PANTAI TANJUNG TINGGI, PANTAI 'LASKAR PELANGI'-NYA BELITUNG

Cuaca hari itu lagi-lagi rasanya kurang mendukung. Hujan sedari dini hari membuat saya beberapa kali terbangun. Schedule wisata hari kedua di Belitung awalnya sempat pesimis dapat direalisasikan. Sempat terjadi 'perdebatan kecil' antara saya dengan nope masalah haruskah kami mandi sebelum pergi snorkeling haha problematika anak muda pemalasan. Karena merasa nggak nyaman saya tetep kekeuh harus mandi dan diakhiri nope yang juga turut mandi sebelum pergi sembari menunggu hujan reda.

Tempat pertama yang kami datangi hari itu Pantai Tanjung Pendam. Pantai yang konon kerap dijadikan tempat nobar sekaligus nongkrong anak-anak gaul Belitung, cie. Nggak berniat lama-lama mengunjungi tempat ini memang hanya sekedar 'ingin tahu' saja, sekedar agar bisa coret salah satu nama tempat di check-list venue dalam notes. Gayanya. Pantainya sendiri masih terbilang sepi, hanya terlihat orang-orang yang hilir mudik lari pagi.


Jarak dari tempat kami menginap ke Pantai ini kurang lebih hanya 10 menit saja. Oya, saat ke Belitung kami menginap di salah satu rumah kost harian, saya kurang begitu ingat nama jalannya, yang pasti lokasinya terbilang cukup strategis dipinggir jalan raya. Dengan harga 150 ribu per malam, fasilitas yang ada itu kasur ukuran king size, kamar mandi didalam, kipas angin, dan TV! Murah kan? Berhubung beberapa kali teman-teman ada yang bertanya via group Whatsapp, email maupun Line soal penginapan di Belitung, tempat ini bisa saya rekomendasikan sih buat liburan hemat ala ala~


Nah selepas puas berfoto di Pantai Tanjung Pendam, kami langsung menuju Pantai Tanjung Tinggi menggunakan sepeda motor. Pantai yang lebih dikenal dengan Pantai Laskar Pelangi, karena shooting yang dilakukan pada film tersebut membuat terpukau para penontonnya berlokasi di pantai ini. Nope yang hari sebelumnya sudah kemari sendirian, kali ini terlihat lebih excited karena ada partner selfie dan juru foto. Berjarak sekitar 30 km dari pusat Kota Tanjung Pandan, inilah Pantai Tanjung Tinggi, pantai yang didominasi dengan bebatuan granit yang besar dan pasir putih nan halus.

Dulu, tahun 2008, sebelum film Laskar Pelangi sedang 'hot-hot'-nya saya sempat lebih dulu membaca novelnya. Sangat-sangat larut dalam tutur cerita yang dibawakan Andrea Hirata, imajinasi saya soal pulau ini kemudian jadi luar biasa ekspektasinya. Bahkan dulu saat menonton filmnya saya sempat nangis karena terbawa suasana. 

Ada yang bilang kalau kata-kata itu doa, saya tiba-tiba teringat obrolan singkat semasa jaman diklat di Udiklat Pandaan kalau saya dan beberapa orang teman ngebet ingin ke Pulau Bangka Belitung sebelum OJT di Palembang. Kemudian beberapa bulan berselang, entah ada angin apa, semesta menuntun saya kemari. Untuk menikmati alamnya, pemandangannya, kultur serta adat dan budayanya. Sendirian. *Padahal doanya hanya ingin liburan. Iya, iya, Allah mah kurang baik apa coba, dikasih liburan tapi inimah judulnya kelamaan. :|



Batu-batu granit yang ada di kawasan Tanjung Tinggi dapat berukuran beberapa ratus kubik. Tumpukan batu-batu granit setinggi 2 meter, membentuk bukit-bukit di sepanjang pantai serta lorong-lorong maupun gua-gua kecil dan menyekat-nyekat di pantainya. Kita bisa naik ke atasnya loh, tapi ingat untuk tetap hati-hati ya!

Pagi itu kami pengunjung pertama yang menginjakkan kaki disana. Masih bisa teriak-teriak excited buat video. Main-main di pinggiran pantainya juga asyik. Air lautnya berwarna biru kehijauan, sayangnya hari itu cuacanya agak mendung. Padahal jika cuaca cerah pantulan cahaya matahari yang menyinari lautan ini biasanya akan menimbulkan warna yang ciamik indahnya. 





Puas bermain air ala ala, foto-foto loncat yang walaupun agak awkward karena cuma berdua doang, pokoknya happy aja rasanya. Sayangnya dipantai ini fasilitas untuk umumnya masih kurang memadai, ruang ganti pakaian, kamar mandi dan musholla misalnya. Jadi saat ingin main air kami berpikir ulang karena berarti harus basah-basahan naik motor dari pantai Tanjung Tinggi ke lokasi untuk menyebrang ke Pulau Lengkuas dari Pantai Tanjung Kelayang. Duh, kan.

Nggak jauh dari pantai-pantai di Bangka sih rasanya, di Belitung juga masih terbilang sepi walaupun memang jauh lebih ramai disini daripada di Bangka. Pemandangan alamnya pun jauh lebih indah, saya akui. Pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Pandan saya pikir sepi karena memang sudah sore, tapi ternyata besoknya saat jalan-jalan memang betulan sepi. Kalau bahasanya nope, kamu bisa 'gogoleran' dijalan sepuasnya hahaha (dibaca: tidur-tiduran).







Karena kami nggak mau kesiangan untuk bisa sampai di Pulau Lengkuas akhirnya kami bergegas untuk pergi ke Pantai Tanjung Kelayang. Walaupun sebetulnya masih belum merasa puas saat berlibur kemari, setidaknya itu yang bisa dijadikan alasan untuk datang kesini lagi. Berhubung sudah dua kali gagal niatan untuk mengajak keluarga berlibur ke Bangka, mungkin nanti bisa dijadikan pertimbangan berliburnya ke Belitung aja. Yuhuuuu!



Bangka. 9 Maret 2016
Sepulang menyaksikan Gerhana Matahari Total di Pantai Terentang, Koba, Bangka Tengah!
Amazingly Total Solar Eclipse Euforia~~