Perjalanan Panjang Menuju Desa Sawarna
Holidaaaaaaaay! Mungkin itu juga yang ada di pikiran setiap orang pada minggu lalu. Ya, libur akhir pekan dari jumat itu banyak dimanfaatkan orang-orang untuk berlibur.. untuk sejenak melepas penat, untuk terlepas dari rutinitas sehari-hari, dari setumpuk pekerjaan, dari hingar bingar ibu kota juga dari gemerlap lampu dan polusi udara.
Ready to go! Yeiyy! |
Memulai perjalanan dari kota Serang sekitar pukul 09.30, kami melaju melewati daerah Petir, sawah gunung, gunung kencana dan beberapa daerah yang tidak saya hapal semua namanya. Hujan juga sempat mengiringi perjalanan kami menuju Sawarna siang hari itu. Berhubung hari jumat, perjalanan juga terpotong karena para lelaki harus shalat jumat dimana akhirnya kami berhenti disalah satu mesjid daerah Cileles.
Setelah selesai shalat, perjalanan kami lanjutkan kembali. Perjalanan kali ini memang bisa dibilang nggak biasa rasanya.. jalanan terjal dan berliku, juga beberapa titik jalanan yang berlubang juga memacu adrenalin selama perjalanan. Kalau boleh memilih ya, rasanya saya akan lebih suka melewati perjalanan ini dengan menggunakan sepeda motor daripada naik mobil. Oya, kami juga melewati jalan ini karena katanya jalan ini lebih baik dibandingkan melewati daerah saketi ataupun pandeglang.
Tapiiiiiiii ternyata dibalik jalanan yang agak 'menyeramkan' ini juga menyimpan pemandangan bukit dan persawahan yang indah. Di satu daerah kami juga melewati pohon karet dan pohon kelapa sawit, hmm kalau malam-malam lewat sini sih bisa lain ya ceritanya.. soalnya selain jalanan yang berliku tadi, penerangan disini juga belum ada, jadi akan lebih baik kalau hendak melewati daerah ini menghindari saat awan mulai gelap.
Saat memasuki kawasan Malimping, dari arah pasar kami berbelok ke sebelah kiri. Kurang lebih dari situ menuju Desa Sawarna kurang lebih masih sekitar 1 jam lagi menuju terminal bayah. Lalu, dari terminal bayah ada pertigaan jalan yang menunjukkan tiga arah, setelah hampir terlewat kamipun menanyakan pada warga setempat arah menuju Sawarna. Dari situ baru kami tahu kalau jalan menuju sawarna sama dengan jalur menuju pelabuhan ratu, hanya saja pelabuhan ratu letaknya masih lebih jauh lagi.
Eits, perjalanan belum selesai rupanya dari situ.. dari terminal kami harus menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di pertigaan yang bertuliskan papan 'Selamat Datang di Sawarna'. Tapi tenang sepanjang perjalanan ini kita akan disuguhkan dengan pemandangan pesisir pantai berkarang yang menakjubkan, ditambah lagi hamparan persawahan hijau yang berbukit-bukit loh. Kemudian untuk sampai di penginapan sendiri masih membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, hehehe. Oya, serunya lagi untuk mencapai penginapan para wisatawan yang datang harus melewati sebuah jembatan gantung. Kenapa seru? Karena dijamin saat menaikinya kita akan pusing dan sedikit merasa was-was. Melihat bentuk jembatan gantung yang berbanding terbalik dengan jumlah penduduk serta kendaraan bermotor yang hendak melintas. Rasanya? Luar biasaaaa!
Oya, ngomong-ngomong soal penginapan. Kalau boleh saya sarankan sih lebih baik menelpon dari 2 minggu atau 1 bulan sebelumnya. Kawasan wisata Sawarna ini memang mempunyai banyak penginapan dengan rating harga tertentu tergantung fasilitas yang diberikan. Fyi, penginapan disini hampir semuanya menggunakan sistem pembayaran per satu orang, bukan per villa atau per penginapan. Harga penginapan sendiri per orang paling murah dikenakan biaya 120ribu sudah termasuk makan 3 kali. Sedangkan untuk penginapan tanpa makan dikenakan biaya 60ribu per orang. Saya sendiri baru mencari penginapan saat H-5 berlibur, jadilah kami kehabisan tempat menginap. Udah kelimpungan sih dan hampir putus asa (halahh) untungnya salah satu penyewa homestay menawarkan saya untuk dicarikan rumah warga sekitar untuk menginap. Lumayannn.
Perjalanan panjang yang menghabiskan waktu sekitar hampir 8 jam itu terbayar lunas. Dan selamat datang di Desa Sawarna! \o/
xx,
agistianggi
Setelah selesai shalat, perjalanan kami lanjutkan kembali. Perjalanan kali ini memang bisa dibilang nggak biasa rasanya.. jalanan terjal dan berliku, juga beberapa titik jalanan yang berlubang juga memacu adrenalin selama perjalanan. Kalau boleh memilih ya, rasanya saya akan lebih suka melewati perjalanan ini dengan menggunakan sepeda motor daripada naik mobil. Oya, kami juga melewati jalan ini karena katanya jalan ini lebih baik dibandingkan melewati daerah saketi ataupun pandeglang.
Tapiiiiiiii ternyata dibalik jalanan yang agak 'menyeramkan' ini juga menyimpan pemandangan bukit dan persawahan yang indah. Di satu daerah kami juga melewati pohon karet dan pohon kelapa sawit, hmm kalau malam-malam lewat sini sih bisa lain ya ceritanya.. soalnya selain jalanan yang berliku tadi, penerangan disini juga belum ada, jadi akan lebih baik kalau hendak melewati daerah ini menghindari saat awan mulai gelap.
Saat memasuki kawasan Malimping, dari arah pasar kami berbelok ke sebelah kiri. Kurang lebih dari situ menuju Desa Sawarna kurang lebih masih sekitar 1 jam lagi menuju terminal bayah. Lalu, dari terminal bayah ada pertigaan jalan yang menunjukkan tiga arah, setelah hampir terlewat kamipun menanyakan pada warga setempat arah menuju Sawarna. Dari situ baru kami tahu kalau jalan menuju sawarna sama dengan jalur menuju pelabuhan ratu, hanya saja pelabuhan ratu letaknya masih lebih jauh lagi.
Eits, perjalanan belum selesai rupanya dari situ.. dari terminal kami harus menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di pertigaan yang bertuliskan papan 'Selamat Datang di Sawarna'. Tapi tenang sepanjang perjalanan ini kita akan disuguhkan dengan pemandangan pesisir pantai berkarang yang menakjubkan, ditambah lagi hamparan persawahan hijau yang berbukit-bukit loh. Kemudian untuk sampai di penginapan sendiri masih membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, hehehe. Oya, serunya lagi untuk mencapai penginapan para wisatawan yang datang harus melewati sebuah jembatan gantung. Kenapa seru? Karena dijamin saat menaikinya kita akan pusing dan sedikit merasa was-was. Melihat bentuk jembatan gantung yang berbanding terbalik dengan jumlah penduduk serta kendaraan bermotor yang hendak melintas. Rasanya? Luar biasaaaa!
Oya, ngomong-ngomong soal penginapan. Kalau boleh saya sarankan sih lebih baik menelpon dari 2 minggu atau 1 bulan sebelumnya. Kawasan wisata Sawarna ini memang mempunyai banyak penginapan dengan rating harga tertentu tergantung fasilitas yang diberikan. Fyi, penginapan disini hampir semuanya menggunakan sistem pembayaran per satu orang, bukan per villa atau per penginapan. Harga penginapan sendiri per orang paling murah dikenakan biaya 120ribu sudah termasuk makan 3 kali. Sedangkan untuk penginapan tanpa makan dikenakan biaya 60ribu per orang. Saya sendiri baru mencari penginapan saat H-5 berlibur, jadilah kami kehabisan tempat menginap. Udah kelimpungan sih dan hampir putus asa (halahh) untungnya salah satu penyewa homestay menawarkan saya untuk dicarikan rumah warga sekitar untuk menginap. Lumayannn.
Perjalanan panjang yang menghabiskan waktu sekitar hampir 8 jam itu terbayar lunas. Dan selamat datang di Desa Sawarna! \o/
to be continue...
xx,
agistianggi