DIALOG DINI HARI


***


Aku bermimpi pergi ke suatu tempat

denganmu

pada suatu hari

di bulan Juli

Ternyata Bumi punya dua gravitasi;

Ia menjatuhkanku ke tanah suatu kali,

...dan menjatuhkan aku padamu berkali-kali.

Yang saat rindu selalu kuputar lagi dan lagi;

saat kamu berlari

saat kamu bernyanyi

saat kamu tersenyum lima jari

atau saat kamu tertawa berseri

Semua aku bagi.

Dan langit hari itu jadi saksi.

***

Adalah tentang ombak yang pecah diantara gelombang.

Atau tentang deru riak yang beramai-ramai saling menyapu pesisir..

Langit,

angin,

ombak,

pasir,

biru,

dan kurang kita.

Mungkin sebenarnya ada alasan mengapa hingga kini masih hanya laut dan aku saja.

..bukan laut dan kita. 

Kamu menatapku, dalam. 

Karena aku masih ingin kamu melihat laut dan merasa bahagia, gumamnya. 

"eh?"

Lalu kamu bertanya kelanjutan mimpiku.

Aku hanya menatap jejak kaki kita yang tersapu ombak.

Hilang tanpa jejak.

Mungkin semacamnya.

Kamu tersenyum,

"...aku pikir tidak akan sama, apabila suatu hari salah satu dari kita pergi, tapi kemudian kita tidak lagi ditakdirkan mengunjugi laut yang sama untuk kedua kalinya."

Simpul.

Aku menarik nafas panjang.

Lebih dalam,

lantas berbalik dan membalas senyumnya, 


dua kali lebih lebar.

...Apakah langit pernah memintamu mendongak untuk membuktikan bahwa ia lebih tinggi darimu? 

Jawabannya sama seperti pertanyaan apakah kamu pernah meminta aku untuk mencintamu begitu dalam; 


tidak.​



....Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya....



*) Challenge accepted (3); Payung Teduh - Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan.