Postingan

Cinta Luar Biasa di Sebuah Sekolah Luar Biasa

Gambar
Sewaktu kecil saya punya sejuta impian. Ketika ada yang bertanya mau jadi apa kelak saat dewasa, di satu waktu saya akan dengan mantap menjawab dokter, di waktu lain saya akan menjawab aktris, selanjutnya polisi wanita, guru, designer dan lain-lain-lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, seiring bertambah usia dan berkembangnya pola pikir seseorang, maka impiannya pun akan berubah-ubah. Begitu juga saya. Semenjak duduk di bangku sekolah dasar, bagi saya guru adalah orang tua kedua disekolah. Bahkan terkadang saya lebih sering menuruti apa yang diperintahkan atau disarankan oleh ibu dan bapak guru daripada orangtua sendiri. Guru mempunyai tempat tersendiri di hati para muridnya. Seorang guru yang baik dapat membangun dirinya untuk dapat mendidik, menginspirasi, menggerakkan anak didiknya untuk mengubah diri mereka menjadi jauh lebih baik.   Lebih jauh, perilaku seorang guru kerap kali dijadikan panutan bagi anak-anak didiknya. Karena tanggung jawab seorang guru bukanla...

Kenapa Kita?

“Kenapa kita harus saling menasehati? Jawabannya bukan karena kita sudah bijak pol, sudah keren maksimal menjalani hidup ini jadi pantas memberi nasehat.  Tapi karena justru kita sering mengalami masalah, dan kita tahu persis betapa tidak enaknya ketika orang-orang pergi, tidak peduli, tidak ada yang membesarkan semangat dengan satu dua potong kalimat baik penuh hikmah. Kenapa kita harus menolong orang lain? Bukan karena kita ini sudah jadi superman, sudah jago menolong siapapun. Melainkan, karena justru kita pernah mengalami kesusahan, kesulitan hidup, dan kita tahu persis betapa tidak enaknya ketika tiada yang bersedia menolong. Dan terakhir, kenapa kita harus senantiasa memberi? Jawabannya juga bukan karena kita ini sudah kaya raya, punya segalanya, bukan karena itu. Melainkan, karena kita pernah tidak punya apa-apa, dan kita tahu rasanya tidak memiliki apapun. Inilah sajak kenapa kita. Sungguh beruntung orang-orang yang paham.” -Tere-liye

Sahur on The Road; Ketika Semua Orang Menjadi Master Chef

Gambar
Ini kali ketiga saya melakukan sahur on the road di bulan Ramadhan sama keluarga dan ngg..teman tersayang haha. Dari sekian banyak hal yang bikin kangen di bulan yang penuh berkah ini, kayak sahur, buka puasa bersama, sholat tarawih (walaupun bolong-bolong, hiiiii), jadi ajang reuni sama teman lama ....bagi saya sahur on the road ini juga sangat sangat berkesan dan ingin selalu diulang. Kenapa? Karena seisi rumah mendadak jadi Master Chef, hihi. Jadi, sebagai salah satu ungkapan syukur, kami menyisihkan sekian persen pendapatan untuk berbagi dengan orang lain. Berhubung dana yang dikumpulkan terbatas, sedangkan jika kami memesan makanan ditempat-tempat makan jumlahnya akan sangat terbatas. Akhirnya saya dan mama menyiasatinya dengan memasak makanan sendiri, packing sendiri, dan lain sebagainya sendiri. Lalu, seisi rumah berubah menjadi Master Chef. Bahkan sampai adik saya paling kecil, Aurellia yang usianya belum genap 4 tahun, pun ikut ngerecokin masak-masak. Dia hobby bikin kue, ...

[DIY] Membuat Kalung dari Material Bekas

Gambar
Dalam rangka bingung-mau-ngapain-dari-pada-bengong, minggu lalu saya akhirnya mulai ngubek-ngubek lagi isi box. Kemarin-kemarin, sebelumnya sempet kerajinan bikin bros tiap minggu, eeh kesininya lupa aja gitu. Berhubung bulan puasa dilarang bengong, apalagi stalking timeline mantan (ups!), terlebih lagi searching baju online shop yang berakhir penyesalan karena kalap *astagfirulloh* *cek mutasi rekening* *kemudian nangis gugulitikan* it's a big no! saya rasa bikin kerajinan tangan kayak gini bisa sedikit membuat waktu-waktu saya terpakai nggak percuma. Horaaaaaaaay! Berhubung saya tipikal orang yang suka berpikir dua kali saat mau buang barang-barang yang nggak terpakai, jadilah dirumah dan dikosan numpuk box-box yang isinya beginian. Kadang ada sisa kain bekas, sisa pita, pin-pin kecil, bahkan sampai mainan adik saya yang paling kecil juga sering saya daur ulang jadi benda-beda ajaib. Kadang tiba-tiba jadi tempelan dinding, kadang tiba-tiba jadi gantungan kunci, kadang tib...

[Book Review] Milana, Karya Bernard Batubara

Gambar
Judul Buku: Milana Pengarang: Bernard Batubara Editor: Siska Yuanita Ilustrasi Sampul dan Isi: Lala Bohang Tebal: 192 hlm; 20 cm Cetakan: 1, April 2013 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Karena penasaran sering sekali baca review kumcer ini, saya akhirnya memesan lewat @bukabuku. Dan ya, saya terkesan sepanjang perjalanan membaca cerpen-cerpen karya Bara yang satu ini. Meskipun nggak semua cerpen dalam kumcer Milana: Perempuan Yang Menunggu Senja ini bermuatan kesedihan, tapi banyak kesedihan yang bisa dikumpulkan selama pembacaan dengan gaya bercerita yang berbeda-beda. Cinta adalah faktor penyebab kesedihan terbesar, tapi bukan satu-satunya. Dalam cerpen berjudul 'Milana' yang kemudian namanya menjadi judul buku ini. Cerpen ini sebenarnya sudah pernah saya baca di blognya bara dengan judul 'Senja di Jembrana' tapi katanya untuk keperluan buku ini judul diganti. Bara menceritakan 2 tokoh dengan apik, pecinta senja melalui lukisan dan fotografi. Milana selalu menai...

Hujan Jangan Marah..

Mereka memanggilku hujan, entah siapa yang pada awalnya memberiku nama begitu, karena aku tak punya orang tua. Ah, tapi apalah arti sebuah nama, mereka bilang. Hujan, nama yang cantik bukan?  Bentukku kasat mata dan aku suka berkeliling dunia, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Disapu angin dari satu kota ke kota lainnya.  Aku suka ketika anak-anak kecil menari denganku sambil bermain bola. Mereka terlihat sangat bahagia. Berguling di atas tanah dan rumput yang baru saja aku basahi. Berguling, berlari. Mereka tertawa. Mereka tampak bahagia. Tapi sekarang.. Aku sedang berduka. Banyak yang menghina kedatanganku. Ketika intensitas kedatanganku meningkat, katanya banyak manusia yang jatuh sakit dan selalu aku yang disalahkan. Banyak yang mengeluh atas kehadiranku. Banyak yang menghinaku. Aku sedang berduka. Aku sering mendengar manusia berkata, 'Ah, sial!'  saat aku hendak menyapa kota mereka. Katanya aku sering merusak jadwal manusia yang sud...

Passion [Not Fashion] Show

Gambar
Berawal dari cerita seru sambil les bahasa inggris online dari cambridge-academy, saya dan seorang teman bercerita sedikit pengalaman temannya-teman yang pada akhirnya membuat saya lebih mengerti kenapa passion memang sudah seharusnya saya miliki. Saya cari, lalu saya kejar dengan pasti. Jadi, dia cerita soal temannya yang mendapatkan beasiswa short-course selama 2 minggu di Belanda dari sebuah organisasi. Dia juga menunjukkan cerita-ceritanya dalam blognya, tapi nggak berani saya publish karena harus dapet perijinan dulu dari yang punya. Dari situ berlanjut deh malem ini saya tadi baca, ubek-ubek ceritanya satu per satu. Panggil saja dia teteh 'S'. .....ceritanya, udah beberapa tahun terakhir S ngejar banyak beasiswa untuk bisa kuliah di Belanda, tapi semua applynya selalu berakhir dengan penolakan. Puluhan kali nerima email dari universitas yang menolak permohonan beasiswanya. Sedih? Dia bilang 'ya!'. Buat S, kuliah di luar negeri udah jadi mimpinya dari dulu. B...