Kita dan Sepotong Tanda

Hey!

Suatu hari nanti, aku ingin mengajakmu mencuri-curi waktu ke tempat ini. Berdua. Ya, Hanya berdua. Hanya sekedar untuk diam, saling menatap tanpa berucap, hanya sekedar untuk meninggalkan jejak..

Aku ingin mengajakmu kemari, untuk menutup mata sejenak ..untuk membiarkan angin menyisir rambut kita ..membiarkan semilirnya membisik kecil di telinga ..membiarkan awan membawa serta semua asa dan rasa ..membiarkan debur ombak meracau semua alur masalah dalam kepala, membuat kita sejenak terlupa ..membiarkan semua isi pikiran kita berkelana kemana-mana, membiarkannya memikirkan hal-hal tak terduga.

Aku ingin segera mengajakmu kemari, menatap semesta diatas hamparan rumput hijau basah sehabis diterpa hujan semalam, di hadapan samudera, di bawah badan sebuah pohon besar yang meneduhi kita, selanjutnya mari kita nikmati wangi rumput basah yang membawa ingatan kita pada setiap lembaran cerita. Mari kita berdansa dengan semua kenangan, melupakan segala sakit yang mungkin pernah ada. Mari kita berdamai dengan realita..

Tetaplah terpejam. Aku akan membisikkan cerita-cerita kecil yang akan membuatmu tertawa. Kata yang membuatmu tak ingin berhenti tersenyum karenanya. Sssst, ingat ini rahasia kita berdua. Kita pernah membiarkan rasa tumbuh begitu saja, tanpa mengikatnya dengan apa-apa. Disini aku ingin kamu menyadari, sebenarnya kita tidak pernah benar-benar berpisah.

Dalam gelap, kita saling menggenggam, aku ingin kita mengerti semua pertanda. Aku ingin kita menyadari bahwa ada suatu alunan merdu dari semilir angin yang menggoda, ada suatu tekad dari ombak yang menabrak karang, ada suatu rasa dari wangi rumput sehabis diserang hujan, ada keindahan ketika dahan-dahan bergesekan, ada suatu kepasrahan saat daun jatuh dari tangkai, bahkan ada suatu kekuatan besar dari kerikil yang kita injak. Ada banyak tanda. Kita harus mengerti bahwa semuanya berjalan sempurna sesuai dengan apa yang diinginkan semesta. Dan kita tidak bisa menerka.



xx,
agistianggi