Menikmati Kota Pasuruan dari Ketinggian

Berada di kota orang sekian lama tapi nggak bisa mengeksplor satu demi satu setiap sudut kotanya itu buat saya rasanya Aaaaaaaaaaaaaaa~ ........menyebalkan! 

Dari awal bulan Desember 2013 lalu berada di Kota Bogor, kawasan puncak lantas pulang pergi Jakarta hampir sebulan, hingga sekitar pertengahan Januari menikmati perjalanan darat dari Bogor menuju Jawa Timur selama 31 jam. Dan akhirnya terdampar di Pandaan, Kota Pasuruan ini terhitung hampir 3 bulan lamanya. Keseharian yang hanya menikmati rutinitas yang 'itu-itu' saja, tentu bukan hal yang menyenangkan. Katakanlah semacam dikarantina. Mau keluar pagar sejengkal aja dari udiklat harus ijin ini-itu, ribet, sekalinya pun keluar diawasi pelatih dari Militer. *sigh*

Sampai akhirnya ketika praktek kunjungan ke Rayon kemarin kesampaian juga main, jalan-jalan, makan-makan sepuasnya sampai kalap sekalap-kalapnya di Taman Dayu haha!



Sungguh rasanya ibarat burung keluar dari sangkar, menyenangkan!


Nah, kemarin sewaktu praktek juga saya dan ketiga teman lainnya berkesempatan untuk 'jalan-jalan' ke lapangan dengan naik sepeda motor. Dari Rayon yang terletak di kawasan Sukorejo, jalan-jalan ke daerah Desa Tutur, Nongkojajar, sampai dengan perbatasan kawasan Gunung Bromo.

Jadi ternyata di Pasuruan ini banyak banget objek wisata yang menarik, terlebih karena lokasinya yang strategis antara jalur utama Surabaya-Malang. Pasuruan punya banyak pesona wisata alam, budaya, sejarah, juga agrowisata perkebunan apel, juga pesona pegunungan. Saat berada di kawasan Nongkojajar malah saya hampir lupa kalau kami berada di Pasuruan yang sangat panas. Saking sejuknya saya sih bilang kawasan ini Lembang ala Pasuruan.

Pengalaman yang nggak terlupakan banget rasanya saat pergi ke rumah salah seorang warga untuk melihat proses pemasangan baru itu seperti apa, untuk bisa sampai di rumah warga tersebut kami harus melewati jalanan panjang berliku, belum lagi akses dari jalanan umum melewati bukit yang jalan setapaknya masih menggunakan bebatuan. Lengkaplah sudah! Lucunya lagi saat hendak berjalan menuju bukit rumah warga tersebut, motor yang kami gunakan harus melewati area sungai dimana saat disana para warga sekitar ada yang sedang mandi dan memandikan kerbau secara bersamaan. 

Nah, setelah proses 'jalan-jalan' ke lapangan selesai, kami berniat untuk berjalan-jalan sebentar sambil menghabiskan waktu sebelum kembali ke Rayon. Dari kawasan Nongkojajar kami melihat ada petunjuk arah yang menginformasikan jarak dan aneka macam kawasan wisata beserta jarak tempuhnya dari tempat tersebut. Salah satu air terjun menarik perhatian kami, bukan karena bagus atau alasan lainnya, tapi hanya karena dari peta tersebut disebutkan bahwa lokasi itulah yang terdekat.

Bermodal setengah nekat akhirnya kami memacu motor ke daerah tersebut. Hembusan angin, udara dingin khas pegunungan dan pemandangan yang aduhai indahnya memanjakan mata kami sepanjang perjalanan. Namun setelah sekian lama berjalan dan bertanya ke penduduk sekitar kami tak juga sampai ke lokasi air terjun, sampai akhirnya menyerah untuk pulang karena keterbatasan waktu juga.

Sebelum pulang kami melewati hamparan kebun apel yang sedang berbuah!





Akhirnya setelah puas sekedar melihat-lihat dan berfoto ria, kami bergegas untuk segera kembali ke rayon. Tapi, sebelumnya kami berhenti sejenak di sebuah pertigaan yang merupakan salah satu jalan akses untuk menuju Gunung Bromo. Bromo, salah satu destinasi wisata yang sedari 2 tahun lalu sudah saya masukkan ke wish list dan saat itu kurang lebih hanya tinggal 20 KM lagi jaraknya. Aaaa!

Sayang sekali karena rasanya hanya tinggal sejengkal lagi menuju kesana tapi tetap menyenangkan!






Terima kasih Teh Mita, Aji, dan Harry. Kalian teman perjalanan yang menyenangkan!


One step closer to Bromo. Break the rules, anyone? ;)


Pandaan, 18 Maret 2014
Detik-detik menuju perpisahan..