Selamat datang di Pantai Ciantir, Sawarna!
Selamat datang di Kawasan Wisata Sawarna..
Tulisan itu yang menyambut kedatangan kami saat hendak memasuki Desa Sawarna. Riuh ramai suara kendaraan bermotor, antrian mobil yang berjejer hendak mencari tempat parkir dan juga desakan orang yang hendak menyebrang melewati jembatan menjadi pemandangan yang biasa di saat liburan panjang datang.
Sebelum memasuki kawasan Sawarna sendiri sudah berjejer beberapa villa dan cottage sepanjang jalan, hanya saja memang jumlahnya terbatas. Dulu pertama kali saya ingin kemari karena saya diberi sebuah postcard dengan foto Tanjung Layar dari seorang teman baru ketika kami berwisata ke Ujung Kulon dan Pantai Ciputih. Dalam postcard itu juga menunjukkan bagaimana keindahan pantai Ciantir yang diambil dari Bukit Cariang.
Begitu masuk kedalam kawasan kita akan dipungut biaya sebesar 5ribu rupiah per orang. Selama berjalan menuju penginapan kita menyusuri jalan setapak diiringi pesawahan yang mulai menguning, juga penginapan yang berjejer rapi. Dari apa yang saya lihat, ternyata banyak juga yang bernasib sama seperti kami, kehabisan villa. Kebanyakan dari para wisatawan memanfaatkan rumah-rumah penduduk sekitar untuk menginap.
Setelah mengontak pemilik penginapan, kami diajak ke sebuah rumah penduduk yang akan kami tempati malam itu. Dari awal memesan, Ibu Oom sang pemilik elsa homestay, sudah mengatakan bahwa rumah yang akan kami sewa nanti sederhana. Tapi not bad lah, lumayan daripada nggak ada sama sekali. Oya, lebih seru sih pas liat orang-orang yang touring naik motor lalu mereka membawa tenda dan peralatan kemah lainnya dipinggir pantai.
Berhubung saat kami tiba hari mulai sore, karena nggak mau buang-buang waktu, akhirnya kami pun bergegas menuju pantai ciantir, sawarna.
Hmm.. Pantai Ciantir ini kalau saya bilang sih lumayan cukup bersih dan tertata rapi, jika dibandingkan dengan pantai Anyer. Hanya saja, disini ombaknya cukup tinggi, sehingga banyak yang menyarankan untuk nggak berenang. Menurut Ibu pemilik penginapan, beberapa minggu sebelum kami datang sempat terjadi sebuah insiden dimana 8 orang dinyatakan hilang terseret ombak saat bermain di pantai.
Cerita ini belum berakhir, pengalaman seru juga saya dapat saat berburu sunset yang indah di Tanjung Layar pada penghujung hari itu... Ciao!
Sebelum memasuki kawasan Sawarna sendiri sudah berjejer beberapa villa dan cottage sepanjang jalan, hanya saja memang jumlahnya terbatas. Dulu pertama kali saya ingin kemari karena saya diberi sebuah postcard dengan foto Tanjung Layar dari seorang teman baru ketika kami berwisata ke Ujung Kulon dan Pantai Ciputih. Dalam postcard itu juga menunjukkan bagaimana keindahan pantai Ciantir yang diambil dari Bukit Cariang.
Begitu masuk kedalam kawasan kita akan dipungut biaya sebesar 5ribu rupiah per orang. Selama berjalan menuju penginapan kita menyusuri jalan setapak diiringi pesawahan yang mulai menguning, juga penginapan yang berjejer rapi. Dari apa yang saya lihat, ternyata banyak juga yang bernasib sama seperti kami, kehabisan villa. Kebanyakan dari para wisatawan memanfaatkan rumah-rumah penduduk sekitar untuk menginap.
Setelah mengontak pemilik penginapan, kami diajak ke sebuah rumah penduduk yang akan kami tempati malam itu. Dari awal memesan, Ibu Oom sang pemilik elsa homestay, sudah mengatakan bahwa rumah yang akan kami sewa nanti sederhana. Tapi not bad lah, lumayan daripada nggak ada sama sekali. Oya, lebih seru sih pas liat orang-orang yang touring naik motor lalu mereka membawa tenda dan peralatan kemah lainnya dipinggir pantai.
Berhubung saat kami tiba hari mulai sore, karena nggak mau buang-buang waktu, akhirnya kami pun bergegas menuju pantai ciantir, sawarna.
Pantai Ciantir |
Cerita ini belum berakhir, pengalaman seru juga saya dapat saat berburu sunset yang indah di Tanjung Layar pada penghujung hari itu... Ciao!
Happy Holiday!
agistianggi