Oase di Tengah Hutan; Warung Kelontong dan Para Pengecer BBM
Sudah terhitung dua kali saya ditempatkan di Kota kecil, yang pertama di Kota Prabumulih, sebuah kota di Provinsi Sumatera Selatan dan kali kedua hingga saat ini di Pangkalpinang, salah satu kota di Kepulauan Bangka Belitung. Secara garis besar dua kota ini memang berbeda, yang satu merupakan kota terkecil di tengah Sumatera Selatan, sedang yang satunya berada di sebuah Kepulauan yang dianugerahi banyak destinasi yang begitu indah. Jika ditilik dari segi pekerjaan, penduduk Kota Prabumulih mayoritas bekerja dalam bidang perdagangan dan industri serta perkebunan. Lain halnya dengan masyarakat Pulau Bangka yang notabene terletak di pulau kecil, selain menjadi pekebun lada, sawit dan karet mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Salah satu hal yang saya rasa selama tinggal di daerah/kota kecil adalah minimnya kehadiran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Berbeda dengan kota-kota besar dimana SPBU milik Pertamina bisa ditemui disetiap tikungan jalan bahkan selama 24 jam setiap harinya, di kota-kota kecil terutama pelosok, SPBU resmi semacam ini jarang sekali dapat ditemui. Kalau pun ada jumlahnya tidak banyak dan harus ditempuh dengan jarak yang cukup jauh, itupun dengan waktu operasi yang biasanya hanya sampai jam 5 sore saja. Oh ya dengan tambahan, terkadang hari Sabtu dan Minggu tutup. Awalnya saya sempat merasa kaget memang, tapi ternyata memang begini, lantas apa kabar wilayah yang memang sangat pelosok sekali dimana bisa jadi pasokan bahan bakar minya didistribusikan dengan jarak cukup jauh atau melewati drama panjang perjalanan darat laut bahkan udara.
Terkadang untuk beberapa alasan, seperti pekerjaan maupun sekedar hanya ingin pergi wisata akhir pekan, kami harus melewati jarak yang cukup jauh untuk tiba ditempat tujuan. Dan selama perjalanan pemandangan yang dilewati adalah hutan, kebun, pemukiman penduduk, hutan lagi, kebun lagi, hutan lagi, pantai dan hutan lagi. Memang begitu keadaannya. Tak terbayang rasanya jika mogok atau kehabisan bahan bakar ditengah hutan yang tidak begitu ramai lalu lalang kendaraan.
Oya, ada satu pengalaman berkesan sewaktu masih bertugas di Kota Prabumulih pada tahun 2014 lalu. Suatu hari untuk alasan pekerjaan kami harus pergi ke suatu desa yang jarak tempuh menuju lokasi tersebut hampir 2 jam perjalanan. Nah, ditengah perjalanan kami sempat merasakan was-was karena selain persediaan makanan yang menipis ternyata bahan bakar kendaraan kami juga menunjuk kearah ‘Empty’ sedangkan saat itu kami sedang berada ditengah jalan diantara hutan-hutan. Keberadaan SPBU jelas tidak bisa diharapkan disini, sedangkan pemukiman penduduk terdekat jaraknya masih cukup jauh. Bagai oase di padang pasir, kali ini oase yang kami temukan berupa warung kelontong dan penjual bahan bakar minyak dipinggir jalanan tengah hutan.
Diluar polemik beberapa waktu lalu perihal penjualan bahan bakar minyak jenis premium maupun solar dalam bentuk ‘Pertamini’ atau eceran yang dinyatakan illegal, justru di kota-kota kecil pengecer bensin sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan BBM. Memang, jika ditilik dari segi harga, kami sebagai pembeli harus rela membayar dengan jumlah yang sedikit lebih besar. Tapi rasanya hal tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkan para pengecer mengingat jarak yang bisa dibilang tidak dekat.
“Suami saya biasa berkebun karet dan jadi petani madu.” Jawab wanita paruh baya yang menggunakan daster tersebut sambil menuangkan bensin pada kendaraan kami siang terik itu. “Tapi kebunnya jauh, satu jam lah dari sini.” Pikiran saya mengawang membayangkan bagaimana bisa hampir ditengah jalanan yang didominasi hutan begini ada orang yang terpikirkan untuk membangun rumah dan belum ada penerangan jalan.
Lebih jauh Ibu tersebut menceritakan kalau ia dengan keluarga biasanya satu atau dua minggu sekali pergi ke Kota untuk berbelanja keperluan warung sekaligus membeli BBM ke SPBU menggunakan jerigen-jerigen air. “Namanya juga usaha, Mbak. Yang penting jujur aja, bisa nyambung hidup”, tuturnya dalam bahasa daerah dengan diiringi senyum.
Selain berjualan aneka keperluan harian di warung kelontongnya, beliau juga rajin membuat kemplang bakar buatan sendiri untuk dijajakan. Ia juga menjadi penampung warga-warga sekitar dimana mayoritas wanitanya merupakan ibu rumah tangga yang ia gerakan untuk turut berperan serta dalam perekonomian keluarga dengan membuat kemplang bakar. Selanjutnya, saat sedang ke Kota ia menitipkan semua kemplang tersebut ke koperasi langganannya. Saat itu saya sungguh terkesan dengan cerita Ibu dalam perbincangan jam makan siang kami yang kurang lebih hanya satu jam tapi memberikan kesan begitu mendalam. Ditengah keterbatasan sarana dan prasarana, Ia sangat pandai memanfaatkan peluang yang juga bermanfaat bagi sesamanya.
Saat ini pun di Bangka jika dalam perjalanan menuju suatu tempat saya kerap melihat para pengecer bahan bakar minyak ini, terkadang dia membangun saung kecil pinggir jalan yang memang sengaja untuk menjual bensin atau memang sengaja membuka warung kelontong. Bagi kami yang tinggal di daerah kecil, para penggiat usaha kecil seperti ini sangat membantu dan memiliki peran dalam keseharian.
Menciptakan Peluang untuk Memberdayakan Masyarakat
Alangkah sangat bermanfaatnya ya jika ia mengetahui bahwa saat ini ada jenis tabungan yang dibuat untuk memberdayakan mass market seperti usahanya yakni jenis tabungan yang digagas oleh Bank BTPN. Jadi, jika para penggiat usaha kecil turut ikut serta menabung dengan program ini, dana akan di kelola dengan program daya dimana ia tidak sebatas hanya tabungan saja, akan tetapi juga program berkelanjutan yang berfokus pada tiga pilar utamanya yakni Daya Sehat Sejahtera (Kesehatan), Daya Tumbuh Usaha (Pengembangan Usaha), dan Daya Tumbuh Komunitas (Komunitas)
Capacity building atau peningkatan kapasitas masyarakat desa saya pikir merupakan salah satu hal yang penting sebagai bagian penting dari program pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena peningkatan kapasitas inilah yang kelak akan menjadikan masyarakat desa lebih berdaya, memiliki pengetahuan dan wawasan.
Misalnya dalam hal ini meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam bertani, kerumahtanggaan bagi para Ibu, berwirausaha, industri dan keterampilan sejenisnya dapat dilakukan. Juga belajar dari sumber-sumber yang dapat diperoleh untuk mengetahui bagaimana memakai jasa bank, bagaimana membuka rekening dan memperoleh pinjaman. Belajar tidak hanya dapat dilakukan melalui sekolah, tapi juga bisa melalui pertemuan-pertemuan informal dan diskusi-diskusi kelompok tempat dimana mereka dapat membicarakan masalah-masalah, kan? Hal ini juga termasuk dalam fokus program Tumbuh Usaha.
Nah, program Daya merupakan realisasi dari komitmen BTPN untuk membangun kapasitas nasabah secara berkelanjutan, dengan memberikan kesempatan untuk tumbuh dan hidup yang lebih berarti. Sebagai program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan dan terukur. Seperti misalnya melalui Daya Sehat Sejahtera, BTPN memberi kesempatan kepada nasabah untuk dapat terlibat sebagai tenaga kesehatan dalam Program Kader Kesehatan. Untuk menjadi Kader Kesehatan, nasabah harus melalui seleksi dan pelatihan keterampilan serta pengetahuan dasar pemeriksaan kesehatan.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah upaya untuk memberikan akses untuk membangun kehidupan yang lebih baik dari segi kesehatan dan usaha bagi mereka melalui pengembangan komunitas. Berbagai kegiatan dirancang sebagai bentuk kontribusi dalam memberdayakan anggota keluarga pra-sejahtera untuk hidup sehat dan berwirausaha.
Simulasi Menabung untuk Memberdayakan
Bank BTPN juga membuatkan website yang dapat digunakan untuk membuat simulasi tabungan yang direncanakan oleh nasabahnya dengan memasukan nominal tabungan yang direncanakan beserta jangka waktu yang diinginkannya yakni bisa diakses melalui www.menabunguntukmemberdayakan.com
Stepnya seperti ini:
1. Masuk ke website www.menabunguntukmemberdayakan.com
2. Klik button 'Mulai Simulasi'
3. Masukan 'Nama', ' email' dan jenis usaha yang dipilih pada kolom yang disediakan, lalu 'Mulai Login',
4. Tentukan range jumlah yang ingin coba kamu tabung setiap bulannya beserta dengan jangka waktu yang diinginkan,
5. Klik button 'Lihat Hasil Simulasi'
6. Taraaaa... Hasil Simulasi yang kamu buat sudah muncul.
7. Selanjutnya jika ingin share hasil simulasi kamu bisa membagikannya via Facebook, Twitter dan email.
Dengan simulasi ini kita sebagai nasabah dapat melihat gambaran pertumbuhan dana sekaligus bagaimana dana tersebut dapat turut mampu memberdayakan mass market di Indonesia.
Dengan menabung di BTPN Sinaya, para nasabah juga turut memberdayakan jutaan mass market di Indonesia yang terdiri dari para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta masyarakat prasejahtera produktif melalui program Daya. Bila kamu tertarik untuk berpartisipasi dalam memberdayakan jutaan mass market Indonesia, kamu dapat menghubungi melalui email ke sahabat.daya@btpn.com loh. Program ini tentu sangat sayang sekali jika tidak diketahui masyarakat luas dan diinformasikan, jadi mari informasikan program ini bisa mulai dari lingkungan sekitar dan terdekat misalnya :)
Pangkalpinang, Bangka.
14 Februari 2016
Sumber informasi : Website Bank BTPN