PERASAAN

Komunikasi masih jadi peer terbesar dalam menjalani hidup rasanya. Kenapa kok rasanya sulit banget untuk ngungkapin apa yang dirasa, apa yang dipikir, terlalu banyak nanti gimana kalau begini, nanti gimana kalau begitu.. capek gasih bergumul sama perasaan sendiri. Marah masih menjadi struggle tersendiri buat saya, sampai saat ini. Ketika marah saya lebih suka diam, terkadang takut salah ucap jika diungkapkan dan akhirnya berujung nyesel, terkadang diam juga dianggap biar nggak memperbesar masalah tapi jadi penyakit buat badan sendiri tanpa disadari dan akhirnya duaaar meledak karena terlalu lama dipendam.

Pengen deh belajar sederhana.. jika ada sesuatu atau seseorang yang membuat saya marah dan kecewa, entah dia meminta maaf ataupun tidak, hati saya ikhlas untuk menerima.. ikhlas untuk memaafkan. Yang sudah ya sudah biar aja berlalu. Kalau Allah masih memberi kesempatan untuk melihat hari esok, Alhamdulillah. Belajar untuk living life to the fullest. Urusan besoknya seperti apa, Allah sebaik-baiknya tempat bergantung. Itu aja.

Marah dan benci itu perasaan yang amat berat dan rumit ternyata. Hati saya terlalu kecil untuk perasaan yang sebesar dan seberat itu..

Belajar untuk release emosi yang ada dengan cara yang baik. Lepaskan yang mesti dilepaskan. Ikhlaskan yang mesti di ikhlaskan.

Semoga Allah mudahkan.

Aamiin.