Mengejar Bebek Sampai ke Bangkalan, Madura!

Mengejar Bebek? Ke Bangkalan? Madura? Serius?! Yessssssssssssssssssss!

Hal pertama yang langsung saya ingat ketika mendengar kata Madura pasti tertuju pada makanan khas-nya, apalagi kalau bukan Sate! Tapi kali ini lain, jauh-jauh saya ke Madura cuma buat mengejar bebek! Beberapa kali saya mendengar cerita mengenai kuliner terkenal di Pulau ini, dan saya penasaran untuk membuktikannya.



Hari minggu itu, setelah sebelumnya dari Malang, kami pergi ke Pulau Madura. Mengikuti petunjuk arah, kami menyusuri jalanan dari kota Surabaya melewati panas teriknya panas matahari saat itu. Dari kejauhan saya melihat sebuah papan besar yang menginformasikan kalau Gerbang Tol Surabaya sekitar 1 kilometer lagi. Jalan Tol Jembatan Suramadu, jalan tol yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura ini terlihat megah ternyata. Tiangnya terlihat sangat kokoh juga kumparan kawat-kawat jembatan justru menambah pesona keindahan jembatan ini. Nah, berhubung hari itu weekend, trafik alias lalu lintas kendaraan di jembatan Suramadu ini cukup tinggi, ramai lancar.  

Anehnya masih berada di Kota Surabaya cuaca masih terang benderang, tapi begitu memasuki seperempat perjalanan di atas jembatan Suramadu, awan gelap terlihat menyelimuti Pulau Madura di sebrang sana. Dan nggak lama berselang, hujan pun mengguyur madura dengan intensitas yang cukup tinggi. Tapi untungnya hujan berlangsung tidak lama, hanya sekitar 15 menit..
 


Kalau bicara soal wisata kuliner memang nggak akan pernah ada habisnya perasaan. Saat sedang berwisata, salah satu tujuan wisata yang pasti akan ada dalam daftar adalah wisata kulinernya. Rasa-rasanya sih memang kurang pas jika mengunjungi suatu kota atau daerah tanpa menikmati kuliner khas dari daerah tersebut.

Kuliner khas Pulau penghasil garam ini yang saya tau memang hanya sate, pada awalnya, namun kemudian ternyata ada satu lagi nih kuliner khas Madura yang wajib buat dicoba. Nasi Bebek Simjay!

Bebek Sinjay terletak di Bangkalan, Madura, tidak terlalu jauh dari pusat kota. Dari pintu tol Jembatan Suramadu, RM Bebek Sinjay ini bisa ditempuh kurang lebih sekitar 20 menit. Begitu sampai di depan lokasi saya sempat terkejut melihat kerumunan orang yang mengantri panjang. Katanya, kalau mau kemari memang lebih baik menghindari jam-jam makan siang, tapi entah karena memang saat itu hari minggu jadi penuhnya luar biasa.




Begitu sampai, saya sudah dipusingkan untuk mencari tempat duduk. Dari ujung kiri sampai ujung kanan semua meja terisi penuh, paling ada satu dua meja saja yang kosong. Setelah berputar berkeliling seantero rumah makan, saya mendapat satu meja yang ada beberapa kursinya kosong. Sempat terjadi satu insiden sih, ada beberapa ibu-ibu yang menempati kursi-kursi yang sudah saya tempati, berhubung kayaknya muka saya kayak orang teraniaya dan saya juga nggak mau cari ribut, akhirnya saya memutuskan untuk cari meja lain lagi. Tapi karma berlaku sodara-sodara~ Nggak lama berselang, hujan angin menerpa Pulau Madura dan kemudian meja yang sebelumnya saya duduki terkena imbasnya, hahahaaa *ketawa setan*

Saat itu hampir satu jam saya menunggu, teman saya yang memesan makanan pun masih terlihat rapih berbaris dalam antrian padahal perut udah krucuk-krucuk. Sampai akhirnya dia datang, itupun masih belum membawa makanan ke atas meja, duh. Ternyata, mengantri itu baru step awal yang harus dilewati untuk dapat menikmati bebek sinjay, karena saat mengantri dia hanya memesan makanan dan membayar pesanan. Nah, proses si Bebek untuk sampai di meja kita dengan selamat ternyata harus melalui para pelayan yang berjalan hilir mudik mengambil nota. Krikkk. Untungnya saat itu kami membeli dalam jumlah yang sedikit, nggak terbayang rasanya jika ada pengunjung yang datang dalam jumlah besar. Oya, banyak yang datang lebih dari 20 orang loh dalam satu rombongan saat itu. Guess what? :p

Lalu, tadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~




*tatapan spongebob di ladang ubur-ubur* tring tringggg! Hahaha.

Akhirnya pesanan kami mendarat dengan selamat di meja eksekusi (meja makan-red). Saat pertama melihat tampilan bebek saya pikir seperti bebek-bebek goreng lain ah kelihatannya, tapi ternyataaaaa... rasanya memang beda, BBB deh pokoknya, bukan bebek biasa! Ha! Rasanya sendiri menurut saya sangat enak, gurih dan satu lagi yang paling penting, daging bebeknya sungguh sangat empuk. Mungkin kalau orang yang suka masak pasti tau deh kalau mengolah bebek itu bukan hal yang mudah, karena memang dagingnya yang terkenal alot, juga bau amis yang bisa ditimbulkan kalau pengolahan bebeknya salah. Cieee, chef anggi.. Yang nggak kalah menariknya itu sambal mangganya. Sensasi asam-pedas-manis ala nano-nano pun siap memanjakan lidah kita sambil menikmati bebek sinjay.

Dengan harga Rp.18.000,- per porsi, kita sudah bisa menikmati sajian bebek yang sungguh luar biasa. Ini serius, di Bandung pun saya sering berwisata kuliner yang berbahan dasar bebek, pun di Banten ada sate bebek dan berbagai olahan lain dari bebek, tapi Bebek Sinjay ini rasanya lain daripada yang lain.

Setelah puas menyantap satu porsi nasi bebek, satu porsi jeroan dan satu gelas besar es teh manis, kami pun bergegas keluar untuk menuju Surabaya, mencari destinasi selanjutnya..

Bye bye, Madura! See you next time..


xx,
agistianggi