Katanya: Resolusi



Mungkin bagi saya, juga sebagian orang, resolusi bisa diartikan sebagai suatu bentuk tekad untuk mencapai suatu harapan yang kelak ingin dicapai. Saya yakin diantara sebegitu banyak orang di dunia ini mempunyai tujuan hidup dan pencapaian yang berbeda-beda. Ada yang bertekad untuk segera menyelesaikan skripsi, ada yang ingin pindah bekerja, ada yang ingin segera mendapatkan pekerjaan baru, ingin berlibur, membangun rumah, membeli mobil, gadget canggih, punya pacar dan bahkan ada juga yang ingin menikah. Untuk hal yang terakhir, saya sempat berdiskusi dengan seorang teman pria, dia bilang memilih untuk menikah sekarang ini lebih pantas dikatakan nekad dibandingkan tekad. Lalu kami tertawa, atau lebih tepatnya dia membuat saya tertawa..

Setiap tahunnya saya tidak biasa menuliskan resolusi-resolusi saya di awal tahun, justru biasanya saya menuliskannya di pertengahan tahun. Kenapa? Karena di awal tahun rasanya terlalu mainstream, halahhh. Nggak, bukan itu sih permasalahannya. Karena satu dan lain hal saya akhirnya biasa menulis resolusi di pertengahan tahun, juga sebagai review apa yang sudah dan akan saya capai kemudian.

Seperti 2012 lalu, begitu banyak hal-hal tak terduga yang terjadi dalam hidup saya. Bahkan pada bulan-bulan akhir, saya banyak dikejutkan dengan berbagai hal tak terduga. Mulai dari mendapatkan hadiah dari cerita travelling dari detikTravel, menjadi juara 2 kompetisi menulis 'How to be a Good Blogpreneur' yang diadakan oleh Universitas Padjajaran, menjadi salah satu pemenang kontes blog yang diselenggarakan oleh PT PLN, dan terakhir menjadi Juara Pertama 'Citizen Journalism' yang diselenggarakan oleh Kabar Indonesia. Seiring berjalannya waktu saya juga belajar bahwa ternyata menang-kalah itu adalah hal yang biasa. Menang itu bukan segala-galanya dan bahwa tidak selamanya menjadi nomor satu itu hebat bukan? Setidaknya sih begitu, katanya..

Tahun 2012 sudah berakhir, tahun yang digadang-gadang suku Maya sebagai tahun terakhir bumi ternyata tidak terbukti. Wallahualam. Di tahun 2012 juga sungguh banyak syukur yang tercurah karena Ia memberikan saya banyak kesempatan untuk banyak berjalan-jalan. Pantai Tanjung Lesung, Pantai Ciputih, Pantai Badur, Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Tidung, Situ Cileunca, Yogyakarta, Malang, Surabaya dan Madura. Setiap tempat mempunyai kisah dan cerita sendiri. Dan semoga di tahun 2013 ini, akan lebih banyak tempat-tempat indah yang bisa saya datangi dan nikmati. Aamiin.

Sebetulnya, saya rasa dari tahun ke tahun resolusi saya tetap sama, tak banyak yang berubah rasanya. Begitu banyak cita, begitu banyak asa. Mewujudkan re-solusi. Re-solusi? Ya, re-solusi artinya pemecahan kembali. Standar, saya ingin hidup bahagia, kisah percintaan saya berjalan baik-baik saja (uhuk), dan kelak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Standar kan?

Kelak, ke depannya nanti, saya ingin menata kepingan-kepingan pixel hidup yang sempat tersusun secara acak.. untuk menjadikan kepingan itu indah, bernilai seni dan menarik hati orang yang melihatnya, seperti sebuah gambar atas maha karya tuhan yang luar biasa. Mereka bilang sih jalan hidup, atau lebih terkenal dengan takdir. Begitu.


Dalam suatu perbincangan dengan seorang pecinta fotografi, teman saya, dia menceritakan bahwa resolusi dalam sebuah kamera memang kerapkali dianggap nomor satu oleh para fotografer ..amatir. Lalu, kening saya tak henti berkerut, tak juga mengerti apa maksudnya.. Dia menjelaskan bahwa sesungguhnya lensa-lah yang teramat penting. Jika dimaknai lebih jauh, mungkin bisa dimaknai lebih  mendalam untuk kehidupan kita. Mungkin.

Menurut saya, bisa jadi lensa itu ibaratnya mata. Dan tentu saya, kita pasti setuju bahwa mata itu penting untuk kehidupan. Entah itu mata secara fisik, mata hati, dan mungkin juga mata pencaharian. Halahhhh.

Resolusi saya di 2013 ini standar, ingin bahagia, dibahagiakan dan membahagiakan. Definisi selanjutnya akan meluas dan bermakna seiring berjalannya waktu..

Sekian.


xx,
agistianggi