implementasi praktik manajemen, proses atau suatu teknik baru untuk mendorong pencapaian tujuan yang diharapkan.

Industri Kreatif sebagai Salah Satu Alternatif..
Dalam wikipedia, Industri Kreatif diartikan sebagai suatu kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan infomasi untuk menciptakan suatu industri baru yang kreatif dan berbeda. Industri Kreatif juga bisa diartikan sebagai suatu industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengekploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Banyak pihak yang telah menyadari bahwa sektor yang satu ini dipandang semakin penting dalam mendukung kesejahteraan terutama dalam bidang perekonomian di Indonesia.

Menurut Kementerian Perdagangan RI, ruang lingkup dari Industri ini meliputi berbagai bidang diantaranya periklanan, arsitektur, mode (fashion), kerajinan, pasar seni, desain, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, pagelaran kesenian, percetakan dan penerbitan, jasa komputer dan perangkat lunak, televisi dan radio, serta penelitian dan pengembangan. Kini Industri Kreatif disadari adalah salah satu industri yang paling berhasil dan menjanjikan di Indonesia. Memberikan insentif untuk perolehan hak cipta, kemitraan asing dalam industri pada teknologi, peningkatan akses dalam hal pendanaan dan perbaikan iklim persaingan adalah beberapa hal penting yang harus diprioritaskan untuk mendorong industri ini terus berkembang lebih baik.

Nah di dalam Industri Kreatif ini kreatifitas memegang peranan sentral sebagai sumber daya utamanya. Industri Kreatif memang lebih banyak membutuhkan sumber daya kreatif yang berasal dari kreatifitas manusia daripada sumber daya fisik, namun pada dasarnya tetap saja sumber daya ini juga tetap diperlukan terutama dalam peranannya sebagai media kreatif.

Menurut saya, industri kreatif ini juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk menekan angka pengangguran di Indonesia. Dan sekarang ini begitu banyak bermunculan usahawan-usahawan sukses yang gencar menyuarakan mengenai pentingnya menumbuhkan jiwa wirausaha melalui berbagai cara, seperti seminar, buku, talkshow dan berbagai cara lainnya. Hal lain yang dapat dilakukan, menurut saya adalah dengan meminta semua lembaga-lembaga atau instansi pendidikan untuk dapat memperkenalkan dan menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini. Jadi usaha untuk menciptakan wirausaha baru melalui dunia pendidikan ini adalah dengan cara melatih dan memancing keterampilan melalui pelatihan ataupun kegiatan sejenisnya dibarengi dengan pengenalan akan kemajuan teknologi yang kian hari kian berkembang.

Sayangnya, rata-rata pengajaran di sekolah saat ini masih berfokus pada akademik. Padahal kualitas para generasi muda nyatanya bisa ditingkatkan melalui kemampuan soft skills, yakni keterampilan di luar kemampuan teknik dan akademis yang mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Kemampuan soft skill ini diharapkan dapat membentuk para generasi muda Indonesia yang disiplin, mandiri, dan berwawasan masa depan serta siap menjadi pemimpin yang cakap secara intelektual dan emosional. Dan jiwa wirausaha atau entrepreneur termasuk salah satunya.

Mengapa? Karena diharapkan, dengan dibekali jiwa wirausaha, para lulusan lembaga pendidikan dari tingkat bawah sampai kelas tertinggi sekalipun dapat mempersiapkan diri untuk membuka lapangan kerja yang baru, tidak hanya berfokus untuk mencari kerja diakhirnya, karena dengan menjadi wirausaha bahkan mereka juga dapat membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Begitu bukan?! Dan tentunya tidak lupa, untuk dapat menyukseskan program ini, diperlukan suatu wadah serta sarana untuk menampung dan menerapkan ide serta kreatifitas mereka agar tepat guna dan sasaran.

Online Shop via Social Media
Dari mulai saat duduk di bangku perguruan tinggi saya memutuskan untuk mulai berwirausaha, dimana saat itu kemajuan teknologi informasi sudah saya rasakan sepenuhnya dan saya akui sungguh sangat terasa banyak manfaatnya. Ya, hanya bermodal perangkat komputer dan koneksi internet, saya bisa dengan bebas mempromosikan dan menjual barang dagangan saya via facebook.


Produk jualan kamera lomo


Produk jualan sepatu lukis



Hasilnya? Jangan tanya. Dengan euforia pengguna social media yang terus tumbuh semenjak beberapa tahun kebelakang ini, metode pemasaran yang saya gunakan melalui media ini memang terbukti sangat jitu. Hanya dengan meng-upload foto barang yang hendak saya jual, bahkan seisi dunia pengguna sosial media yang sama bisa melihatnya. Sungguh peluang pemasaran yang besar.

Metode pemasaran yang dulu hanya dengan cara menjual barang melalui iklan media cetak, mouth-to-mouth, dan cara lainnya, dengan adanya media ini sungguh bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih mudah juga jauh lebih efisien dari segi biaya. Internet merupakan salah satu sarana yang dapat menciptakan pemasaran yang sangat besar, baik dari sisi membangun ekuitas merek (branding) maupun peluang untuk meningkatkan penjualan. Dan saya yakin sudah banyak yang mengakuinya.

Contoh lain yang baru saja dilakukan dengan teman saya adalah membangun sebuah bisnis jasa pembuatan design baik itu untuk untuk logo, stationary, brochures dan lain sebagainya. B-Design! Hadir untuk memberikan solusi pelayanan pemesanan design dengan metode pemasaran via website.  Dimana para customer tidak perlu datang langsung secara face-to-face dengan penjual jasa, tetapi bisa hanya dengan melalui website dengan bantuan e-mail dan media terkait lainnya dengan duduk manis didepan komputer rumah atau kantor. Mudah bukan? Betapa slogan 'Dunia ditangan kita' itu sungguh bukan lagi sebagai slogan semata.



Industri Kreatif bisa dari Industri Rumahan..
Industri kreatif tidak melulu harus menggunakan teknologi ataupun sarana prasarana yang canggih, industri ini juga bisa dimulai dari industri kecil bahkan dengan biaya rendah, bisa dimulai dari rumahan. Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan diundang untuk mengikuti suatu seminar yang digagas oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Kota Cilegon yang bertajuk ‘Meningkatkan Penjualan Produk Wirausahawati Cilegon Melalui Jaringan E-Marketing’. Disana para wirausaha, tidak hanya para wanita muda akan tetapi juga banyak ibu lanjut usia yang hadir karena tertarik dengan acara ini. Ada yang berjualan keripik pisang, kerajinan tangan, sampai dengan alat berat untuk bangunan juga loh ternyata.


Para Narasumber

Antusiasme Para Wirausaha saat sesi tanya jawab




Sesi Tanya Jawab




Saat seminar, para peserta diberi berbagai penjelasan mengenai wirausaha serta pentingnya peranan sektor UKM dalam menyokong ekonomi suatu daerah. Serunya, kebanyakan para peserta ibu lanjut usia yang berwirausaha ini, saat acara berlangsung berlomba-lomba untuk menanyakan hal-hal yang mereka tidak pahami, salah satunya mengenai kemajuan teknologi yakni pemasaran via internet alias E-Marketing. Ya, di umur mereka yang terbilang sudah tidak muda lagi, era digitalisasi dapat dikatakan masih terdengar sangat tabu. Mereka selama ini berwirausaha secara konvensional, mereka berjualan disuatu tempat baik itu mall ataupun pasar untuk menjajakan barang jualan mereka.

Saat pelatihan membuat blog

Selain seminar, saat acara juga para peserta diajak untuk berkenalan dengan teknologi, ya! Internet. Para peserta diajari untuk membuat sebuah blog yang akan dijadikan sarana pemasaran bagi produk yang mereka jual. Bagi sebagian peserta hal ini merupakan suatu hal yang baru. Lucunya lagi, ada beberapa anak muda dan ibu-ibu yang berulang kali mengacungkan tangan karena tidak mengerti atau tidak bisa mengikuti saat menjalani tutorial pembuatan blog ini. Kegiatan semacam inilah yang juga harus terus sering dilakukan dan gencar diupayakan pemerintah terutama bagi orang-orang yang tidak berada di kota-kota besar dengan akses teknologi infomasi yang terbatas. 

Menurut saya, dengan adanya kerangka kerja atau suatu cara melalui pembagian kelompok industri kreatif ini akan berperan penting dalam menentukan strategi pengembangan selanjutnya. Dengan mengetahui intensitas pemanfaatan sumber daya di dalamnya, maka strategi pengembangan sebuah sektor harus memperhatikan segala aspek yang dibutuhkan dalam industri tersebut. Selain itu, kebijakan pemerintah dari berbagai instansi yang menyentuh empat aspek dominan yang berbeda di dalam industri kreatif tersebut, seperti Seni dan Budaya, Media, Desain, dan Iptek, akan berdampak pula pada subsektor industri kreatif bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah terhadap pengembangan industri kreatif akan bersifat lintas sektoral dan membutuhkan koordinasi antar instansi. 

And I think, LP2EP has been steadily putting greater concern to make entrepreneurs-women in Cilegon city to have such a 'smart-power' for herself. In another way, I think LP2EP concern itself mostly with making valued contributions to national development. And it was so great!  

Mandiri dengan Wirausaha Muda Mandiri..
Berbagai inovasi dalam bentuk pelayanan terus dikeluarkan oleh Bank Mandiri sebagai salah satu Bank yang Terdepan dan Terpecaya di Indonesia, yang juga merupakan sebagai suatu bukti kecintaan Bank Mandiri kepada seluruh nasabah dan seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan Ekonomi. Ya, Progam Wirausaha Muda Mandiri merupakan suatu bukti bahwa Bank Mandiri berkeinginan untuk berkontribusi dalam menciptakan para pengusaha muda untuk mengembangkan bisnisnya. Program ini merupakan program utama Corporate Social Responsibility Bank Mandiri yang bekerjasama dengan seluruh pihak, baik dari kalangan Pemerintah maupun swasta, dunia akademisi, praktisi bisnis dan masyarakat.

Adapun pelaksanaan program Wirausaha Mandiri ini bertujuan untuk:
  1. Mengubah persepsi generasi muda terdidik yaitu mahasiswa untuk menjadi generasi muda yang mandiri, sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan.
  2. Menjadikan sektor UMKM sebagai sektor idaman bagi generasi muda untuk berkarya setelah menyelesaikan pendidikan dan menumbuhkembangkannya sehingga menjadi UMKM yang berkualitas.
  3. Meningkatkan kualitas dan jumlah usaha kecil sebagai salah satu faktor utama dalam meningkatkan perekonomian bangsa.
  4. Menghapuskan persepsi bahwa sebagian besar dari jumlah wirausaha tumbuh karena mengandalkan naluri dan network. Faktanya untuk menjadi seorang wirausahawan atau pengusaha sejatinya selain bakat dan dorongan dari lingkungan, kreativitas, tekad dan keberanian mengubah tantangan menjadi peluang juga tak kalah dibutuhkan.
  5. Mewujudkan dan mendorong peran serta perbankan dalam menggerakkan sektor UMKM sebagai pilar dan penggerak perekonomian bangsa yang berkemampuan tinggi.
  6. Memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui perkembangan UMKM khususnya di kalangan generasi muda.

Bank Mandiri terus memupuk citranya sebagai salah satu instansi yang peduli kepada para pelaku usaha kreatif berjiwa muda yang dikemas dalam program ini untuk menumbuhkan semangat entrepreneurship dan melahirkan generasi pencipta lapangan kerja. Adapun pada akhir tahun ini, Bank Mandiri lagi lagi menunjukkan kepeduliannya akan para pengusaha muda melalui workshop yang diselenggarakan di lima kota besar di Indonesia, diantaranya Surabaya, Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Makassar dengan total peserta mencapai 3.000 mahasiswa. 

Tentu saja hal ini semakin memperlihatkan kepedulian Bank Mandiri untuk memberikan kesempatan kepada para Wirausahawan Muda untuk berlajar, berlatih dan terus menggali potensi serta pengalamannya di bidang wirausaha secara mandiri dengan kredit pinjaman modal yang diberikan oleh Bank Mandiri. 

Individu, Organisasi, dan Masyarakat  Berinovasi secara Bersama-sama..
Dalam hal ini, inovasi dilihat sebagai generator penciptaan dan perbaikan atau bahkan modifikasi nilai guna sehingga nilai guna produk ataupun jasa yang ditawarkan semakin bermanfaat serta mempunyai daya saing tinggi. Karena inovasi bersifat sosial, manajemen inovasi perlu memperhatikan berbagai aspek sebelum, selama, dan setelah menggunakan hasil inovasi tersebut. Dan ini juga tergantung pada bagaimana individu, organisasi baik sektor pemerintah maupun swasta dan masyarakat berperilaku dan berinteraksi. 

Pada tingkat individu, inovasi ini berfokus pada kemampuan, motivasi, intelegensi, interaksi individu dengan lingkungannya untuk menunjang individu dalam menciptakan nilai dengan bertindak kreatif guna membuat pekerjaan atau pelayanan menjadi lebih baru dan lebih layak baik di mata dirinya maupun lingkungan sekitarnya. 

Sedangkan inovasi di tingkat organisasi lebih berfokus pada penciptaan nilai untuk organisasi, penciptaan pengetahuan, dan manajemen. Suatu organisasi cenderung akan melakukan inovasi ketika mereka menghadapi lingkungan yang dinamis dan kompleks, memiliki sumber daya internal, memiliki jaringan yang luas serta memiliki kapasitas organisasi untuk mengkombinasikan dan mengubah suatu hal menjadi hal yang baru. Disini, fokus utamanya adalah pada bagaimana para pengguna yang ditargetkan memperoleh manfaat dari produk (barang/jasa) yang ditawarkan. Inovasi pada tingkatan ini nyatanya membangun dan meningkatkan penghargaan (valuation) konsumen atau pengguna terhadap mmanfaat dari mengkonsumsi atau menggunakan produk yang dijual organisasi. Dan Bank Mandiri sudah terbukti melakukan inovasi ini dengan meluncurkan program Wirausaha Muda Mandiri.

Lalu, inovasi tingkat masyarakat (society) berfokus pada pemerintah, yang berjuang untuk menciptakan nilai bagi kebaikan dan manfaat masyarakat umumnya. Inovasi ini berfokus pada kegiatan, program, dan insentif untuk berwirausaha dan berinovasi untuk mendorong organisasi-organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk memperluas manfaat yang mereka hasilkan untuk masyarakat dan anggota-anggotanya. Dengan adanya hal ini, aspek dan peran sosial inovasi menjadi jelas. Pemerintah dapat menciptakan nilai melalui hukum dan peraturan dan melalui pelayanan-pelayanan yang menyediakan struktur dan stabilitas serta kepastian atau jaminan kualitas yang lebih baik. 

Setelah melihat definisi inovasi dan inti inovasi, pertanyaan penting selanjtunya adalah bagaimana menatakelola inovasi agar proses penciptaan nilai ini berbuah banyak. Jawabannya adalah dengan adanya disiplin inovasi yang menjiwai manajemen inovasi dan inovasi manajemen sekaligus.

Mampukan Indonesia? Tentu saja. Kenapa tidak?!

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.


Sumber referensi :
Pulungan, Ray Z. Parsioan. "What we talk about when we talk about entrepreneuship". Globe Magazine. Maret 2012
Fontana, Avanti. "Innovation Value". BUMN Track. Maret 2012